Illustrasi seseorang tengah memberikan komentar tak senonoh di media sosial. (Fahriza Wiratama/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Bermedia sosial menjadi salah satu cara yang ampuh bagi banyak orang untuk menghabiskan waktu luang walau hanya sekedar berbagi foto dan video tentang kegiatan sehari-hari atau hanya mencari hiburan. Namun, seringkali aktivitas berbagi keseharian tersebut menjadi tidak menyenangkan ketika beberapa orang muncul dan berkomentar tidak senonoh terutama mengenai tubuh seseorang.
“Wah, pasti udah pernah gituan nih…”
“duh, liat fotonya bikin pikiran jadi ‘traveling’ kemana-mana”
Seperti komentar diatas yang datangnya dari orang-orang tidak bertanggung jawab bisa saja merusak kesenangan pemilik foto yang hanya ingin membagikan kegiatannya. Lebih dari itu, komentar tersebut termasuk dalam kategori pelecehan. Pemilik foto yang awalnya hanya ingin berbagi kegiatan sehari-hari malah menjadi merasa tidak aman lalu berujung mengakhiri kegiatannya di media sosial.
Melansir dari dw.com, survei yang dilakukan oleh Plan Internasional terhadap 14.000 perempuan berusia 15-24 tahun menunjukkan bahwa 58% dari mereka mengalami pelecehan online. Hal ini tentu memiliki dampak negatif pada korban yang mengalaminya baik secara fisik maupun psikis. Apa saja sih dampak-dampak dari pelecehan di media sosial ini? Berikut adalah beberapa dampaknya.
Depresi
Melansir dari idntimes.com, korban pelecehan akan merasa malu dan jijik pada dirinya sendiri, akibatnya korban mengalami stres yang terlampau berat dan berujung pada depresi. Ini terjadi karena korban seringkali memendam semua masalahnya sendiri dan ragu untuk melaporkan karena takut masalahnya menjadi besar, dihujat, dan direndahkan. Hal ini bisa diperburuk jika korban tidak memiliki lingkungan yang suportif disekitarnya.
Kehilangan Percaya Diri
Korban pelecehan atau hinaan di media sosial biasanya akan dengan mudah kehilangan kepercayaan dirinya. Korban akan cenderung menutup dirinya dan kesulitan untuk mengekspresikan dirinya pada dunia luar. Hal ini dikarenakan korban pelecehan merasa dirinya sudah tidak berharga lagi.
Dari survei yang dilakukan Plan Internasional seorang gadis berusia 19 tahun menceritakan bagaimana pelecehan di media sosial membuatnya kesulitan mengekspresikan dirinya. “Saya sering menghadapi pelecehan secara online ataupun di publik, dan itu membuat saya merasa tidak aman, karena setiap waktu, apapun yang saya lakukan di media sosial akan terus dikomentari orang. Saya merasa tidak bisa mengekspresikan diri dengan bebas,” ujarnya.
Gangguan Cemas
Melansir dari klikdokter.com, gangguan cemas merupakan reaksi psikologis yang bisa timbul karena rasa khawatir ketika menghadapi sesuatu yang diluar harapannya. Rasa khawatir yang berlebih tanpa adanya alasan yang jelas merupakan salah satu tanda seseorang mengalami gangguan kecemasan. Karakteristik dari gangguan kecemasan menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM), antara lain:
- Kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan terhadap topik, peristiwa, atau kegiatan
- Kesulitan untuk mengendalikan kekhawatirannya
- Gejala yang berkaitan dengan kecemasan dan kekhawatiran ini antara lain, gelisah, mudah lelah (lebih lelah dari biasanya), kesulitan berkonsentrasi, iritabilitas, ketegangan otot dan gangguan tidur
- Kecemasan, kekhawatiran, atau gejala yang terkait menyebabkan kesulitan untuk melakukan kegiatan dan tanggung jawab sehari-hari. Hal tersebut dapat menyebabkan masalah dalam hubungan sosial, pekerjaan, atau area penting lainnya.
- Gangguan ini tidak disebabkan oleh efek penyalahgunaan obat atau kondisi medis lain.
Itulah beberapa dampak pelecehan seksual di media sosial yang dapat dialami oleh siapapun baik itu laki-laki atau pun perempuan. Melihat timbulnya dampak negatif yang begitu besar diakibatkan oleh tindakan pelecehan seksual, ada baiknya kita bisa melindungi satu sama lain mulai dari orang-orang terdekat kita agar terhindar dari pelecehan seksual baik di dunia maya maupun nyata.
Dan jika salah satu dari kalian merupakan korban pelecehan, segeralah cari bantuan mulai dari orang terdekat. Jangan sampai rasa takut atau pun malu menguasai diri kalian dan memendam semuanya sendiri.
Penulis: Khaira Faiq
Editor: Fahriza Wiratama