
Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba, Rita Gani menjelaskan pentingnya literasi media dan bersikap bijak dalam menggunakan media sosial, di Laboratorium Foto Lantai 2 Unisba jalan Tamansari No. 1 Kota Bandung, pada Kamis (5/7/2018). Menurut Rita, diblokirnya aplikasi Tik-Tok sebagai tanda bahwa masyarakat Indonesia masih kurang melek media. (Gina Fatwati/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Beberapa bulan belakangan ini, aplikasi buatan dari China, Tik-Tok telah meramaikan masyarakat. Demam Tik-Tok sudah melanda di berbagai negara salah satunya Indonesia. Mulai dari anak-anak hingga usia dewasa banyak yang menggunakan aplikasi tersebut.
Sejak munculnya aplikasi ini, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) melakukan pemantauan sehingga ditemukan aduan masyarakat sebanyak 2.853 laporan yang bersifat senonoh. Akhirnya, pada Selasa (3/7) Kominfo melayangkan keputusan memblokir aplikasi Tik-Tok.
Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi Unisba, Rita Gani, menanggapi atas pemblokiran yang dilakukan Kominfo, Rudiantara. Menurut Rita, pemblokiran tik tok untuk saat ini menjadi langkah yang tepat. “Pemblokiran Tik-Tok ini menjadi langkah lebih baik daripada generasi kita menjadi generasi yang tidak pada tempatnya,” ujarnya.
Pemblokiran tak lepas dari budaya melek media di Indonesia yang menurut Rita diakuinya masih rendah. Rita pun memberikan kiat-kiat bagi mahasiswa agar melek media atau paham akan ber-literasi media. Berikut ini hal-hal yang dapat dilakukan saat ini bagi para mahasiswa Unisba.
- Berpikir terlebih dahulu sebelum posting
Menurutnya hal ini sudah jelas. Mahasiswa perlu memikirkan dampak dari postingan nya untuk orang lain. Rita mengakui netizen perlu memerhatikan hal yang menguntungkan tetapi tidak merugikan dirinya sendiri juga orang lain. “Jadi siap dulu dari kita untuk menggunakan media sosial pribadi. Intinya kalo kita selfie terus, siap enggak dipandang negatif dari netizen. Kalo udah siap silakan,” jelas dosen yang mengajar pada bidang media literasi.
- Manfaatkan media sosial dengan bijak
Kemajuan teknologi itu adalah layaknya pisau bermata dua. Menurut Rita, masyarakat sudah harus mengetahui caranya mengedukasi kepada diri kita masing-masing untuk bijak berbagi konten. Pasalnya, setiap orang punya hak melakukan apapun di media sosial dan itu pilihannya sendiri. “Saya selalu tekankan untuk manfaatkan media sosial. Media sosial itu kan cermin kita. Jadi gimana kualitas kita itu ada di media sosial,” tuturnya.
***
Melek media perlu disikapi bersama bagi semua kalangan termasuk mahasiswa. Layaknya seorang mahasiswa sudah seharusnya memanfaatkan media sosial dengan baik pada gadget-nya. Berpikir dengan bijak itu sudah harus dicamkan sejak dini di balik derasnya arus informasi.
Hal di atas menjadi kiat-kiat yang bisa dimaksimalkan untuk diterapkan mahasiswa Unisba. Menurut Rita, terlepas dari cara yang dibagikan itu, pada dasarnya akan balik lagi pada kemauan diri sendiri. Ia sendiri memaknai paham literasi media dengan meng-upload karyanya melalui menulis di media sosial. “Itu sebagai salah satu bentuk influence positif yang saya bagikan,” tutupnya. (Fadhis/SM).