Foto ilustrasi empat mahasiswa yang sedang berjalan dan saling merangkul satu sama lain. (Foto: Melani Sri Intan/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba- Manusia adalah makhluk sosial maka dari itu, mereka tidak akan pernah bisa hidup sendiri. Dalam proses pertemanan, banyak sekali hal-hal yang biasanya dilakukan dengan intens mulai dari bertukar pikiran, hingga waktu yang dihabiskan untuk bersama-sama. Secara tidak langsung, hal-hal tersebut akan membangun kedekatan emosional hingga kemiripan antara satu dengan yang lainnya.
Kedekatan tersebut ternyata menimbulkan narasi-narasi yang muncul di tengah masyarakat. Misalnya dari siklus menstruasi wanita yang bersamaan, hingga perspektif memiliki teman akan berkurang seiring bertambahnya usia.
Tapi, sobat kampus tau gak sih? Ternyata narasi yang sudah berkembang dikalangan masyarakat Indonesia ini, ada yang dapat dibenarkan dan ada juga yang hanya sekedar kebetulan. Kira-kira narasi pertemanan yang menjadi momok di masyarakat ini benar adanya atau hanya sekedar kebetulan ya? Yuk intip penjelasannya!
1. Semakin dekat dengan teman, maka pola pikir pun akan semakin mirip
Narasi pertama yang akan dibahas yaitu “semakin dekat dengan teman, maka pola pikir akan semakin mirip”. Dalam pertemanan, seringkali kita merasa bahwa cara pandang dan pola pikir teman kita sama persis dengan apa yang kita pikirkan.
Salah satu penelitian pun telah membuktikan bahwa sepasang teman dekat akan memiliki kesamaan pola pikir. Dilansir dari laman vice.com, Carolyn Parkinson bersama timnya telah mengamati 279 mahasiswa pascasarjana di Dartmouth University dengan menyuguhkan berbagai video. Hasilnya, ditemukan bahwa respon sepasang teman dekat memiliki kemiripan daripada yang tidak saling berteman.
Pernyataan tersebut diperkuat dengan prinsip Nicholas Christakis, seorang Sosiolog dan Dokter Universitas Yale, menyebutkan bahwa sepasang teman dekat akan memiliki kemiripan, mulai dari sifat, pandangan dan lainnya. Ternyata narasi ini valid ya.
2. Semakin tua, lingkaran pertemanan akan semakin kecil
Kalian pernah dengar tidak narasi “Semakin usia bertambah, maka lingkaran pertemanan akan berkurang”? Atau justru sudah mengalaminya sendiri? Narasi ini ternyata banyak dialami oleh siklus pertemanan pada manusia. Ada studi yang dipublikasikan Aalto University School of Science di Finlandia dan Oxford University yang menyebutkan bahwa setiap individu mulai kehilangan teman saat berumur 25 tahun.
Katanya, setiap aspek perilaku manusia ternyata juga sangat berkaitan dengan usia dan jenis kelamin, termasuk dalam hal pertemanan. Namun, hal-hal tersebut tidak terjadi dengan sendirinya, ada beberapa faktor yang mendorong, diantaranya seperti berubahnya fokus seseorang saat beranjak dewasa, mulai dari pekerjaan, keluarga, hingga pemilahan teman yang hanya memberikan dampak positif.
3. Teman sejati ditemukan di masa Sekolah Menengah Atas (SMA)
Masa SMA adalah masa-masa paling indah saat menjalin hubungan pertemanan bahkan hubungan asmara. Nah sobat kampus, ternyata ada juga narasi yang katanya teman sejati hanya ada di SMA.
Para peneliti dari University of Virginia dan James Madison University di Amerika serikat telah melakukan riset terhadap 165 orang, dari umur 13 hingga 30 tahun mengenai kehidupan sosial seputar pertemanan hingga hubungan lawan jenis. Setelah 17 tahun melakukan pengamatan dapat disimpulkan bahwa persahabatan sesama jenis sebagai latihan untuk kehidupan di masa depan.
Hasil riset tersebut dikuatkan oleh penelitian yang diterbitkan Child Development yang menyebutkan bahwa berbagai permasalahan yang dilalui di masa remaja dapat menjadi pembelajaran ketika menginjak dewasa, khususnya untuk menjalin sebuah hubungan.
4. Pertemanan mengubah siklus menstruasi
Nah, kalau soal narasi yang satu ini, pasti sudah tidak asing lagi kan di telinga kalian? Bahkan beberapa lingkungan pertemanan wanita banyak yang mengakui akan kebenaran dari narasi ini.
Tapi ternyata hingga saat ini tidak ada bukti kuat yang mendukung narasi pertemanan mengubah siklus menstruasi. Dalam penjelasan ilmiah yang tertulis di laman tirto.id, bahwa waktu dan lamanya menstruasi yang dialami wanita di setiap bulannya pasti berubah, artinya tanggal dan waktunya tidak akan selalu sama. Hal tersebut yang memungkinkan adanya persamaan waktu dengan teman terdekat.
5. Pertemanan yang lebih dari tujuh tahun bisa awet
Terakhir, narasi tentang pertemanan yang sudah melebihi tujuh tahun katanya akan awet hingga maut memisahkan. Padahal, lamanya waktu pertemanan tidak menjamin 100 persen akan menghasilkan keawetan suatu hubungan loh.
Narasi yang satu ini sangat bertolak belakang dengan studi yang dilakukan oleh sosiolog Belanda, Gerald Mollenhorst, bahwa setiap tujuh tahun manusia akan memiliki sahabat yang baru. Hal tersebut terjadi karena perubahan yang cukup drastis yang dialami setiap individu.
Itulah penjelasan beberapa narasi tentang pertemanan yang menjadi buah bibir di masyarakat. Sobat kampus, punya narasi pertemanan apa engga?
Penulis: Melani Sri Intan
Editor: Reza Umami