Seorang Mahasiswa yang sedang memikirkan perbedaan antara organisasi dan ekstrakurikuler. (Fais Adzhar Djohari / SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba – “Aku pengen belajar dan membahagiakan orangtua,”
Mungkin kalian pernah dengar, kalimat klise yang kerap diucapkan mahasiswa ketika ditanya akan tujuan kuliah. Yap, kampus memang merupakan tempat untuk belajar sebelum melanjutkan ke dunia profesional. Tapi selain tempat menimba ilmu, kampus bisa menjadi sarana pengembangan potensi diri melalui organisasi maupun ekstrakurikuler loh.
Di setiap universitas terdapat berbagai pilihan organisasi maupun ekstrakurikuler, mulai dari organisasi intra kampus, organisasi ekstra kampus hingga ekstrakurikuler. Setiap organisasi dan ekstrakurikuler memiliki fungsi dan minat bidangnya masing-masing.
Seperti organisasi intra kampus yang terdiri dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Dewan Amanat Mahasiswa (DAM), Lembaga Pers Mahasiswa (LPM), dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ). Selain itu, organisasi ekstra kampus seperti Himpunan Mahasiswa Daerah dan Himpunan Keagamaan atau bahkan memilih ekstrakurikuler seperti olahraga, kesenian dan bahasa.
Walaupun organisasi dan ekstrakurikuler sama-sama tempat pengembangan potensi diri, keduanya sebenarnya memiliki beberapa perbedaan. Jika dilihat dari pengertiannya, organisasi merupakan suatu perkumpulan bagi sekelompok orang untuk saling bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut kemdikbud.go.id, ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang lebih bersifat kepada minat dan pengembangan diri.
Secara sistem, organisasi dibentuk melalui hubungan antar manusia dengan sistem kepemimpinan yang terencana. Di dalam sebuah organisasi terdapat struktur yang dapat menunjukan kedudukan seseorang serta jalur koordinasi yang jelas agar mudah dalam mencapai tujuan tertentu.
Dengan adanya pembentukan struktur dan beban kerja yang jelas, wajib dalam berorganisasi memiliki komitmen berpartisipasi yang kuat. Sebab, jika salah satu individu mundur di tengah jalan maka organisasi akan pincang, tujuan pun tidak akan tercapai dengan mudah. Kalau menurut penulis buku Organizational Behaviour, Keith Davis sih ada tiga unsur penting dalam partisipasi yaitu keterlibatan fisik dan mental, sukarela dan bertanggung jawab.
Bicara tentang komitmen, salah satu indikator seseorang memiliki komitmen dalam berorganisasi yaitu loyalitas dan partisipasi yang intens untuk terus belajar. Sehingga bagi mahasiswa yang telah menjadi anggota suatu organisasi, tidak bisa seenaknya keluar dan masuk. Secara otomatis setiap anggota harus bisa menyeimbangkan diri untuk memberikan ide dan waktu bagi kehidupan organisasi maupun akademik.
Nah, ekstrakurikuler secara sistem tidak berbeda jauh dengan organisasi. Keduanya sama-sama terdapat posisi ketua, wakil ketua, sekretaris, dan bendahara. Hanya saja struktur kepengurusannya lebih sederhana dari struktur kepengurusan organisasi, sebab pada dasarnya ekstrakurikuler cenderung berfokus mewadahi minat dan hobi.
Terlepas dari itu, memilih berorganisasi atau pun ekstrakurikuler kalian akan tetap dihujani dengan segudang pengalaman, melatih komunikasi dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan. Hal – hal tersebut sangat berguna ketika kalian sudah memasuki dunia profesional nanti.
Jadi gimana sobat kampus? sudah mengertikan perbedaan organisasi dan ekstrakulikuler? Oh iya, sebelum memutuskan memilih yang mana pastikan sesuai dengan kemampuan diri. Jika ingin mengasah bakat, ekstrakurikuler bisa menjadi pilihan yang baik. Namun, jika kalian menginginkan pengembangan diri yang lebih kompleks, berorganisasi akan menjadi jalan ninjamu!
Penulis: Ghina Hafiza
Editor: Sophia Latamaniskha