Suasana sekretariat Clean and Green sekaligus sebagai tempat pengelolaan sampah Unisba. (Foto: Azhar Dhiya Nahar/Job)
Suaramahasiswa.info, Unisba– Pada bulan Oktober lalu, Pemerintah Kota Bandung Melalui Dinas Lingkungan Hidup mengeluarkan surat pemberitahuan kepada Universitas Islam Bandung (Unisba) soal produksi sampah yang berlebih. Atas hal tersebut, Unisba berencana untuk mengoperasikan mesin pembakar sampah sekaligus membentuk tim pengelolaan sampah, Zerowaste, guna mengurangi volume sampah di lingkungan universitas.
Kepala Kebersihan dan Estetika, Mastur, mengonfirmasi bahwa tim ini didirikan pada Rabu, (1/11), sebagai tindak lanjut dari surat pemberitahuan Pemerintah Kota. “Sebenarnya melaksanakan perintah (PJ, Red) Walikota Bandung karena kita terlalu banyak buang sampah. Makanya di bulan November bu Warek (Warek II, Red) tuh langsung membuat Zerowaste,” ujarnya pada Rabu, (20/12).
Menurutnya, sebelum tim Zerowaste dibentuk, penumpukan sampah di Unisba mencapai 40 kantong sampah per harinya. Bahkan, jika ada acara khusus, jumlah kantong sampah sampai berkali-kali lipat dari biasanya. Oleh karena itu, pengangkutan sampah tiap bulannya dapat menelan biaya 15-20 juta.
Setelah terbentuknya tim Zerowaste, biaya pengelolaan sampah dapat berkurang hampir setengahnya. “Ada tim Zerowaste itu mengurangi (biaya untuk pengelolaan sampah, red). Kekurangan ini, tuh, Biasanya 20 juta tuh diberikan kepada yang bekerja itu, Zerowaste. Sebetulnya itu kan memberi kesempatan kerja kepada yang lain, dari kelebihan kita di bayar ke situ,” jelas Mastur.
Dalam mengelola sampah, Tim Zerowaste menggunakan cara alternatif, seperti budidaya maggot, pembuatan kompos, dan penerapan program bank sampah. Ketua Tim Zerowaste, Ajeng Siti Fatimah, mengatakan bahwa timnya berupaya meminimalisir serta mengolah sampah jenis organik, anorganik, dan residu.
Mesin pembakar sampah yang digadang-gadang sendiri belum beroperasi secara resmi di Unisba. Mesin tersebut dirancang oleh Mohammad Satori, Dekan Fakultas Teknik, berkolaborasi dengan rekannya dari Jepang.
Menurut penuturan Mastur, pada uji coba pertama di 2021, mesin tersebut masih mengeluarkan polusi seperti asap hitam yang tebal dan suara bising sehingga harus dipindahkan ke TPA Pondok Cabe. “Rencananya sih mau di Ciburial dioperasikan lagi, Pak Satori sudah ngobrol-ngobrol cocok, kalo untuk di kota di sini enggak mungkin,” ujar Mastur.
Di sisi lain, Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Clean and Green (CNG), Agus Wibowo, mengungkapkan bahwa terdapat cara khusus mengolah sampah di tempat yang sempit, seperti Unisba. Pengelolaan sampah dilakukan dengan memanfaatkan lahan yang ada sebagai tempat sementara kantong sampah sebelum dibawa ke TPA. Lahan tersebut mesti jauh dan terpencil dari keramaian.
Berbeda dengan sampah yang diangkut ke TPA, CNG hanya mengolah sampah yang sudah bersih. Agus menyebutkan bahwa dalam satu hari, CNG dapat menghasilkan sekitar sepuluh kantong sampah yang didominasi jenis anorganik.
“Paling yang ke CNG mah sampah yang bisa dijual gitu, maksudnya sampah langsung buang kayak botol, anorganik, yang bisa kita jual lagi sama kita bikin kompos, kalo ke CNG mah yang bener-bener bersih,” ungkapnya saat diwawancarai pada Selasa, (19/12).
Ajeng dan Agus sendiri menyatakan bahwa mahasiswa Unisba masih belum memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan. Selain itu, Ajeng juga mengungkapkan jika Unisba masih belum maksimal dalam mengedukasi mahasiswanya untuk peduli terhadap lingkungan.
“Cuman yang aku harap tuh Unisba bisa mengedukasi atau bikin kebijakan mahasiswanya itu peduli lingkungan, terus meminimalisir kaya botol plastik kayak gitu-gitu. Karena sejujurnya saya agak sedih sih, kaya misal kita ada water station udah, di kasih tumbler juga, tapi ada vending mesin di dalem sini, walaupun itu juga bagus juga sebenernya inovasi baru, maju, cuman agak sedih aja gitu,” ungkap Ajeng pada Selasa, (19/12).
Untuk pengelolaan sampah yang sulit diolah, Mastur berpandangan bahwa ke depannya Unisba harus mempunyai tempat yang lebih luas. Selain itu, Unisba mesti memiliki kendaraan pengangkut khusus guna mobilisasi sampah yang lebih mudah dan murah.
Reporter: Azhar Dhiya Nahar & Sopia Nopita/Job
Penulis: Sopia Nopita/Job
Editor: Syifa Khoirunnisa/SM
*Terdapat perubahan dibagian “Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Lingkungan Hidup mengirimkan surat pemberitahuan kepada Unisba soal produksi sampah yang berlebih”. Sebelumnya dituliskan subjek yang dituliskan adalah Walikota Bandung.