Aksi solidaritas untuk Palestina dan daerah-daerah lain yang megalami penindasan serupa. Aksi ini digelar oleh Aliansi Gerakan Rakyat Indonesia Untuk Kemerdekaan Palestina di Taman Dago Cikapayang, pada Minggu, (19/11). (Foto: Muhammad Dwi Septian/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba– Aliansi Gerakan Rakyat Indonesia Untuk Kemerdekaan Palestina menggelar aksi solidaritas sebagai respon dari peristiwa penindasan di Palestina dan beberapa daerah lokal yang mengalami hal serupa. Aksi yang dilaksanakan di Taman Dago Cikapayang, Kota Bandung, Pada Minggu, (19/11), ini dihadiri oleh aliansi masyarakat sipil, seperti gerakan buruh, gerakan petani, mahasiswa, suporter, dan elemen rakyat lainnya.
Koordinator Lapangan (Korlap), Fay, mengatakan terdapat beberapa tuntutan dalam aksi tersebut. Di antaranya, mengutuk berbagai macam tindakan yang dilakukan zionis kepada warga Palestina, menuntut pemerintah Indonesia memutus perdagangan ekonomi dan politik dengan Israel, serta menuntut pemerintah Indonesia memutus hubungan dengan pemerintah Amerika Serikat (AS) sebagai pemasok bantuan terbesar kepada Israel.
Selain Palestina, tuntutan lain juga dibawa pada aksi kali ini. Mereka menuntut pemerintah Indonesia untuk menghentikan perampasan ruang hidup di Wadas dan berbagai titik konflik lainnya, menghentikan keterlibatan militer pada ruang-ruang sipil, menghentikan agresi militer di Papua Barat, serta menghentikan kriminalisasi.
“Tentunya aksi ini merupakan respon kita dari apa yang terjadi di lapangan, khususnya di Palestina. Akan tetapi, kita juga mengangkat isu-isu lokal yang sekiranya relevan dengan kondisi serupa di Palestina sana, seperti di Papua, Rempang, atau pun mungkin di Bandung sendiri seperti di Dago Elos dan Tamansari,” ungkap Fay pada Minggu, (19/11).
Aksi ini pun diisi dengan orasi, tarian Palestina, serta membentangkan poster dan bendera Palestina. “Jadi kita melakukan awareness dan juga campaign untuk masyarakat luas dengan membentangkan poster dan bendera Palestina sebagai bentuk dukungan kami terhadap palestina dan wilayah-wilayah lain yang mengalami hal serupa,” ujarnya.
Fay mengaku berharap aksi tersebut mampu menumbuhkan kesadaran dan rasa solidaritas masyarakat, seperti memboikot atau melakukan bentuk penyadaran terhadap keluarga maupun lingkungan sekitarnya. Menurutnya, kesadaran akan isu-isu seperti ini bisa dilakukan dengan perbincangan sehari-hari di lingkukan seperti tongkrongan dan komunitas.
Reporter: Syifa Khoirunnisa/SM
Penulis: Fikri Fadilah/SM
Editor: Melani Sri Intan/SM