Suaramahasiswa.info, Unisba- Michael Jackson sang “The King of Pop” (Raja Pop –Red) tak jarang menuangkan rasa kepeduliannya terhadap kondisi lingkungan dan isu sosial yang semakin memburuk melalui karya-karyanya. Salah satu karya populer tersebut adalah lagunya yang rilis pada 16 Juni 1995, berjudul “Earth Song”.
Did you ever stop to notice
All the blood we’ve shed before?
Did you ever stop to notice
This crying Earth, these weeping shores ?
Terjemahan:
Pernahkah kamu berhenti untuk memperhatikan
Semua darah yang kita tumpahkan sebelumnya?
Pernahkah kamu berhenti untuk memperhatikan
Bumi yang menangis ini, pantai-pantai yang menangis ini?
Sepenggal bait lirik tersebut sedikitnya menggambarkan keresahan Michael Jackson yang mempertanyakan kepada manusia mengenai kerusakan lingkungan di bumi. Keresahan tersebut ia sampaikan melalui lirik yang terkesan menyindir untuk meningkatkan kesadaran manusia. Didukung oleh latar video klip yang menampilkan kerusakan alam seperti, penebangan hutan, perburuan hewan liar, dan sebagainya.
Pada masa nya, lagu ini pernah menjadi lagu tersukses yang pernah direkam dimana berisikan protes terhadap lingkungan hidup, terjual lima juta copy, menduduki puncak tangga lagu lebih dari 15 negara. Michael Jackson juga memiliki lagu dengan tema serupa yang tidak kalah terkenal seperti “We Are The World” dan “Heal The World”.
Faktanya, lirik tersebut memang sesuai dengan situasi alam pada saat lagu ini dirilis. Food and Agriculture Organization (FAO) mengemukakan bahwa luas hutan di dunia pada tahun 1980-1995 berkurang sekitar 180 juta hektar area (ha) atau hampir setara dengan luas daratan Indonesia. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh pembukaan lahan untuk pertanian, urbanisasi, dan pembangunan infrastruktur.
Hingga kini, Indonesia sendiri pun tidak luput dari kerusakan alam. Ditinjau dari buku Data Bencana indonesia 2023, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa Indonesia telah mengalami 5.400 kejadian bencana alam yang terdiri dari 2.051 kejadian kebakaran hutan dan lahan, 1.261 cuaca ekstrem, 1.255 banjir, 591 tanah longsor, 174 kekeringan, 33 gelombang pasang dan abrasi, 31 gempa bumi serta 4 letusan gunung berapi.
Di sisi lain, World Health Organization (WHO) juga memprediksi bahwa akan terjadi perubahan iklim antara tahun 2030 sampai 2050 yang dapat menyebabkan bertambahnya sekitar 250.000 kematian per tahunnya. Fenomena ini dapat mengakibatkan kerugian dua sampai empat miliar Dollar Amerika atau sekitar 33,398 sampai 66,796, miliar Rupiah per tahunnya.
Terlihat jika sampai saat ini, kerusakan alam masih sering terjadi dan belum menunjukkan perubahan signifikan pada manusia dalam menjalankan kewajibannya untuk menjaga lingkungan. Melalui lagu-lagunya, Michael Jackson dapat terus mengingatkan manusia untuk terus menjaga dan peduli terhadap lingkungan meskipun raganya tak ada lagi di dunia ini.
Penulis: Rizki Khisban/SM
Editor: Fikri Fadillah/SM