Pengurus Daerah Bhayangkari Jawa Barat yang berpartisipasi dengan membuka stand di acara peringatan hari aids, disabilitas, ibu nasional di parkiran selatan Gedung Sate, Senin (23/12). (Rangga M./Job)
Acara puncak peringatan hari AIDS, Disabilitas dan Ibu nasional digelar di parkiran selatan Gedung Sate, Senin (23/12). Dalam acara ini terdapat lebih dari 15 stand yang rata-rata menjual hasil karya anak bangsa berupa barang-barang dan juga makanan. Tak hanya itu ada juga stand penyuluhan kesehatan dan HIV/AIDS. Event ini digelar oleh Pemkot Kota Bandung dan bekerja sama dengan Gubernur Jawa Barat serta Dinas Pendidikan Jawa Barat.
Doni (31) dari perwakilan Kelompok Dampingan Sebaya (KDS) yang merupakan kelompok aktivis di bidang HIV/AIDS merasa senang dengan adanya acara peringatan ini sebagai ajang sosialisasi. Dia berharap masyarakat Kota Bandung bisa lebih peduli terhadap bahayanya virus ini. “Saya merasa senang dengan adanya acara ini sebagai ajang sosialisasi bahaya HIV/AIDS dan bagaimana cara penanggulangannya agar warga Bandung lebih aware dengan virus yang paling mematikan ini,” ujar lelaki berkaca mata hitam ini.
Sementara Fitri Tropica (26) merasa senang bisa berbaur dengan anak-anak SLB (Sekolah Luar Biasa) yang ikut hadir dalam event ini. Disini Ia juga bisa mencicipi makanan-makanan yang unik. “ Senang ya bisa hadir disini dan bisa nyicipin makanan yang dijual di stand-stand dan banyak anak SLB yang lucu-lucu juga,” tukasnya saat diwawancarai.
Salah satu pengunjung yang menghadiri acara ini Gisel (18) dari SMKN 1 Bandung mengaku senang. Ia berharap semoga orang-orang dapat menjauhi hal-hal yang menjurus kepada penyakit HIV/AIDS, “acaranya udah bagus, sosialisasinya juga bagus jadi banyak yang tahu sama acara ini dan semoga acara ini dapat membuat kita lebih memperhatikan ibu kita, menjauhi hal-hal yang dapat membuat kita terkena penyakit HIV/AIDS dan lebih peka lagi terhadap penyandang disabilitas,” ujar Gisel sembari lahap menyantap makanan.
Menurut Irene Maulidaningsih (45) selaku panitia dari perwakilan dinas pendidikan Jawa Barat bidang Pendidikan Luar Biasa (PLB), tujuan didirikannya stand-stand di event ini adalah sebagai perwakilan dari tiap bidang sosial yang ada. Ia juga merasa bahwa dalam penyelenggaraan ini masih banyak kekurangannya, “ ya tujuannya didirikannya stand-stand ini sebagai simbol perwakilan dari tiap bidang, seperti kesehatan, pemberdayaan perempuan, difabel dan murid-murid dari sekolah luar biasa. Saya sadar masih banyak kekurangan dalam acara ini tapi semoga tahun depan acaranya dapat berjalan lebih baik lagi,”paparnya Irene. (Rangga M., Winda R./Jobs)