
Salah satu mahasiswa yang tergabung dengan Aliansi Mahasiswa Unisba melakukan aksi tutup mulut menggunakan lakban sebagai bentuk aspirasi di Acara Milad Unisba ke-60, Jalan Tamansari No. 1, Kota Bandung pada Sabtu (17/11/2018). (Puspa/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Unisba menggelar sidang terbuka senat dalam miladnya yang ke-60 pada Sabtu (17/11) di Aula Utama Unisba, Jalan Tamansari No. 1. Acara tersebut dihadiri Wakil Presiden (Wapres) RI, Jusuf Kalla (JK) dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Namun usai penyampaian orasi ilmiah oleh JK, Aliansi Mahasiswa Unisba menyampaikan aspirasinya secara teatrikal.
Perkara Awal
Hal itu bermula ketika anggota Aliansi Mahasiswa Unisba menutup mulutnya dengan lakban. Kemudian mereka membukanya, lalu salah satu anggotanya meneriakan aspirasi. Ketika dia baru menyampaikan beberapa kata, Pasukan Pengawal Presiden (Paspampres) keburu menghadang mereka. Selain mereka, awak media pun dihadang ketika mengabadikan peristiwa tersebut oleh Paspampres dan Protokoler.
Rencana aspirasi yang akan disampaikan oleh Aliansi Mahasiswa Unisba, antara lain menuntut Hak Asasi Manusia (HAM), meningkatkan pendidikan, mencabut Permenristekdikti No. 55 tahun 2018, reforma agraria, kedaulatan pangan, transparansi divestasi saham Freeport, dan penghapusan pajak institusi pendidikan. Selain itu, mereka pun menuntut kejelasan mengenai alasan Unisba mengundang JK.
Opsi untuk Sampaikan Aspirasi
Presiden Mahasiswa (Presma), Priyo Puji Laksono menjelaskan bentuk aksi tersebut merupakan opsi terakhir dalam menyampaikan aspirasi kepada JK. Sebenarnya, kata Priyo, terdapat dua cara lain yang sempat direncanakan. Opsi pertama, mengirim surat langsung kepada JK. Kedua, bertemu langsung dan menyampaikan aspirasi kepada JK. Kedua cara tersebut, dianggap Priyo tidak bisa dilakukan karena JK tidak memiliki banyak waktu.
Menurut surat pernyataan dari peserta aksi, Universitas tidak memberikan kesempatan bagi mahasiswa menyampaikannya lewat surat pun opsi lain. Akhirnya peserta aksi menyepakati untuk berteaterikal menutup mulut dengan lakban. Dimaksudkan sebagai protes karena tidak diberikan kesempatan untuk menyampaikan aspirasinya.
Jawaban dari Unisba
Terkait itu, Wakil Rektor III, Asep Ramdhan Hidayat mengatakan kejadian tersebut dirasa merugikan Unisba karena acara tersebut tidak berjalan semestinya. “Setelah selesai menyampaikan orasi ilmiah, rencananya akan ada jumpa pers, serta pertemuan bersama Wapres dan Gubernur. Lantaran ada keributan jadi JK langsung pergi,” ungkapnya.
Lanjutnya, Asep menyebut perkara tersebut disebabkan adanya penyalahgunaan ID Card tamu undangan yang dikhususkan untuk organisasi mahasiswa (ormawa). “Ini penyalahgunaan amanah, saya amanahkan ID Card ini kepada Presma, namun ia sembarang membagikan kepada siapapun,” jelasnya saat ditemui di gedung Rektorat, Sabtu (17/11).
Asep beralasan JK menjadi tamu di acara milad Unisba karena merupakan penyumbang terbesar pembangunan Unisba di era rektor Achmad Tirto Sudiro. Selain itu, JK pun adalah Ketua Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta (BK PTIS). “Dari situ diharapkan beliau berkenan untuk berkejasama kembali.”
Priyo pun mengakui bahwa ia yang telah memberikan ID Card secara cuma – cuma kepada siapapun yang ingin menghadiri acara milad. Oleh sebab itu Priyo menyebut dirinya akan mendapat hukuman dari pihak kampus.
“Saya membagikan ID Card kepada mahasiswa yang ingin ketemu sama JK, yang lagi ada di mini market depan Unisba. Tindakan ini pasti ada hukumanya, cuman belum tau hukumannya apa.” (Puspa & Gina Santia/SM)