Suaramahasiswa.info, Unisba–Sebagai peringatan Hari Buruh Internasional (May Day) tahun 2024, Aliansi Buruh Bandung Raya dan beberapa elemen masyarakat lain gelar aksi demonstrasi di Taman Cikapayang Dago, Kota Bandung, pada Rabu (01/05). Aksi ini bertujuan untuk menyuarakan keresahan dan tuntutan para buruh saat ini.
Koordinator Lapangan (Korlap) aksi kali ini, Ajat Sudrajat, menjelaskan tuntutan yang dilayangkan masih sama dengan tuntutan tahun sebelumnya. Menurutnya kondisi tahun ini dengan sebelumnya masih sama, yaitu tidak adanya perhatian dari pemerintah terhadap buruh. Bahkan dengan mudahnya meresmikan Undang-Undang Cipta Kerja yang bermasalah.
“Kondisinya semakin parah ketika terjadi pandemi, kita mungkin masih bisa memberikan rasa empati terkait kondisi yang darurat, tapi sekarang pandemi sudah lewat dan kondisi-kondisi bagaimana buruh dirumahkan tanpa dibayar di-PHK begitu saja tanpa konversi,” jelasnya.
Ajat melanjutkan, bahwa tuntutan aksi kali ini terkait dengan jam kerja panjang, upah rendah, dan sulitnya mendapatkan cuti haid serta hamil hingga pemecatan begitu saja setelah melahirkan. Dari sisi keselamatan kerja, mereka tidak mendapatkan haknya ketika terjadi kecelakaan dan banyaknya buruh tak terdaftar Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.
Ia pun berharap agar pemerintah dapat membuktikan dan memastikan keberlanjutan atas tuntutan harian mereka seperti dalam kasus perampasan lahan. “Kami berharap agar pemerintah memberikan kami bukti dan kepastian serta janji yang pasti, itu sih yang sebenarnya kami tuntut,” tambah Ajat saat diwawancarai pada Rabu, (01/05).
Sementara itu, salah satu peserta aksi, Enis Raenis, menilai jika aksi ini cukup menghibur karena saat pandemi kemarin para buruh, termasuk dirinya, hanya bertahan dan tidak dapat berbuat apa-apa. Enis mengharapkan ke depannya lebih baik dari sebelumya.
“Cukup menghibur. Selama waktu Covid dulu, kan, kita sudah bertahan kita tidak bisa bergerak apa-apa. Mudah-mudahan lancar buat ke depannya,” ujarnya saat diwawancarai pada Rabu, (01/05).
Peserta lainnya yang merupakan mahasiswa Universitas Pasundan, Devi Apriani, menilai bahwa aksi ini merupakan momentum bagi para buruh untuk mengeluarkan keluh kesahnya ke publik. Ia berharap agar pemerintah dapat mendengarkan keluh kesah dan tuntutan para buruh.
Reporter: Sopia Nopita/SM
Penulis: Muhammad Nurjana/SM
Editor: Syifa Khoirunnisa/SM