Ilustrasi kaleidoskop tahun 2023. (Farhan Anfasa Hidayat/SM)
Kalender sudah di akhir lembar, tersisa sobekan terakhir. Tinggal menunggu waktu untuk membeli yang baru. Tetapi sebelum itu, kiranya pembaca sekalian musti merenungkan kembali lembaran kalender 2023 sembari menikmati sajian terakhir Suara Mahasiswa di tahun ini.
Topik-topik terhangat setahun ke belakang telah kami pilah sedemikian rupa, khusus untuk pembaca sekalian. Tentunya topik masa lampau tersebut bukan sekedar untuk diingat, tapi juga dijadikan pembelajaran dan sumber hikmah di masa mendatang. Berikut ini rangkuman yang kami sajikan.
1. Pembacokan terhadap Mahasiswa Unisba
Awal yang kurang menyenangkan menjadi pembuka tahun 2023, pada Jumat menuju tengah malam, (06/01). Beberapa mahasiswa yang sedang menongkrong di tangga menuju Gedung Dekanat Unisba, Jl. Tamansari No. 24, tiba-tiba diserang oleh sekelompok orang bersenjata tajam. Dua orang pun menjadi korban, salah satunya mesti dilarikan ke RS dan mendapat luka jahitan, sementara satu lainnya mengalami luka ringan.
Kabarnya, pihak kepolisian telah mengamankan empat orang pelaku. Namun, karena tidak adanya laporan aduan, kepolisian tidak melakukan proses hukum lebih lanjut.
Setelah sebelumnya pendaftaran Calon Presma beserta wakilnya diperpanjang hingga hampir dua bulan, proses pelaksanaan Pemira kembali ditunda. Hal itu merupakan akibat kericuhan antara beberapa pihak di pemungutan suara hari kedua, Kamis, (16/02).
Pasca kejadian tersebut, pelaksanaan Pemira tidak berjalan dengan baik. Keributan-keributan kecil lain ikut mewarnai prosesnya. Tak tanggung-tanggung, jarak jeda dari awal penundaan sampai dilanjutkan kembalinya perhitungan suara terakhir, Senin (04/09), adalah 200 hari.
Di hari itu, Paslon 02 mendapat sanksi, Paslon 01 pun menang akibat diskualifikasi lawannya.
3. Wisuda Dilaksanakan Offline Perdana
Pasca pandemi menerpa, beberapa kegiatan sudah jarang, bahkan tidak pernah, dilaksanakan secara luring kembali. Oleh karena itu, euforia wisuda yang pertama kali dilaksanakan offline cukup terasa.
Meski begitu, masalah parkir dan kemacetan masih terus membayangi kegiatan seperti wisuda di Kampus Tamansari I. Kabarnya pihak kampus akan mempertimbangkan penggantian venue wisuda. Hmm. Cukup menarik, kita tunggu saja.
4. Pelecehan di Toilet Masjid Al-Asy’ari
Pada pertengahan tahun di Bulan Juli, tepatnya Sabtu (15/07), media sosial warga Unisba digegerkan dengan berita pelaku penguntitan yang tertangkap basah sedang merekam lawan jenis di toilet Masjid Al-Asy’ari. Pelbagai komentar pun memenuhi kolom komentar.
Mirisnya, Masih banyak khalayak yang menyalahkan korban dalam kasus ini. Mereka beranggapan korban tidak sepatutnya menggunakan toilet laki-laki. Di sisi lain, banyak pula masyarakat yang masih berpihak kepada korban.
Mau bagaimanapun, kegiatan merekam orang lain di ruang privat tidak dapat dibenarkan, baik perempuan di toilet perempuan, laki-laki di toilet laki-laki, ataupun kebalikan keduanya.
5. Video Tuntutan AMU kepada Unisba yang Viral
Beberapa video tuntutan mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Unisba (Baca: AMU) menjadi viral di platform media sosial Tik-Tok. Rektor Unisba Edi Setiadi pun menanggapi tuntutan tersebut dengan beberapa jawaban.
