Oleh: Bobby Agung Prasetyo*
Di suatu sore, penghujung 2013 lalu, sekretariat Pers Suara Mahasiswa dipenuhi oleh mahasiswa baru. Dengan antusiasme yang tinggi dan semangat membara, mereka datang untuk mendaftarkan dirinya. Jika kondisi mereka tetap seperti itu sampai nanti, tak dipungkiri jika di masa yang akan datang, sahabat kita ini bakal menjelma menjadi sosok berpengaruh bagi revolusi bangsa. Ribuan pertanyaan yang lebih berat dari filsafat pun mereka lontarkan, salah duanya “apa makna kata mahasiswa” dan “apa gunanya kita buat bangsa dan negara”.
Seperti apa yang sering diteriakkan oleh para aktivis di luar sana, mahasiswa adalah garda depan, agen perubahan, pejuang idealisme, dan segala macam julukan lainnya yang terkesan keren nan mewah. Semua itu benar, jika kita berbicara mengenai sejatinya definisi kata tersebut. Diambil dari kata maha dan siswa, mahasiswa bisa dikatakan berada dalam kasta tertinggi. Itu artinya, kita adalah kaum paling terpelajar di antara tingkatan pelajar lainnya. Lantas, apa gunanya mahasiswa untuk keberlangsungan tanah air tercinta ini?
Sebentar lagi, Indonesia akan dipimpin oleh sosok baru. Pemimpin yang menjadi tulang punggung dan bertanggung jawab atas kesejahteraan tanah air tercinta. Pemilihan presiden yang dilaksanakan 9 Juli mendatang, menjadi penentu nasib bangsa kita untuk lima tahun kedepan. Di kesempatan inilah, mahasiswa memiliki peran penting untuk berpartisipasi penuh. Terasa hina bila kita hanya memilih duduk di depan TV, atau update status di jejaring sosial sebatas mengomentari para calon presiden beserta wakilnya. Ingat, perjuangan kawan kita terdahulu di rezim orde lama dan orde baru tidaklah mudah; darah yang tumpah, dan nyawa yang hilang.
Berhenti membuat ocehan tak berbobot dan memainkan jemari pada ponsel pintarmu terlalu lama, karena kepintaran sejati hanya ada di dalam diri kita. Terlibat aktif dalam mimbar bebas, mengirimkan tulisan berisikan aspirasi ke lembaga pers di kampus tempat kita berkuliah, atau apapun itu demi sebuah partisipasi Pilpres 2014, bukan sesuatu yang berlebihan. Jangan pernah risaukan perkataan “cieee anaknya aktivis kampus banget”, karena tak ada yang lebih useless daripada menjadi mahasiswa yang misinya hanya mengejar nilai A, kuliah-pulang-kuliah-pulang, atau menghabiskan waktu hanya untuk berburu junior cantik. Mahasiswa adalah sosok yang selalu resah dan kritis terhadap masalah apapun. Mahasiswa adalah ketika pemerintah bertindak sewenang-wenang, mereka berani turun dan menuntut keadilan. Mahasiswa adalah maha dari segala siswa, dan jangan pernah ingkari keistimewaannya.
*penulis adalah Pemimpin Umum Pers Suara Mahasiswa periode 2014-2015