Seorang pegawai Unisba sedang melakukan transaksi di Koperasi mahasiswa (Kopma) Unisba, Jalan Taman Sari No.1 Bandung, Pada Selasa (11/07/2017). Pada tanggal 12 Juli diperingati Hari Koperasi Nasional (Harkopnas). Direktur Kopma Unisba berharap mahasiswa dapat mengerti makna Koperasi sendiri.
Suaramahasiswa.info, Unisba – Koperasi dijuluki sebagai soko guru perekonomian Indonesia, atau secara harfiahnya penyangga utama ekonomi di indonesia. Tepat tanggal 12 Juli diperingati sebagai Hari Koperasi Nasional (Harkopnas). Awal diciptakannya badan usaha ini untuk membantu masyarakat kelas bawah dalam segi ekonomi pada tahun 1947. Dalam memperingati Harkopnas tahun ini, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indonesia Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga membuat kongres III koperasi.
Kongres ini berlangsung di Makassar pada tanggal 12-15 Juli yang akan dihadiri oleh presiden Indonesia, Joko Widodo dan aktivis koperasi seluruh Indonesia. Pembahasan yang akan dilakukan ialah untuk menjadikan koperasi sebagai soko guru ekonomi Indonesia utama. Pasalnya, BUMN dan perusahaan membuat keberadaan koperasi tidak berpengaruh pada era sekarang.
Menyikapi hal ini, koperasi mahasiswa (Kopma) Unisba berkeinginan memiliki eksistensi di kalangan mahasiswa. Direktur Koperasi Mahasiswa (Kopma) Unisba, Asep Syamsudin menjelaskan hadirnya koperasi di kampus biru ini untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa, ”Peran Kopma Unisba sendiri untuk mensejahterakan anggota dan pengurus serta memenuhi kebutuhan mahasiswa” ujarnya saat ditemui di sekretariat Kopma pada Selasa (11/07).
Pria berkumis ini menambahkan, jika di kopma anggota dan pengurus berinvestasi berupa simpanan pokok sebesar Rp. 10.000,00 dan simpanan wajib Rp. 25.000,00 setiap setahun sekali. Investasi itu akan kembali kepada anggota/pengurus dengan jumlah yang lebih dari Sisa Hasil Usaha (SHU). Selain itu, uangnya pun bisa dipakai pendidikan tentang perekonomian dan wirausaha.
Namun, Asep menyayangkan bahwa Kopma Unisba belum menjadi alternatif utama bagi mahasiswa untuk membeli kebutuhannya.”saya harap makna kopma dapat dimengerti oleh mahasiswa. Sehingga kita dapat memenuhi kebutuhan mereka dan kita dapat keuntungan,” ucap mahasiwa ekonomi manajemen angkatan 2014 tersebut.
Mahasiswa Tarbiyah 2016, Bintang Sri Madewa merasa Kopma tidak memiliki semua kebutuhan mahasiswa sehingga ia jarang berbelanja disana,”Poin plus dari Kopma Unisba hanya jarakanya yang dekat karena masih di dalam kampus dan dari segi biaya lebih murah daripada warung biasa/minimarket,” ucapnya. (Puteri/SM)