Foto Ilustrasi.
Pertumbuhan anak bergantung terhadap lingkungan yang ia emban sejak terlahir di dunia. Memiliki IQ yang tinggi menjadi harapan semua orang, tetapi beda halnya ketika perihal ini terganggu akibat hal sepele yakni polusi udara. Kamu ada diantanya gak?
Polusi udara memberikan dampak negative bagi kesehatan manusia, tak jarang hal ini utamanya berdampak terhadap gangguan pernapasan manusia. Fenomena yang tak kunjung terselasaikan soal polusi udara menjadi momok penting bagi umat manusia untuk bertahan hidup.
Tetapi, dilain sisi kesehatan pada gangguan pernafasan, hal lain terungkap dalam hal yang lebih kompleks. Berdasarkan penelitian American Association for the Advancement of Sciences (AAAS) mengungkapkan ada satu organ dalam tubuh yang terpengaruh secara negative akibat fenomena ini. Yap, organ tersebut ialah Otak.
Namun ini hanya terlihat signifikan terhadap anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.Bukanlah hal yang indah apabila lingkungan kita menjejali anak dengan polutan, maka pertubuhan IQ akan terhambat dibandingkan dengan anak yang menghirup udara segar.
Lantas bagaimana polusi udara ini bisa mempengaruhi otak manusia? Menurut Dr. Deborah Cory-Slecta, polusi udara terdiri dari berbagai campuran metal dan gas, yang seringnya terdiri dari berbagai macam ukuran partikel. Partikel yang berukuran besar tidak begitu bermasalah, pasalnya dapat dikeluarkan melalui mekanisme batuk. Namun, partikel yang sangat kecil (nano partikel) dan sangat haluslah yang dapat menembus tubuh melalui pembuluh darah.
Penurunan kualitas otak pada masa pertumbuhan ini dibuktikan oleh penelitian Dr. Cory-Slechta. Dirinya melakukan penelitian terhadap tikus yang berusia 4-13 hari, yang merupakan masa pertumbuhan otak tikus. Kemudian tikus tersebut dilakukan ekspos oleh udara yang tercemar. Setelah beberapa lama, otak tikus tersebut dibagi menurut area, dapat dilihat bahwa bagian tersebut mengalami kerusakan yang berbeda.
Terlihat jelas bahwa terjadi Ventriculomegaly atau pembesaran ventricle brain (ruangan berisi cairan dalam otak) secara signifikan. Ventrikel tersebut terisi oleh cairan cerebrospinal (LCS), yang berfungsi untuk melindungi keseluruhan otak, membersihkannya dan memberikan energi. Tetapi saat ventrikel ini membesar, berarti mengidikasikan adanya perkembangan yang buruk dari sistem syaraf.
Tentunya pembaca tak asing dengan autisme. Pembesaran ventrikel pada otak menyebabkan penyakit kelainan sistem saraf satu ini. Namun, belum dapat dipastikan bahwa pembesaran ventrikel menjadi sebab utama autisme. Tak hanya autisme, alzhemeir dan bipolar pun menjadi salah satu akibat dari ventriculomegaly.
Lantas bagaimana mengantisipasi polusi udara. Upaya pengendalian pencemaran udara akibat kendaraan bermotor mencakup upaya-upaya pengendalian baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga dapat menurunkan tingkat emisi dari kendaraan bermotor secara efektif antara lain (Sudrajat, 2006); Mengurangi jumlah mobil lalu Lalang, misalnya dengan jalan kaki, naik sepeda, kendaraan umum atau naik satu kendaraan pribadi bersama teman-teman (car pooling). Kedua, melakukan perawatan mobil dengan saksama agar tidak boros bahan bakar dan asapnya tidak mengotori udara. Ketiga, meminimalkan pemakaian AC dengan memilih AC non-CFC dan hemat energi. Lalu yang terakhir, memilih bensin yang bebas timbal. (Kevin/SM)