Foto : Dokumentasi Pribadi
Suaramahasiswa.info, Unisba – Ada cerita dari sebuah anak manusia, yang gilang gemilang sebab telah menetaskan karya-karya dahsyat nan berbahaya. Liku kehidupan jelas telah ia lalui. Di masa ranumnya, ia dipaksa menjadi pesakitan, dijebloskan ke penjara; sebab ia dianggap komunis atau sebab lain, karena tulis-menulisnya.
Ialah Pramoedya Ananta Toer anak manusia yang gemilang itu. Lahir di kota kecil di ujung timur Provinsi Jawa Tengah, yakni Blora, Pram–sebutan populernya– terlahir ke dunia pada 6 Februari 1925. Tercatat, selama ia hidup puluhan karya ia tuliskan. Novel, cerita pendek hingga naskah drama merupakan bentuk karya dari sang maestro sastra Indonesia.
Karya yang paling hits dari Pram tentu tetralogi Pulau Burunya; ‘Bumi Manusia’, ‘Anak Semua Bangsa’, ‘Jejak Langkah’ dan terakhir ‘Rumah Kaca’ yang ditulisnya tatkala mendekam penjara di Pulau Buru menjadi karya sastra yang hidup hingga kini.
Selasa Kemarin, 6 Februari menjadi hari ulang tahun sang maestro. Bahkan, mesin pencari nomor satu di dunia yakni Google ikut merayakan hari lahir Pram. Sebuah animasi Pram tengah mengetik dengan mesin tik dimuat pada laman utama Google.
Karya, bentuk nyata hadirnya seorang Pramoedya Ananta Toer. Meski telah tiada, namun ia hadir dalam setiap kajian sastra, rujukan karya sastra mutakhir di Indonesia.
Berkarya Lewat Olahraga di Unisba
Awal tahun 2017, Unisba disenangkan oleh karya para mahasiswanya. Dua cabang olahraga sukses merengkuh juara. Unisba kali ini bukan Glenn Fredly yang hanya malaikat yang tahu bahwa Glenn-lah juaranya. Tapi pada dua cabang itu, Unisba juara dalam arti hakiki, bukan juara dua apalagi tiga, tapi juara satu!
Yang pertama Karate, lewat Dinda Ayu Ningstyas, pada Kamis 26 Januari kemarin, dengan heroik ia menggondol juara pertama pada kejuaraan Paspampres Open Karate Championship 2017 di Jakarta. Emas ia raih, pada kumite Senior Putri kelas 55 Kg.
Pada cabang olahraga kedua yakni Softball pun tidak kalah membanggakan, mungkin luar biasa. Sebab, Softball putra dan putri berhasil meraih juara satu. Ya putra dan putri. Gelar juara berhasil dikawinkan. Tidak main-main, prestasi itu didapat pada kejuaraan tingkat nasional Liga Softball Mahasiswa 2017, yang diselenggakaran di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), pada 20 sampai 29 Januari lalu.
“Alhamdulilah membawa Unisba juara pertama adalah suatu kebanggaan, ditambah bisa ngawinin gelar putri sama putranya,” ungkap Ghisza, kapten tim Putri Softball Unisba.
Dinda Ayu pun tentu tak kalah girang dengan hasil kemarin. Sebab, pada kejuraan karate kali ini, ia selain membawa nama Unisba juga Jawa Barat. Pada Tahun 2017 Dinda berencana untuk meraih prestasi lagi, pada kejuaran karate yang lain.
Ia berharap pihak kampus bisa membantu lebih, dengan memperbaiki fasilitas bagi para atletnya. “Jangan sampai diabaikan, kalau ada pertandingan harus di-support Atletnya. Jangan cuma pengen photocopy piagam tapi sama sekali enggak peduli sama atletya juga,” ucap Dinda.
Unisba Harus Ambil Peran
Hasil ini patut dibanggakan di tengah maju mundurnya eksistensi sebagian Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Unisba. Dua UKM di atas menjadi wujud karya nyata, mahasiswa Unisba bisa berbicara lebih dan tampil hebat di pentas nasional.
Universitas harus ambil bagian lebih. Mendukung penuh proses serta karya mahasiswanya, terutama ranah UKM. Jika sudah mendukung, dukung lebih kuat lagi, jika belum, mari dukung bersama. Karena, jika berprestasi yang bangga bukan atletnya saja, Unisba pun yang empunya mahasiswa akan turut senang nan girang.
Harus diakui, fasilitas yang minim bagi UKM, bahkan sangat minim menjadi cerita minor di Unisba. Bukan minor lagi, tapi cenderung menjadi kisah nestapa. Bagaimana tidak, tempat penyimpanan alat dan tempat beristirahat bagi UKM bela diri hanya disediakan satu tempat saja.
Tapi bagai meminta hujan di musim kemarau, ataupun berharap turun salju di Indonesia, fasilitas bagi UKM terkhusus bidang olahraga menjadi barang mahal dan seakan cukup mustahil di Kampus Biru. Sudahlah, mari bangun prestasi dan karya nyata. Mari Unisba; Rektorat, mahasiswa dan semua civitas akademika lainnya ambil peran. Hidupkan prestasi, rakuslah dalam berkarya.
“Kehidupan ini seimbang, Tuan. Barangsiapa hanya memandang pada keceriaannya saja, dia orang gila. Barangsiapa memandang pada penderitaannya saja, dia sakit,” Pramoedya Ananta Toer
Dan, selamat ulang tahun Pram! Dan Selamat Bagi Unisba!
Redaksi