
Stranger Things Musim Ketiga. (Foto/Netflix)
Suaramahasiswa.info – Setelah sukses menarik perhatian penonton pada musim satu dan dua, akhirnya Stranger Things Season tiga dirilis di seluruh dunia . Film asli serial Netflix ini di garap oleh sutradara sekaligus penulis Matt Duffer dan Ross Duffer (The Duffer Brothers). Berbeda dengan dua musim sebelumnnya, sepasang kakak adik ini membuat pentonton lebih emosi lagi dan terbawa persaaan.
Tak heran jika di dua musim sebelumnnya film ini berhasil menerima beberapa nominasi dan penghargaan industri, termasuk memenangkan Screen Actors Guild Award for Outstanding Performance by an Ensemble in a Drama Series pada tahun 2016. Tak hanya itu, delapan belas nominasi Penghargaan Primetime Emmy Awards ke-69, termasuk Outstanding Drama Series berhasil direbut.
Latar waktu dan tempat dari musim ketiga Stranger Things tetap sama dengan musim satu dan dua. Tak biasannya mengambil era tahun 80-an, sehingga membawa penonton bernostalgia ke masa lalu. Latar tempatnya pun di buat fiksi yaitu pedesaan Hawkins. The duffer brother berhasil membuat perubahan pemeran anak-anak, Finn Wolfhard (mike), Millie Bobby Brown (eleven), Gaten Matarazzo (Dustin McLughlin (Lucas),Noah Schnapp (Will) dan Sadie Sink (Max) yang signifikan setelah 2 tahun menggarap musim kedua.
Cerita di buka dengan kegiatan orang asing yang mencoba kembali membuka upside down. Gerbang asal monster mindflyer yang di musim kedua berhasil ditutup oleh Eleven. Memasukin awal scene episode pertama, penonton dibuat gemas adegan romantis antara Mike dan Eleven yang mengejutkan. Penonton dibuat kebingungan ketika Dance Montgomery (Billy), kakak max tiba-tiba saja di tarik oleh Mind flyer dan masuk ke Upside Down.
Setelah tegang dan bingung, drama klasik anak remaja pun turut hadir. Persahabatan hancur karena cinta yang di alami oleh Mike, Lucas, Will, Dustin, Max dan Eleven. Karena itu, Eleven berhasil menerawang Billy dengan kekuatannya. Tak hanya ada kebingungan dan ketegangan saja, adapun perpaduan antara persahabatan, cinta.
Di awal episode keempat, awal dari mulainya pencarian monster tersebut. Will kembali merasakan kedatangan monster itu. Semua pemeran mencari cara untuk melawan monster itu. Maya Hawke (Robin), Joe Keery (Steve) sibuk mecari jalan menuju laboratorium orang asing. Natalia Dyer (Nancy) dan Charlie Heaton (Jonathan) mencari petunjuk lewat Ibu Driscoll. Penonton kembali merasakan emosi ketika Mike, Lucas, Will, Max dan Eleven sedang melawan Billy. Begitu pula beberapa episode selanjutnya, pencarian pun terus dilakukan.
Sedikit demi sedikit akhirnya jalan untuk menuju markas mind flyer ditemukan pada episode keenam. Namun Ketegangan kembali mencuat penonton pada episode ke tujuh ini. Bukan lagi, Mind Flyer mencoba memusnahkan Eleven dan teman-temannya. The duffer brothers berhasil membuat Mind Flyer terlihat seperti nyata. Keadaan pun semakin rumit, tanpa disangka-sangka kebahagiaan muncul saat Mike, Lucas, Will, Dustin, Eleven, Max, Jonathan, Nancy dan Erica kembali bergabung untuk menghancurkan Mind Flyer.
Pada akhir-akir episode perasaan penonton dibuat campur aduk. Ketegangan,kesedihan,kesenangan di jadikan satu dalam episode terakhir ini. Tegang sekaligus sedih ketika semua pemeran ikut melawan mind flyer sampai taruhan nyawa demi menyelamatkan dunia. Namun lucunya ketika di tengah scene Dustin dan Gabriella Pizzolo (Suzie) bernyanyi “Never Ending story’’. Di akhir episode penonton dibuat sedih karena Eleven, Will dan ibunya harus pindah dari Kota Hawkins meninggalkan teman-temannya.
Film ini cocok banget buat kalian yang suka genre horror dan juga fiksi. Dari awal sampai akhir episode semuannya terkemas rapih ketegangan,kesenangan, kesedihan pokoknya campur aduk dehh. Yakin kalian tidak akan bosen nontonnya!
Penulis: Raihan Rachmansyah
Editor: Puteri Redha Patria