Ilustrasi perempuan yang sedang memeluk dirinya sendiri seakan agar lebih menghargai diri. (Neska Nabilla Chaerunissa/Job)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Sobat kampus pernah gak sih ngerasa kurang dalam segala hal yang ada di dalam diri sendiri? Selalu ngerasa insecure dan susah untuk bahagia. Perasaan tersebut bisa muncul karena kita tidak menyayangi diri sendiri. Ngomongin tentang menyayangi diri sendiri, sekarang kita mau bahas serba-serbi mengenai self-love nih.
Buat kalian yang masih suka merasa insecure, tidak bahagia, selalu merasa ada yang kurang dalam diri, intinya kalian yang belum mencintai diri kalian secara maksimal, simak tulisan ini baik-baik ya. Well, let’s dive right into the topic!
Menyayangi Diri Sendiri
Penting untuk kita menyayangi diri sendiri karena ini bersangkutan dengan pembentukan psikis yang positif. Menyayangi diri sendiri bisa dimulai dengan menerima segala sesuatu yang ada pada diri kita. Dengan begitu, pola pikir yang positif tentang diri kita akan mulai terbentuk.
Hal-hal positif ini akan membuat kita lebih terbuka dalam melihat segala hal dan berbagai kejadian di sekitar kita. Salah satu hal kecil yang dapat dilakukan untuk menyayangi diri sendiri adalah dengan belajar untuk menghargai diri sendiri.
Pentingnya Menghargai Diri Sendiri
Berlaku positif terhadap diri sendiri termasuk dalam sikap menghargai. Menghargai diri sendiri dapat membantu kita menghindari kemungkinan buruk yang akan menimpa kita. Selain itu, dengan kita menghargai diri kita sendiri, tandanya kita sayang dan aware dengan kesehatan mental yang ada pada diri sendiri.
Aspek-Aspek Mencintai Diri Sendiri
Mencintai diri sendiri memiliki beberapa aspek yang perlu dipenuhi lho sobat kampus. Apabila aspek-aspek ini sudah dijalankan dengan baik, maka akan sangat mudah untuk kita lebih menghargai dan sayang kepada diri sendiri. Yuk, kita bahas apa saja aspek tersebut.
- Self-awareness
Sesuai dengan arti katanya, self-awareness berarti kesadaran terhadap diri kita sendiri mengenai proses berpikir atau sudut pandang akan suatu hal. Kita harus menyadari atau aware terhadap bagaimana pola pikir mempengaruhi cara kita bertindak.
Kesadaran diri ini tentunya akan membantu kita dalam merespon atau menanggapi sebuah konflik secara bijaksana. Kemungkinan kita untuk ceroboh atau impulsif dalam mengambil keputusan akan lebih sedikit. Hasilnya, tentu saja kita bisa terhindar dari situasi yang tidak nyaman untuk diri sendiri.
- Self-esteem
Self-esteem berkaitan dengan kenyamanan yang ada pada diri kita sendiri. Mengutip artikel dari situs Psychology Today yang berjudul “Reframing Self Esteem As Self Worth” hal yang unik dari aspek ini adalah apabila kita merasa bahwa diri kita berharga, otomatis perlahan kita akan ikut merasa nyaman dan puas terhadap diri kita sendiri. Self-esteem, membuat kita merasa sesuatu yang sudah diperjuangkan atau diusahakan merupakan hal terbaik yang sudah dilakukan oleh diri sendiri.
- Self-worth
Mengutip dari artikel yang yang sama, Self-worth ini berarti keyakinan yang kita miliki mengenai nilai yang ada pada diri sendiri. Keyakinan bahwa kita layak menerima apapun hasil yang ada berdasarkan kerja keras kita.
Tetapi, hal yang menghambat seseorang untuk merasakan ini adalah society yang terkadang seolah menuntut kita untuk menjadi “pribadi” tertentu. Perlu diingat, bahwa seseorang tidak perlu memenuhi tuntutan sosial untuk merasa bahwa dirinya berharga. Selama kita sudah berusaha keras untuk memenuhi apa yang kita butuhkan, berarti kita layak untuk menerima hasilnya.
- Self-care
Aspek terakhir ini lebih dominan terhadap aktivitas-aktivitas yang kita lakukan untuk memanjakan diri sendiri. Melansir dari situs Psychology Today yang ditulis oleh Grace Blair mengenai “Do you put the self care in self care”. Self-care itu perlu untuk diberikan kepada diri sendiri. Apalagi setelah kita sudah berusaha bertahan dan berjuang menjalani kehidupan yang berat.
Contohnya dengan menjaga pola makan teratur, pola hidup yang sehat dan juga menghadiahi diri sendiri dengan hal yang disukai ketika berhasil melakukan sesuatu. Tidak ada salahnya untuk membeli barang atau makanan yang disukai sebagai bentuk apresiasi diri sendiri.
Nah, apabila kita sudah dapat memenuhi keempat aspek tersebut dan menanamkannya kepada diri sendiri, kemungkinan untuk dapat mencintai diri sendiri jadi lebih optimal. Dengan memahami dan mengerti tentang kekurangan dan kelebihan yang ada maka akan terpelihara pondasi diri yang kuat.
Pertanyaannya nih, sobat kampus sudah menerapkan keempat aspek diatas belum? Yuk coba dan rasakan perbedaan sebelum dan sesudah menerapkannya. Semangat sobat kampus!
Penulis: Neska Nabilla Chaerunissa/Job
Editor: Muhammad Khaira Faiq