Seorang perempuan berlari menghindari hujan deras saat menuju Pelataran Gedung KHEZ Muttaqien pada Jumat (3/3/2017). Minimnya drainase membuat Universitas Islam Bandung (Unisba) berada dalam posisi rawan banjir. Menurut Kepala Jurusan Planologi, Ina Helena mengatakan sistem drainase atau penyaluran air ini penting untuk tiap universitas dalam mencegah terjadinya banjir. (Fadhila/SM).
Suaramahasiswa.info, Unisba – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memprediksikan selama bulan Desember sampai Maret, wilayah Indonesia akan mengalami musim penghujan. Kepala Jurusan Planologi Unisba Ina Helena, puncak curah hujan tinggi akan terjadi di bulan Maret ini. Ina sendiri mengatakan wilayah Unisba berada ada dalam posisi waspada dikarenakan sistem drainasenya yang minim.
Di ruangannya, Ina menjelaskan sistem drainase atau penyaluran air ini penting untuk tiap universitas dalam mencegah terjadinya banjir. Drainase, umumnya akan berakhir di sungai. Namun bila terjadi sedimentasi tanah, limbah akan menumpuk dan mengakibatkan luapan air naik ke permukaan. Ina Helena pun menggagas hal yang perlu dilakukan Unisba dalam mengantisipasi banjir, salah satunya Unisba perlu membuat sumur resapan.
Langkah antisipatif pun diperlukan untuk meminimalisir banjir misalnya dengan membangun ruangan hijau. Ina beranggapan Unisba masih kurang dalam menangani pembangunan ruangan hijau. Hal itu terbukti dengan penataan ruang kampus di Tamansari yang banyak diselingi bangunan besar tanpa adanya ruangan terbuka sebagai sumber resapan.
“Lokasi kampus sangat dekat dengan kawasan sungai Cikapundung. Kemarin waktu saya mengecek Unisba memang enggak punya sumur resapan, dalam penataan kawasaan ini enggak punya. Cukup beresiko banjir kalau drainasenya buruk, sehingga perlu adanya open space. Padahal di sini ada ahli penataan ruang,” paparnya Jumat (3/3).
Keadaan Unisba yang rawan banjir, menuai tanggapan dari mahasiswa Fikom Fabyan Devara yang merasa perlunya ada resapan air. Menurutnya dengan ada resapan air dapat menghindari hal yang tidak dinginkan. “Ya harusnya mah bikin sumur resapan di titik-titik tertentu. Kan itu penting banget ya, kalau tidak resikonya juga bisa banjir,” ucapnya.
Selain itu, Ina kembali mengatakan kampus Unisba II yang terletak di Ciburial, Bandung Utara ini diakuinya secara legalitas tingkat nasional merupakan kawasan resapan air. Artinya lahan di sana tidak boleh ditutup untuk bangunan agar air meresap dalam tanah. “Kawasan Bandung Utara jelas memiliki ragam daya tarik sendiri, namun masih memiliki kekurangan dari pelanggaran kaidah pembangunan maupun penataan ruang. Di Ciburial seharusnya disediakan sumber resapan, jadi buat sumur resapan untuk masukkin air bukan bangunan lagi.” (Fadhila/SM)