Foto: Los Angeles Times
The Last Dance, the last dance merupakan film dokumenter dari tim NBA yaitu Chicago Bulls yang berhasil menjuarai NBA enam kali secara beruntun, dua kali dalam kurun waktu yang berbeda. Kisah di film the last dance ini lebih memberatkan tentang karir Michael Jordan dari awal karir basket hingga jadi juara dunia basket dan pensiun. Film series ini dirilis pada 19 juli 2020 tayang di layanan streaming Netflix selama lima minggu secara beruntun, yang setiap minggunya menyuguhkan dua episode yang keseluruhan episode berjumlah 10.
Michael Jeffrey Jordan, atau yang lebih dikenal dengan nama Michael Jordan yang biasa disingkat MJ. Seorang legenda basket nasional berdarah Amerika Serikat ini merupakan pebasket yang sangat hebat pada masanya, mengumpulkan enam cincin juara NBA Bersama Chicago Bulls. Ke-enam Cincin juara tersebut ia dapatkan selama dua kali tiga tahun berturut-turut, tiga kali juara beruntun didapatkan pada tahun 1991-1993, dan 1995-1998.
Karir basket MJ berawal dari SMA, yaitu Emsley A. Laney High School yang berada di Carolina utara Amerika Serikat. Berkat penampilan bagusnya di masa SMA-nya MJ mendapatkan banyak tawaran beasiswa dari kampus-kampus di Amerika untuk bermain di tim basket kampusnya. Dari sekian banyaknya tawaran, MJ menerima pinangan beasiswa dari University of North Carolina at Chapel Hill pada tahun 1981. MJ bermain sangat bagus pada masa kuliahnya, ia mampu membawa Universitas Karolina Utara menjuarai turnamen NCAA yang mana merupakan kompetisi basket yang bergengsi bagi tim basket kampus di Amerika Serikat sana.
Kemudian pada tahun 1984 dia mengikuti NBA Draft, dimana sebuah tim yang berada di NBA memilih seorang anak muda yang berasal dari penjuru dunia yang menekuni basket untuk bergabung Bersama mereka, pada awal-awal musim ini mereka dinamakan pemain rookie. MJ dipilih pada urutan ketiga oleh Chicago Bulls.
Pada masa rookie-nya MJ dianggap cukup gemilang pada masanya, dan mendapatkan penghargaan rookie of the year pada akhir musim. Pada tahun keduanya di awal musim dia cedera di bagian kaki dan mengharuskannya untuk menepi selama 64 pertandingan saat itu. Setelah sembuh dari cederanya, pada musim ketiganya performanya sudah kembali normal seperti sedia kala dan mampu membawa Bulls masuk ke playoff.
Setelah musim yang gemilang pada tahun 1986-1987 walaupun dibabat habis oleh Boston Celtic saat itu, pada musim berikutnya, yaitu 1987-1988 Bulls mulai menemukan ritme yang bagus dan permainan yang apik untuk memenangi playoff bagian timur saat itu, tidak seperti musim-musim sebelumnya yang hanya sampai ke babak semifinal bagian timur. Di musim 1987 dengan permainan yang meningkat mereka mampu melaju hingga babak final bagian timur pada saat itu, permainan MJ yang sangat gemilang juga menjadi faktor utama keberhasilan Bulls di musim itu.
Tapi demikian ada tembok besar bernama Detroit Piston, tim NBA yang selalu menjadi bayang bayang Bulls selama tiga musim kedepan. Detroit Piston yang di nahkodai oleh Isiah Thomas mampu meluluhlantakkan kedigdayaan Bulls pada musim itu. Detroit Piston dijuluki dengan julukan “Bad Boys” pada musim itu, dikarenakan permainan mereka yang sangat keras dan kasar, dengan kekuatan Pistons saat itu mereka mampu menyingkirkan dominasi Bulls di Timur sebagai yang paling kuat. Pistons mampu mengalahkan Bulls sebanyak tiga kali di Final bagian timur dari musim 1987-1988 hingga musim 1898-1990. Meskipun pada musim 1989-1990 Bulls sangat dipercaya mampu melaju ke Final NBA kala itu karena pelatih baru mereka, Phill Jackson.
Setelah kesuksesan MJ pada tahun itu terjadi banyak kejadian yang kelam dan aneh untuk MJ dari ayahnya James Jordan yang dibunuh pada tahun itu karena perampokan mobil. Pensiunnya MJ pada tahun ini dan masuknya MJ kedunia Baseball pada tahun berikutnya. MJ mengumumkan pensiun kala itu dengan alasan sudah tidak memiliki hasrat di basket lagi.
Pada tahun berikutnya yakni tahun 1994 ia merambah ke dunia baseball, alasan ia bermain baseball adalah karena mendiang ayahnya yang sejak dulu ingin anaknya menjadi pemain baseball profesional. Keputusan yang kontroversial ini sungguh menggemparkan dunia pada saat itu karena mega bintang basket yang beralih profesi menjadi seorang pemain baseball.
Karir yang tidak mulus selama menjadi pemain baseball membuat MJ kembali menggeluti dunia basket dan comeback ke dunia basket Bersama Bulls pada tahun 1995. Bulls yang masuk ke jajaran playoff cukup sulit dalam menghadapi lawan-lawannya sampai akhirnya sang mega bintang kembali di musim itu, tapi perjalanan mereka tidak semulus itu, mereka harus kalah di babak semifinal oleh Orlando Magic saat itu.
Dengan habisnya kontrak Phill, MJ memutuskan untuk pensiun dari dunia basket pada tahun 1999 awal. Pada tahun 2000 MJ kembali ke dunia basket tapi bukan sebagai pemain, melainkan pemilik sekaligus presiden dari klub Washington wizard. Tetapi lagi-lagi ia melakukan comeback pada tahun 2001 dan bermain untuk klub yang di naunginya sendiri yaitu wizards, ia bermain dari 2001-2003. Setelah itu MJ benar benar pensiun untuk selamanya sebagai pemain. Permainan terakhirnya terjadi pada tanggal 16 April 2003 melawan 76sixers, walaupun kalah di pertandingan, ia mendapatkan standing ovation dari seisi stadion.
Dokumenter the last dance ini sangat menarik untuk diikuti, tidak hanya oleh penggemar basket tapi orang-orang yang tidak mengikuti basket juga bisa, karena banyak pesan pesan bagus yang disampaikan dari dokumenter ini.
Build up cerita yang menarik dari awal ia berkarir hingga pensiun juga sesuatu yang menarik untuk diikuti, karena banyak rintangan yang ia lewati seperti teman yang menjadi lawan dan lawan yang menjadi teman.
Kekurangan yang ada di dokumenter ini adalah tidak semua pemain Bulls pada saat itu yang mendapatkan jatah untuk berbicara yang sama, padahal mereka juga turut andil membantu Bulls menyabet gelar juara.
Penulis: Fais Azhar Djohari
Editor: Raihan Rachmansyah