Suasana Tempat Kejadian Perkara (TKP) pasca pembacokan oleh sejumlah orang tidak dikenal di Universitas Islam Bandung (Unisba) Jl. Tamansari No 24 pada Jumat (06/01). (Sumber: pribadi)
Suaramahasiswa.info, Unisba- Diketahui dua mahasiswa Universitas Islam Bandung (Unisba) menjadi korban pembacokan orang tidak dikenal di Jalan Tamansari 24. Penyerangan terjadi pada Jumat (06/01) pukul 22.16 WIB akibatnya, satu orang harus mendapat jahitan dan satu orang lainnya mengalami luka ringan di bagian tangan.
Kejadian tersebut dikonfirmasi langsung oleh anggota Satuan Pengaman (Satpam) Unisba, Koswara yang berada di dekat Tempat Kejadian Perkara (TKP) melihat segerombolan pengendara bermotor menyerang mahasiswa menggunakan senjata tajam. Rombongan itu berjumlah sekitar 15 sepeda motor yang bergegas dari arah bawah Jalan Tamansari menuju Utara.
Saat kejadian berlangsung, Komandan Regu Satpam Unisba, Budi Susandi yang sudah menerima laporan akan kejadian tersebut kemudian menghubungi Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Tamansari. Menurut keterangan Budi, Bhabinkamtibmas dan Kepolisian Sektor (Polsek) mendatangi TKP setelah kejadian berlangsung.
Salah satu saksi mata, Mohamad Ardaffa Satibi menyampaikan, pada malam itu beberapa pelaku turun dari sepeda motor dan nekat mengejar sambil menyabetkan celuritnya ke korban lalu melarikan diri. “Agak bingung terus panik juga karena ngeliat senjata tajam yang memang sama mereka tuh di keatas-atasin kaya nantang gitu jadi agak panik,” ujarnya saat diwawancara pada Sabtu (07/01).
Mahasiswa yang menjadi korban yaitu Farhan Maulana Malik dan Muhammad Naufal Zulkifli, keduanya merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Unisba yang sedang bersiap untuk pulang setelah berdiam diri di tangga Gedung Dekanat Unisba. Karena luka yang dialami cukup parah, maka Farhan dilarikan ke Rumah Sakit (RS) Hasan Sadikin menggunakan kendaraan roda dua milik temannya.
“Saya tuh sebelumnya masih enggak merasa apa-apa ketika jalan, kan saya pakai jaket panjang tiba-tiba ada yang ngalir, oh ini pasti berdarah, pas dibuka ya sobek.” Dengan biaya yang dipinjamkan oleh temannya untuk perawatan Farhan, ia mendapat jahitan di lukanya setelah menunggu 30 menit di RS.
Farhan trauma akan kejadian tersebut namun ia juga berpikir bahwa kampus seharusnya menjadi daerah yang paling aman. Sehingga ia menjadikan kejadian ini sebagai pelajaran untuk kedepannya agar lebih berhati-hati.
Atas kejadian ini, Budi Susandi berharap bahwa mahasiswa dapat membatasi waktu mereka ketika nongkrong apalagi di malam hari. “Emang sih enggak apa-apa (nongkrong) cuman kan harusnya ya sekitar jam 8 atau 9 udah gak ada yang menongkrong demi kebaikan mereka juga sebenernya.”
Reporter: Syifa Khoirunnisa
Penulis: Syifa Khoirunnisa
Editor: Tsabit Aqdam Fidzikrillah