
Wakil Rektor III sekaligus ketua pelaksana penghitungan suara pemilihan Rektor Universitas Islam Bandung masa bakti tahun 2021 – 2025, Asep Ramdan sedang membacakan hasil penghitungan suara bakal calon Rektor Unisba periode 2021-2025, di Aula Hj. Kartimi Kridhoharsojo, Unisba Tamansari nomor 1, hari Jum’at (26/3). Hasil penghitungan ini menghasilkan kandidat Rektor Unisba yang maju ke tahap selanjutnya, yakni Edi Setiadi dengan perolehan 263 suara. (Foto: Aryana Catur Rangga/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Universitas Islam Bandung (Unisba) melaksanakan penghitungan suara pemilihan Rektor Universitas Islam Bandung masa bakti tahun 2021 – 2025 tahap I, yang diselenggarakan di Aula Hj. Kartimi Kridhoharsojo, Unisba Tamansari nomor 1, hari Jum’at (26/3). Hasil penghitungan ini menghasilkan kandidat Rektor Unisba yang maju ke tahap selanjutnya, yakni Edi Setiadi dengan perolehan 263 suara.
Total suara dihitung dari seluruh dosen di Unisba yang berjumlah 511 suara. Suara yang masuk pada saat penghitungan berjumlah 499 suara. Dari 499 suara, terdapat 33 suara tidak sah, 16 suara abstain, dan 450 suara sah.
Wakil Rektor III, Asep Ramdan sebagai ketua pelaksana memaparkan kandidat calon Rektor dipilih berdasarkan persentase suara sebanyak 20 persen dari total 499 suara. Dari hasil tersebut, maka dibutuhkan setidaknya 99 suara bagi kandidat calon Rektor untuk lanjut ke tahap dua di tingkat senat.
“Kalau dilihat dari jumlah suara, hanya prof Edi Setiadi yang memiliki suara 263. Sisanya tidak ada yang mencapai 20 persen. Artinya kalau begitu nanti yang akan dikirim ke tingkat senat adalah hanya satu nama. Nantinya senat (yang memilih), dosen sudah diwakilkan oleh senat, jadi (senat) normatif tertinggi di tingkat Universitas,” ujar Asep saat di wawancara pasca acara penghitungan suara, di Gedung Aula Hj. Kartimi Kridhoharsojo, hari Jum’at (26/3).
Sebelum masuk ke tingkat senat, calon Rektor Unisba akan melewati beberapa tahapan penyeleksian berupa tes kesehatan, kemudian pemahaman Al-Qur’an oleh Lembaga Studi Islam dan Pengembangan Kepribadian (LSIPK). Setelah itu, agenda lanjut ke tahap sosialisasi program dari calon Rektor Unisba.
Tahap sosialisasi program calon Rektor Unisba akan memaparkan program kerjanya dan menerima masukan atau aspirasi dari elemen Universitas, seperti Dosen, Mahasiswa, dan Tenaga Kependidikan (Tendik). Maka dari itu, proses sosialisasi program dibagi menjadi tiga tahapan. Tahapan pertama sosialisasi program kepada Dosen, tahap kedua kepada Mahasiswa, dan tahap ketiga kepada Tendik.
“Waktunya (sosialisasi program) setelah lebaran, kecuali Dosen (tahap pertama) sebelum lebaran, tanggal 6 Mei kalau tidak salah,” tutur Asep.
Asep lanjut memaparkan jika pelaksanaan sosialisasi program calon Rektor Unisba akan dilaksanakan secara virtual melalui zoom meeting. Setelah proses sosialisasi program calon Rektor Unisba, maka calon Rektor akan masuk ke tahap tingkat senat, pada bulan Juni.
Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikai (Fikom) Unisba, Nova Nurun Nadhifah yang hadir dalam penghitungan suara calon Rektor Unisba menyampaikan pesan bagi teknis jalannya acara. Menurut Nova, koordinasi antara panitia dengan saksi penghitungan suara dinilai kurang, sehingga timbul miss komunikasi dalam pengambilan keputusan suara. Lanjut itu, sosialisasi dari pemilihan Rektor Unisba dinilai kurang. Ia berharap lebih gencar lagi dalam seosialisasi agar pemilihan Rektor Unisba lebih terbuka lagi.
Sebagai seorang mahasiswa, Nova berpesan untuk calon Rektor Unisba agar memperhatikan lagi potensi dari mahasiswa Unisba. Salah satunya dinamika organisasi mahasiswa Unisba yang perlu diperhatikan lagi oleh calon Rektor Unisba, seperti perihal pendanaan hingga fasilitas yang sesuai dengan akreditasi Unisba saat ini.
“Kalau dari aku mewakili dari organisasi mahasiswa, lebih dikembangkan lagi dalam segi pendanaannya. Istilahnya kita ingin akreditasi bagus, tapi pendanaannya kurang bagus.” Tutup mahasiswa angkatan 2018 tersebut.
Reporter: Tazkiya Fadhiilah Khoirunnisa
Penulis: Tazkiya Fahiilah Khoirunnisa
Editor: Ifsani Ehsan Fachrezi