Foto : Ilustrasi Surat
Oleh : Muhammad R. Iskandar
Hallo, mahasiswa Unisba! Bagaimana kabarnya?
Agaknya saya tak perlu berbasa-basi seperti itu. Namun, saya berani bersumpah, saya tulus kok menulis kalimat sapaan di atas. Tak usah kalian anggap saya sedang berbasa-basi. Karena saya tak menginginkannya, dan untuk membuktikan saya tidang sedang berbasa-basi, mari kita mulai ke inti pucuk surat ini:
Sebentar lagi kita akan punya adik baru loh, dan mungkin kalian sedang giat-giatnya menyambut mereka. Mulai dari sedang menjaring kawan seperjuangan yang kepingin punya adik yang bisa diandalkan dan dibanggakan almamater. Bahkan sedang merancang agenda untuk menumbukan jiwa-jiwa mahasiswa di tubuh putih abu-abu itu. Tak lupa kalian pun sedang berusaha membuat kegiatan yang nantinya akan bikin maba-maba ini paham tentang Tri Darma Perguruan Tinggi. Atau kalian juga menargetkan sumpah mahasiswa tertanam di jiwa-jiwanya, hingga suatu saat nanti, mereka akan mengamalkannya, sepertihalnya kalian bukan?
Ah senang rasanya melihat Mahasiswa Unisba yang seperti itu. Dimana kalian sangat-sangat bersemangat untuk menyambut generasi-generasi baru. Saking semangatnya kalian pun dengan suka rela masuk kepanitiaan demi sertifikat dan mendekati adik tingkat –eh tidak, tidak mungkin kalian senaif itu, saya kenal kok kalian siapa.
Sesekali kalian berdebat, dan hebatnya kalian tidak pernah kalangkabur seperti halnya debat politisi. Tentu hal itu kalian dapatkan dari kebiasaan membaca buku di waktu-waktu senggang. Literatur kalian sangat banyak. Bagaimana tidak, di perpustakaan Unisba yang tegolong lengkap itu, kalian rela berdesak-desakan (namun tertib) untuk meminjam buku. Bahkan saat saya sekitar jam 10 siang ke koperasi mahasiswa untuk membeli koran, saya harus berlapang dada karena kehabisan. Oh sungguh kebiasaan yang jarang ditemui di remaja saat ini.
Lanjut lagi ya teman-teman seperjuangan ku. Saya sangat senang melihat kalian saat ini memutuskan untuk masuk organisasi ini-itu. Mengikutinya dengan dengan sepenuh jiwa raga kalian. Saya tahu kok kalian tidak hanya sekedar numpang nama disana. Ah, mana mungkin kalian seperti itu, saya pernah lihat kalian rapat dengan penuh semangat untuk mengadakan acara Sahur On The Road, pentas seni, acara amal dan kegiatan lainnya. Kalian sukses membuktikan SOTR yang bebas dari citra negatif dan terkesan ikut-ikutan.
Setahu saya kalian pun tidak pernah absen untuk rapat-rapat organisasi. Bahkan saat ada pemilihan ketua di organisasi yang kalian ikuti, banyak diantara kalian yang berani menyalonkan diri. Lebih dari itu, saya melihat banyak potensi pemimpin dalam diri kalian. Begitu prural, begitu humanis, namun sangat-sangat agresif saat mendapati isu-isu negatif tentang kawan yang dicutikan dan alokasi dana kampus yang tak jelas. Tidak seperti di kampus teman saya, yang karena hanya masalah seragam baru berkoar.
Jujur saya sangat mendukung kegiatan kalian. Dimana kalian sangat-sangat peduli dengan kondisi sosial kalian. Kalian tidak segan untuk turun tangan saat ada bencana alam, korban kelaparan, dan kegiatan kemanusiaan lainnya. Tidak seperti kampus lain yang masih banyak kelompok-kelompok anarkis yang marah-marah karena chat-nya tidak dibalas di grup angkatan.
Oh, mahasiswa Unisba, begitu dewasanya kalian, menghabiskan waktu dikampus untuk saling bantu tugas dengan teman seperjuangan. Hal ini lah yang jarang didapati di kampus-kampus tetangga. Kalian pun dengan semangat menuntut ilmu di ruang-ruang kelas, bahkan saat dosen tidak masuk kalian tanpa segan menagih kelas pengganti. Kata teman saya dikampus lain, kebanyakan mahasiswa masuk kelas hanya untuk mengejar absen, agar bisa ikut ujian. Untung saja di Unisba ini, kalian sadar betul apa itu ilmu, sehingga menomorduakan ijazah. Saat di sodori tugas akhir pun kalian dengan bersemangatnya mengambil objek penelitian yang kalian sukai. Tentu kalian tidak memilih yang paling mudah, karena kalian mengamini betapa sakralnya tugas akhir itu.
Dengan titel Islam di kampus kita ini, sepengatahuan saya, kalian tidak pernah menanggalkan ibadah. Bahkan dihari-hari tertentu kalian suka menegakan solat malam di mesjid kampus. Saking cerdasnya kalian, tak pernah terdengar oleh ku, bahwa ada mahasiswa sini yang tersulut emosinya mendengar berita-berita tidak jelas dari akun yang sama tak jelasnya. Kalian tentu lebih fokus untuk menjalankan visi-misi kalian sebagai mahasiswa kan? Buktinya saat Tolikara penuh dengan asap, kalian masih bisa memfilter berita mana yang baik dan tidak.
Ah sudahlah, aku sangat mencintai keadaan sosial disini. Teman saya pernah mengeluhkan betapa tidak inteleknya mahasiswa sekarang. Namun, bagiku tidak di Unisba. Sedikit ekspetasi,mungkin kalian akan menelurkan generasi yang lebih edan lagi dari ini. Sebelum ku sudahi tulisan ini, agaknya saya harus meminta maaf bila ada pemikiran saya yang tidak benar, bahkan mungkin terbalik dengan fakta dilapangannya.
Tutup kata, semoga kalian sehat selalu, mahasiswa Unisba!