
Ilustrasi venue wisuda Universitas Islam Bandung (Unisba) yang selama ini berada di kampus utama. (Ilustrasi: Muhammad Irfan/SM)
Oleh Raden Muhammad Wisnu
“Kuliah di Unisba susah cari parkir ya”, begitulah kira-kira anekdot yang diucapkan Ridwan Kamil (saat itu masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung) saat berkunjung ke Universitas Islam Bandung (Unisba). Anekdot ucapan Ridwan Kamil tersebut tidak salah, pasalnya lahan parkir yang disediakan Unisba tidak cukup menampung seluruh kendaraan bermotor yang digunakan oleh mahasiswa, karyawan, dosen, hingga tamu. Jangankan parkir untuk kendaraan roda empat, cari kendaraan untuk kendaraan roda dua aja susah banget!
Tidak sedikit civitas akademika Unisba yang terpaksa memarkirkan kendaraannya di sepanjang Jl. Tamansari sehingga membuat Jl. Tamansari yang sudah kecil dari sononya semakin kecil dan jadi tambah macet, sampai-sampai sering dijadikan meme oleh sejumlah akun di media sosial bahwa “Unisba ngamacetkeun wae euy!”
Keadaan yang saya sebutkan di atas akan semakin parah jika prosesi wisuda mahasiswa berlangsung. Kemacetan di sepanjang ruas Jl. Tamansari tidak hanya berdampak pada masyarakat Kota Bandung yang tinggal di sekitar kampus Unisba saja, tapi berdampak pada masyarakat Kota Bandung lainnya. Maklum, yang macet bukan cuma Jl. Tamansari saja, tapi sejumlah ruas jalan lainnya juga seperti Jl. Wastukencana, Jl. Merdeka, hingga Jl. Ir. H. Djuanda (Dago).
Saat saya jadi wisudawan pada tahun 2017 yang lalu, saya terpaksa pulang pada setelah waktu Isya meskipun prosesi wisuda sudah selesai beberapa jam sebelumnya. Kenapa? Ya karena macet banget! Jadi biar bisa pulang dengan tenang saya nongkrong dulu dengan teman-teman sejawat karena saya tahu, setelah wisuda, bakalan susah banget untuk berkumpul dengan mereka semua.
Selama ini, prosesi wisuda Unisba dilaksanakan pada kampus Tamansari No. 1 dengan menggunakan Gedung Hj. Kartimi Kridhoharsojo (Aula Unisba) sekaligus lapangan parkir yang biasa digunakan oleh kendaraan roda empat. Tentu, lahan sempit tersebut tidak lagi menampung para wisudawan dan tamu undangan yang hadir sehingga prosesi wisuda biasa dilaksanakan selama dua sesi.
“Kebayang gak sih riweuhnya wisuda Unisba? Ya lihat aja sendiri ya kalau gak kebayang mah!”
Sebagai alumni Unisba, saya pikir sudah saatnya Unisba memindahkan prosesi wisudanya dengan menyewa venue seperti Gedung Sabuga maupun lokasi-lokasi lainnya. Ada sejumlah alasan, di antaranya:
- Supaya prosesi wisuda lebih sakral
Dengan menyewa venue seperti Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) Institut Teknologi Bandung (ITB), saya yakin prosesi wisuda akan jauh lebih khusyuk untuk dilakukan. Semua tenang, semua senang!
Prosesi pemindahan tali toga dari kiri dan kanan tidak lagi dilakukan secara simbolis. Selama ini, prosesi pemindahan tali toga wisudawan Unisba hanya dilakukan secara simbolis karena “tempat dan waktunya gak cukup” saking sempitnya. Jadinya gak ada sakral-sakralnya sama sekali. Kalau Unisba menyewa venue khusus untuk wisuda, saya jamin prosesi wisuda bakalan lebih sakral! Bakalan lebih berkesan!
Selain itu kalau wisuda dilakukan di venue khusus seperti Gedung Sabuga, wisudawan dan tamu undangan gak bakal kepanasan karena AC-nya jauh lebih dingin! Toiletnya juga lebih representatif.
