
Suasanan seremonial wisuda gelombang I yang dilaksanakan secara hybrid di Gedung Hj. Kartimi Krisdhoharsojo Universitas Islam Bandung Jalan Tamansari No.1 pada Minggu (27/03). (Foto: Tsabit Aqdam/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Universitas Islam Bandung (Unisba) melaksanakan seremonial wisuda untuk melantik Doktor, Magister, dan Sarjana secara hybrid pada Sabtu hingga Minggu (26-27/03). Acara ini dibagi dalam 2 sesi yaitu pagi dan siang hari. Wisudawan yang datang secara luar jaringan (luring) ditempatkan di Gedung Hj. Kartimi Krisdhoharsojo (Aula Unisba) sedangkan sisanya mengikuti rangkaian acara secara dalam jaringan (daring) melalui aplikasi Zoom.
Kepala Bagian Komunikasi dan Hubungan Manusia (Komhumas) Unisba, Firmansyah menjelaskan wisuda hybrid dilakukan karena banyaknya permintaan wisudawan yang ingin acara ini dilaksanakan secara luring. “Karena banyaknya permintaan luring dari wisudawan, pada akhirnya kami berjuang untuk mendapatkan izin dari Satuan Tugas (Satgas) covid Pemerintah Kota Bandung untuk menerapkan sistem hybrid” Jelas Firman pada Sabtu (26/03).
Untuk meminimalisir kerumunan, ruangan wisudawan dipisahkan dengan para pendamping. Gedung Student Center (SC) dan ruangan kelas yang bertempat di Gedung H. Ahmad Sadali digunakan pendamping untuk menyaksikan rangkaian wisuda secara virtual. Terkait hal tersebut beberapa wisudawan dan pendamping merasakan kurangnya esensi dari acara wisuda kali ini.
Salah satu wisudawan dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK), Revan Dwi Erlangga mengatakan bahwa rangkaian acara sudah berjalan dengan baik dan lancar, hanya saja sistem hybrid cukup mengurangi esensi dari wisuda karena terdapat jarak antara para wisudawan dengan pendampingnya.
Senada dengan Revan, wisudawan dari Fakultas Teknik, Indra Dewantara juga merasakan kurangnya esensi dari acara wisuda ini karena pemisahan ruangan. “Ya pasti itu mengurangi esensi karena kita tidak disatukan dengan orang tua, jadi agak kurang berkesan gitu.” Ucap Indra pada Minggu (27/03).
Salah satu orang tua pendamping wisudawan dari Fakultas Psikologi, Tati Purwanti, mengaku cukup terkejut pada awalnya mengetahui Ia tidak bisa berada satu ruangan dengan anaknya. “Awalnya kaget karena saya kira kalau offline kita bisa berkumpul bareng dengan anak-anak tapi ternyata tempat kita terpisah.” Kata Tati.
Terkait pemisahan ruangan dilakukan untuk memenuhi kebijakan dari satgas covid Pemerintah Kota Bandung. Jadi, pendamping bisa menyambut wisudawan saat acara selesai di area parkir. “Jadi kami minta maaf kalau ada yang merasa kurangnya esensi wisuda kali ini karena kami pun merasa kurang bisa mewadahi keinginan orang tua.” kata Firman saat ditemui di ruangannya Jalan Taman Sari No. 20
Selain tempatnya yang dipisah, akses masuk antara wisudawan dan pendamping juga berbeda. Di mana wisudawan hanya boleh masuk melalui gerbang utama kampus Unisba di Jalan Tamansari No. 1 sedangkan pendamping masuk melalui gerbang kedua yang bertempat di depan sekretariat Resimen Mahasiswa (Menwa). Untuk memasuki area kampus wisudawan dan pendamping juga harus menunjukan barcode yang bisa diakses melalui portal Sisfo.unisba.ac.id.
Setelah hari pertama seremonial dilakukan banyak pendamping yang lolos dan bisa masuk melalui gerbang utama kampus Unisba. Bahkan beberapa wisudawan terlihat membawa pendamping melebihi batas yang ditetapkan, yaitu dua orang.
Menanggapi hal tersebut Komandan Kompi Menwa, Rahmad Ramadan, menjelaskan beberapa pendamping yang lolos dan adanya wisudawan yang membawa pendamping lebih dari dua orang terjadi karena lengahnya pengawasan. “Untuk pendamping yang lolos itu terjadi ketika kita sedang lengah mungkin ya karena pendamping yang datang juga cukup banyak. Jadi mungkin itu juga ada kesalahan dari kita.” Jelas Ramdan pada Sabtu (26/03).
Adapun terkait kerumunan yang terjadi, Firman menjelaskan bahwa pihak kampus sudah berusaha dengan mengajak wisudawan dan para pendamping untuk tidak berkerumun terlalu lama. Bahkan Unisba juga sudah mengeluarkan anggaran untuk koordinasi dengan juru parkir agar mau mengosongkan tempat parkir di sekitar area kampus.
Sedangkan pada hari kedua, para pendamping yang berada di ruangan kelas lantai 3, diminta turun oleh security sebelum acara wisuda selesai. Hal ttu membuat beberapa pendamping harus menunggu di Pintu Keluar dan di samping Gedung SC. Mengenai hal itu, Firman mengaku belum mengetahuinya dan akan melakukan evaluasi.
“Kami belum tahu terkait hal tersebut karena belum ada konfirmasi. Jadi kami harus evaluasi dan konfirmasi terkait hal tersebut.” Ujar Firman saat diwawancarai pada Minggu (27/03).
Salah satu wisudawan Fakultas Psikologi, Gita Safira, menuturkan kalau dirinya lebih memilih mengikuti acara secara dalam jaringan (daring) untuk menghindari kerumunan yang kemungkinan besar akan terjadi. Ia pun merasakan beberapa hambatan saat acara berlangsung, “Hambatan paling suara dari Unisba itu terkadang kecil, terkadang juga besar yang membuat orang di rumah saya kaget.” Kata Gita saat diwawancara via daring pada Sabtu (26/03).
Baca juga: PPKM Diperketat, Unisba Tunda Wisuda Hybrid Gelombang Pertama
Pewarta: Muhammad Khaira Faiq
Penulis: Muhammad Khaira Faiq
Editor: Tazkiya Fadhiilah Khoirunnisa