Suaramahasiswa.info, Unisba– Sampah kertas menjadi salah satu tantangan besar dalam pengelolaan limbah dunia termasuk Indonesia. Sebagai negara dengan populasi manusia yang besar dan sistem pendidikan yang luas, kertas bekas termasuk skripsi mahasiswa, menyumbang sebagian besar dari total sampah kertas setiap tahunnya.
Dilansir dari World Wide Fund for Nature (WWF), sekitar 30-40% dari semua kayu industri global digunakan untuk memenuhi permintaan produk berbasis kertas. Adapun sumber daya alam lain yang digunakan untuk pembuatan kertas, yakni air. Menurut Environment Canada, butuh sekitar 324 liter air untuk produksi 1 kg kertas.
Seperti yang disebut oleh The World Count pada 2021, 26% dari total sampah di tempat pembuangan seluruh dunia adalah kertas. Selain itu, tercatat sebanyak 353.193.797 ton kertas dihasilkan di dunia dan secara global terdapat sebesar 23,5 juta hektar lahan hutan digunduli atau dibakar untuk memproduksi kertas.
Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), sampah kertas di Indonesia menempati urutan keempat dari total limbah sampah dengan proporsi sebesar 11%. Hal ini disebabkan oleh peran penting kertas dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya pencetakan dokumen, kemasan produk, bahkan tugas akhir seperti skripsi.
Selanjutnya, Perguruan Tinggi (PT) menjadi kontributor terbesar dalam sampah kertas, salah satunya kertas skripsi yang dibuang setelah tidak terpakai. Hal ini karena beberapa kampus mewajibkan mahasiswanya untuk menyerahkan skripsi mereka dalam bentuk fisik sebagai syarat kelulusan. Adapun prosesnya yang melibatkan pencetakan draft skripsi berulang kali untuk revisi ketika bimbingan, serta pencetakan final yang umumnya dilakukan dalam beberapa eksemplar.
Sementara itu, terdapat upaya yang dilakukan oleh beberapa PT untuk mengurangi sampah kertas. Upaya tersebut berupa digitalisasi, diantaranya mengganti skripsi dengan publikasi artikel ilmiah hingga pengerjaannya yang dilakukan melalui digital.
Beberapa PT tersebut salah satunya Program Studi (Prodi) Perpustakaan dan Sains Informasi, Universitas Padjadjaran (Unpad) yang membuka peluang kepada mahasiswa untuk menyelesaikan pendidikannya dengan membuat artikel ilmiah. Lalu, prodi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) juga meluluskan mahasiswanya dengan menulis artikel ilmiah yang dipublikasikan ke jurnal akreditasi sebagai penyetaraan.
Selain itu, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember (UIN KHAS), Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau (UIR) dan Fakultas Ekonomi (FE) UIN Maulana Malik Ibrahim Malang juga mengganti skripsi dengan publikasi karya ilmiah. Ketiga PT tersebut mempublikasi jurnal dengan reputasi nasional terakreditasi minimal Science and Technology Index 2 (SINTA 2) atau jurnal bereputasi internasional.
Di sisi lain, terdapat beberapa PT yang menormalisasi bimbingan skripsi dalam bentuk digital. Salah satunya, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (FIP UNJ) yang melakukan bimbingan skripsi melalui aplikasi Sistem Bimbingan Skripsi Online (SIBISON). Lalu, teknik komputer Universitas Panca Budi juga menyediakan program bimbingan tugas akhir/skripsi secara daring melalui portal mahasiswa.
Oleh karena itu, kiranya penting bagi setiap perguruan tinggi untuk mempertimbangkan kembali penggunaan kertas di setiap tugasnya seperti skripsi. Hal ini karena tingkat penggunaan kertas yang tinggi akan berdampak buruk bagi lingkungan alam bila tidak dikelola dengan baik.
Penulis: Alfira Putri Marcheliana Idris/SM
Editor: Adelia Nanda Maulana/SM