Foto: Ilustrasi
Pekan Milad Unisba (17/11) diakhiri dengan kedatangan Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla. Saat itu, Unisba menyambut kedatangan orang terpenting ke-2 di Indonesia. Bagaimana tidak, tepat 15 November 2018 kemarin, Unisba genap menginjaki usia enam dekade. Iya, 60 tahun lamanya Unisba telah berkiprah di institusi pendidikan.
Selama sepekan belakangan, ungkapan rasa syukur sudah digaungkan Unisba dengan adanya gerak jalan, bazaar buku, hingga perayaan sarasehan-disusul prestasi bagi tendik Unisba yang memiliki prestasi gemilang. Mungkin saja nama Anda terpanggil salah satunya, bukan?
Namun, jangan berbangga hati terlebih dulu. Elok Unisba seolah dimainkan dalam ragam kebijakan; yang digulingkan (mereka yang berdasi), sayangnya masih ada diantaranya yang dilanggar. Seperti halnya ‘kampus biru’ yang menetapkan Kawasan Bebas Rokok, masih ditemui stand berlabel rokok di sudut kampus. Musababnya stand itu berdiri berkedok job fair. Ketika kami menjumpai singgasana; seribu alasan seperti telah disiapkan. Padahal, penetapan Kawasan bebas rokok ini telah termaktub pada Nomor: 187/L.03/SK/Rek/X/2018 Tentang Kawasan Bebas Rokok (KBAR).
Terkait kawasan rokok ini, memang ada sanksi yang terlibat apabila melanggar yaitu: (1) sanksi ringan berupa teguran lisan, (2) sanksi sedang berupa membuat pernyataan tidak akan melanggar lagi peraturan Kawasan Bebas Asap Rokok, terakhir (3) dilakukan pencatatan oleh Satgas-KBAR.
Tidak berbeda jauh dengan persoalan infrastruktur. Lagak Unisba seringkali mencuat komentar ‘nyinyir’ para mahasiswanya karena kampus yang “begitu saja”. Piranti parkir yang dijanjikan masih sekedar janji belaka, tidak disertai bukti. Keamanan di kampus pun menjadi hal yang patut dipertanyakan. Tamansari-Ranggagading-Ranggamalela-Kedokteran rupanya masih sukar ditemui kehilangan. Saat itu pun, terduga pelaku tertangkap basah di tangan petugas parkir.
Selain itu, pro dan kontra terkait pembangunan lift yang masih memancing perdebatan. Sistem Behaviour, Culture, Attitude (BCA), diterapkan maksud untuk memperhatikan skala prioritas dan kapasitas dari lift itu sendiri. Juga Tamansari 24 yang lagi dan lagi masih dalam tahap pembangunan
Mahasiswa Fakultas Psikologi, Dilia Geugeut, angkat bicara terkait fasilitas Lift ini. Ia menyebut sistem BCA tidak akan berpengaruh pada mahasiswa, melihat karakternya yang berbeda-beda. “Lagipula mahasiswa kan usianya masih produktif jadi mampu naik tangga,” katanya.
Kendati demikian, patut disyukuri Unisba masih memiliki gairah untuk menyelesaikan beberapa fasilitas yang telah rampung, seperti halnya, renovasi Student Centre (SC). SC telah usai direnovasi dan dapat digunakan oleh mahasiswa kampus biru untuk menimba ilmunya.
Jalan Keluar Lewat Petugas Khusus
Baik Kawasan Bebas Asap Rokok, Parkiran, hingga Lift baru di Tamansari memiliki peran sentralnya di ‘Kampus Biru’. Suksesnya keberlangsungan program itu tak lepas dari program yang diusung universitas. Antisipasi melalui petugas khusus dijadikan opsi utama universitas untuk menjaga keamanan situasi pelik di kampus 60 tahun ini. Tugas ini sebenarnya bukan hanya berlaku pada petugas khusus; tapi seluruh civitas akademika. Cukupkah itu menanggulangi insiden-insiden yang terjadi? Universitas seharusnya dapat menanggulangi permasalahan yang tak kunjung usai dengan tidak menerapkan suatu legalitas yang justru memperburuk keadaan.
Di usia yang menempuh 60 tahun sudah sewajarnya perhatian lebih perlu ditingkatkan. Sekali lagi selamat ulang tahun teruntuk Unisba! Kampus biru yang memiliki perjuangan dari mahasiswanya yang berlandaskan 3M. Mari kita seksama bahu-membahu Unisba agar meraih universitas yang diidamkan. Juga harapnya semoga ‘kampus biru’ ini rapor penghujung tahun kian meningkat. Dan selalu mengepakkan sayapnya di kota kembang.
Redaksi