
Suasana penghitungan suara pada Pemira Calon Presiden Mahasiswa dan Calon Wakil Presiden Mahasiswa Periode 2023-2024 di Gedung LPPM Universitas Islam Bandung lantai 5, jl. Hariangbanga No.4, pada Jumat, (3/3). (Foto: Tsabit Aqdam Fidzikrillah/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba- Badan Penyelenggara Pemilihan Umum (BPPU) Universitas Islam Bandung (Unisba) kembali memperpanjang pendaftaran Calon Presiden Mahasiswa (Capresma) dan Calon Wakil Presma (Cawapresma) untuk periode mendatang. Pendaftaran ini telah diperpanjang hingga tiga kali, pertama pada Sabtu, (25/1)-Senin, (27/1), kedua pada Selasa, (28/1)-Jumat, (31/1), dan kini yang masih berjalan yaitu Selasa, (3/2)-Minggu, (9/2). Tidak ada informasi untuk Sabtu, (1/2) dan Minggu, (2/2) pada akun Instagram BPPU.
Suara Mahasiswa telah berupaya menghubungi Ketua BPPU, Ayub Bakar Shidiq untuk meminta pernyataan perihal perpanjangan pendaftaran ini. Akan tetapi, hingga kini tidak ada jawaban.
Perpanjangan pendaftaran tersebut dilakukan seiring dengan berakhirnya masa jabatan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Bandung (BEMU). Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan di kalangan mahasiswa mengenai alasan di balik perpanjangan tersebut. Minimnya pendaftar diduga menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan BPPU harus membuka kembali kesempatan bagi calon pemimpin mahasiswa.
Sementara itu, saat diwawancarai pada Kamis, (19/12/2024), ketua DAMU, Muhammad Hanif Musyaffa mengungkapkan bahwa Pemira akan dilaksanakan pada Januari 2025 dengan tanggal yang belum pasti. Namun, sampai saat ini pihak DAMU tidak dapat dihubungi.
Selain itu, Kepala Bagian Kemahasiswaan dan Alumni, Hikmat Taofiq juga enggan untuk memberi pernyataan terkait hal tersebut. Menurutnya, pihak DAMU-lah yang seharusnya memberi informasi tersebut kepada mahasiswa.
Di sisi lain, Presiden Mahasiswa, Muhammad Ramdan Suliana, menilai bahwa perpanjangan pemilihan Capresma dan Cawapresma menghambat kinerja pengurus BEMU saat ini serta akan berdampak pada Organisasi Mahasiswa (Ormawa) lainnya. Ia juga mengaku tidak mengetahui alasan di balik perpanjangan pendaftaran tersebut.
Ramdan menambahkan, agar setiap BEM Fakultas dapat mempersiapkan kader untuk menjadi Presiden Mahasiswa guna memastikan regenerasi BEMU yang sehat. Ia juga ingin menjadikan Pemilihan Raya (Pemira) ini sebagai sarana pendidikan politik yang mengedepankan rasionalitas serta gagasan bukan emosi atau perebutan kekuasaan.
Selain itu, ia mengatakan bahwa pihak BPPU harus mensosialisasikan Pemira ini secara merata. “Karena hal ini akan berdampak pada regenerasi ormawa selanjutnya. Pihak BPPU harus selalu mensosialisasikan pemira ini sampai ke grasroot dengan berkolaborasi antar ormawa,“ ujar Ramdan pada saat diwawancarai pada Senin, (3/2).
Menanggapi hal tersebut, salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom), Rendi (bukan nama sebenarnya) beranggapan bahwa perpanjangan pendaftaran Capresma dan Cawapresma ini disebabkan oleh belum adanya calon yang mendaftar dan pihak DAMU yang terkesan acuh. Selain itu, masih ada kemungkinan adanya pembahasan dan proses pemilihan yang perlu diselesaikan oleh pihak-pihak terkait.
Ia berharap Pemira tahun ini dapat berlangsung lancar tanpa kerusuhan, berbeda dengan tahun lalu yang dinilai kacau. Meskipun jabatan Presiden Mahasiswa memiliki prestise, menurutnya sebaiknya jabatan tersebut tidak dibesar-besarkan karena ini hanya berada di lingkup kampus.
“Memang seksi ya, jabatan Presma tuh, cuman kalau buat ngambil segitu-nya (melakukan kampanye hitam, Red) itu kayanya engga sih, aneh banget,” ujarnya.
Di sisi lain, salah satu mahasiswa Syariah, Reynald Hafidz, merasa bahwa DAMU tidak melakukan persiapan yang matang dalam penyelenggaraan Pemira ini, terutama dalam hal transparansi informasi kepada mahasiswa. Menurutnya, hal ini berpotensi mengurangi kepercayaan mahasiswa terhadap BEMU dan DAMU dan berimplikasi pada menurunnya minat mahasiswa untuk berorganisasi.
“Bisa mengurangi kepercayaan mahasiswa terhadap DAMU dan BEMU, gitu, kenapa sampai mempersiapkannya tidak maksimal, kemudian juga mungkin bakal mengurangi minat bagi mahasiswa karena melihat DAMU-nya juga kaya gini mungkin bisa jadi daya tarik lembaga-lembaga di kampus terutama DAMU dan BEMU menjadi berkurang, “ ungkap Reynald.
Maka dari itu, Reynald menginginkan adanya kepastian terkait Capresma dan Cawapresma untuk kepemimpinan yang akan datang karena hingga kini belum ada kejelasan mengenai hal tersebut. Ia juga berharap sosialisasi Pemira dapat ditingkatkan agar tidak menimbulkan kebingungan lebih lanjut.
Reporter: Sopia Nopita/SM
Penulis: Linda Pujiyanti/SM
Editor: Syifa Khoirunnisa/SM