Kritik terhadap instansi pun merupakan bagian dari kebebasan berekspresi. Di sisi lain, apakah cara yang dilakukan AMU benar atau tidak mungkin dapat pembaca nilai sendiri.
6. Kekerasan terhadap Insan Pers
Senin, (14/08), dua orang jurnalis mengalami tindak kekerasan dari aparatus kepolisian kala meliput aksi Warga Dago Elos yang berujung bentrokan. Hal tersebut menunjukkan tingkat kebebasan pers yang belum ‘bebas-bebas amat’.
Dua pekan setelahnya, Aliansi Jurnalis Independen Bandung, bersama dengan organisasi profesi wartawan lain menggelar aksi di depan Kantor Polrestabes Bandung. Mereka menuntut agar aparatus kepolisian dapat menghargai profesi seorang jurnalis dengan tidak melakukan represi.
7. Perlawanan ‘Tamansari Melawan’
Hari itu, Rabu (18/10), merupakan hari berat yang tidak disangka-sangka oleh Eva Eryani, satu-satunya warga Tamansari RW. 11 yang masih berjuang dan bertahan dari penggusuran Proyek Rumah Deret (Baca: Rudet). Di hari itu, penggusuran diwarnai dengan kekerasan dan konflik horizontal dengan warga Pro Rudet.
Selain itu, upaya menghalang-halangi kerja jurnalistik juga dilakukan oleh pihak penggusur yang digawangi Satpol PP Kota Bandung dan Warga Tamansari Pro Rudet.
8. Dehumanisasi kepada Warga Palestina
Masih pada bulan Oktober, tindakan dehumanisasi tidak hanya terjadi di Indonesia melalui penggusuran. Saudara se-manusia kita di Palestina dibombardir oleh serangan manusia lain dari Militer Israel.
Seruan solidaritas pun banyak berkumandangan di berbagai belahan Indonesia, baik dari kalangan agama maupun bukan. Memang, ini bukan tentang agama sahaja.
Di bulan Desember, kisah dehumanisasi masih menjadi sorotan utama. Pasalnya narasi-narasi anti-Rohingya berdasarkan xenophobia banyak bertebaran di media sosial. Orang-orang Rohingya yang berlabuh di Aceh pun dinilai berkelakuan tidak sesuai dengan norma kemasyarakatan di sana.
Narasi-narasi tersebut pun banyak menyebabkan pengusiran terhadap bangsa yang sudah terusir dari negaranya itu. Apakah norma yang lokal bisa menjadi alasan dihilangkannya hak-hak kemanusiaan seseorang?
Tanpa mengurangi rasa hormat sedikitpun pada bangsa Aceh, tentu sekalian pembaca yang bijaksana dapat menjawabnya sendiri.
Menjelang tahun politik, jalanan Tamansari pun banyak dipenuhi spanduk-spanduk kampanye. Padahal, sesuai dengan Keputusan KPU Kota Bandung, Jalan Tamansari seharusnya bersih dari Alat Peraga Kampanye.
Melihat jalanan Tamansari yang didominasi oleh kampus-kampus ternama di Kota Bandung, apakah peserta-peserta Pemilu 2024 itu memang menargetkan mahasiswa sebagai pemilih muda? Lalu, mahasiswa mau pilih apa di Pemilu nanti?
Demikian rangkuman yang dapat Suara Mahasiswa sajikan, semua hal di muka bisa sekalian pembaca jadikan pelajaran dan ambil hikmahnya. Betapa tahun yang begitu menarik, tentu rasa syukur mesti dipanjatkan karena telah diberi umur untuk menikmati tiap harinya.
Tidak sabar untuk mengetahui ada apa saja yang akan terjadi di 2024 nanti. Semoga kita semua diberi umur untuk dapat mencari tahunya dengan mata kepala sendiri.
Salam,
Redaksi
*Diolah dari berbagai sumber