- Supaya prosesi wisuda gak dikejar-kejar waktu
Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, selama ini prosesi wisuda Unisba dibagi menjadi dua sesi, yakni sesi pagi dan sesi siang. Wisudawan yang mendapat sesi pagi gak bisa lama-lama berdiam diri di area wisuda karena panitia wisuda mesti “mengusir” para wisudawan karena panitia harus mempersiapkan tempat untuk prosesi wisuda kloter berikutnya. terbayang kan riweuh-nya kayak apa?
Saat pandemi Covid-19, saya perhatikan Unisba mengakali prosesi wisuda dengan membaginya jadi dua hari yang berbeda. Ada yang kebagian wisuda hari Sabtu, dan ada yang kebagian wisuda hari Minggu. Jelas ini tidak efektif dan bikin capek!
Kalau Unisba menyewa venue khusus untuk wisuda, saya jamin prosesi wisuda tidak akan dikejar-kejar waktu seperti yang saya sebutkan di atas. Sebaliknya, para wisudawan dan para tamu undangan bisa bebas merayakan kelulusan mereka dengan berfoto-foto hingga melakukan prosesi seremonial lainnya dengan lebih bebas dan gak dikejar-kejar waktu lagi. Prosesi wisuda pun gak harus dilakukan selama dua hari. Bahkan prosesi wisuda bisa dilakukan dalam satu sesi saja!
- Supaya gak bikin macet Kota Bandung
Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, prosesi wisuda yang dilakukan Unisba akan membuat Kota Bandung sangat macet. Kalau Unisba nyewa venue khusus untuk wisuda, saya jamin kemacetan tidak akan separah prosesi wisuda di Jl. Tamansari. Pasalnya, prosesi wisuda di Jl. Tamansari akan memakan bahu jalan untuk parkiran kendaraan roda empat para wisudawan dan tamu undangan, beda dengan venue khusus seperti Gedung Sabuga yang parkirannya luas.
Saya menulis tulisan ini pakai data kok! Tenang, saya gak asal bacot. Saya pernah mendatangi prosesi wisuda teman-teman saya yang berkuliah di Universitas Katolik Parahyangan, Universitas Widyatama, dan Universitas Komputer Indonesia, mereka tidak memaksakan diri untuk melakukan prosesi wisuda di kampusnya masing-masing karena sadar diri kampusnya sempit, jadinya mereka menyewa venue khusus wisuda di Gedung Sabuga dengan alasan-alasan yang sudah saya utarakan di atas.
Memang, menyewa venue khusus wisuda itu mahal, apalagi Gedung Sabuga. Tapi saya yakin, Unisba sanggup bayar kok! Apalagi biaya wisuda Unisba dari tahun ke tahun kan selalu naik? Biaya Infaq Kuliah Tetap (IKT), Infaq Pembangunan Universitas (IPU) dan Praktikum Unisba dari tahun ke tahun kan naik terus? Masa gak bisa menganggarkan biaya sewa khusus untuk prosesi wisuda di Gedung Sabuga? Kampus yang “lebih kecil” dari Unisba saja sanggup nyewa Gedung Sabuga untuk wisuda, masa Unisba gak bisa?
Menyewa venue khusus untuk wisuda pun bukan hanya perkara estetika dan kenyamanan saja, tapi akan meningkatkan citra dan nama baik Unisba juga kok! Gak lagi terdengar sumpah serapah dari masyarakat Kota Bandung yang terkena imbas dari prosesi wisuda Unisba. Feeds media sosial Unisba juga akan lebih cantik karena prosesi wisuda dilakukan di venue khusus.
Wisudawan senang, tamu undangan pun juga senang sehingga mereka tidak akan ragu untuk merekomendasikan kolega mereka supaya berkuliah di Unisba sebagaimana mereka menguliahkan anak mereka di Unisba. Seperti itulah kira-kira.
*P.S. Selain buat wisuda, untuk Ta’aruf juga bisa kok sewa venue khusus dengan alasan yang sama.
Penulis merupakan alumni Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba