
Sejumlah mahasiswa yang meninggalkan Kampus Universitas Islam Bandung (Unisba), Jalan Tamansari No. 1 hari Sabtu, (4/6/2022) setelah melakukan perkuliahan hybrid. (Foto: Salzi Rais Putra Koswara/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Universitas Islam Bandung (Unisba) akan memberlakukan pembelajaran secara blended (campuran) pada semester ganjil tahun ajaran 2022/2023. Meski begitu, pembelajaran hybrid pun akan tetap diberlakukan sebab mengacu pada Surat Keputusan (SK) Rektor yang harus memanfaatkan E-kuliah.
Kedua sistem pembelajaran ini akan diberlakukan untuk seluruh mahasiswa Unisba. Namun, terkait mata kuliah yang dirujuk masih dalam tahap pendiskusian oleh pihak Program Studi (Prodi) di setiap fakultas. Kepala Bagian (Kabag) Akademik dan Karir Dosen, Rully Nurhasan mengatakan bahwa model pembelajaran blended diterapkan sebagai bentuk model pembelajaran yang variatif.
“Jadi, model pembelajaran baru ini berdasarkan SK Rektor, bahwa perkuliahan harus memanfaatkan E-kuliah. Selain itu, dilihat dari kebutuhan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), mata kuliah memerlukan beberapa pendekatan, sehingga kami (pihak kampus) membuat variasi model pembelajaran dan tidak mengandalkan satu metode saja, karena nantinya akan mempengaruhi kualitas pembelajaran.” Jelasnya saat Suara Mahasiswa temui di Gedung Rektorat pada Senin (07/06).
Rully juga menjelaskan, terkait kesiapan Unisba dalam merealisasikan dua model pembelajaran sudah mencapai 50 persen. Beberapa persiapan tersebut diantaranya, simulasi untuk kebutuhan kelas, persiapan sistem, pengecekan sarana prasarana, penjadwalan, sistem perwalian, serta memperjelas teknis pelaksanaan dalam sistem pembelajarannya.
Ia pun mengatakan bahwa pihak kampus sedang menyiapkan teknis baru untuk pengisian Berita Acara Perkuliahan (BAP) dan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) untuk dosen. “Jadi di semester ganjil nanti akan ada perubahan pengisian BAP dan RPS, yang dimana apabila salah satu ditandatangani maka keduanya secara otomatis terisi.”
Terkait gedung yang akan dipakai selama perkuliahan semester ganjil, Rully menyebut Gedung Unisba Jalan Tamansari No. 1, Gedung Pascasarjana Lantai 5, Gedung Kedokteran Lantai 9, Gedung Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM), dan Gedung di Jalan Sukaluyu yang dikhususkan untuk profesi apoteker.
Selain itu, mengenai Protokol Kesehatan (Prokes) yang akan diterapkan dalam menyambut perkuliahan semester ganjil, Wakil Rektor (Warek) II, Atih Rohaeti Dariah, mengatakan bahwa pemakaian masker masih tetap akan diberlakukan sembari melihat situasi dan kondisi kedepannya. “Kalau untuk perkuliahan offline, kebijakannya masih sama dengan tetap memakai masker. Namun, kita juga akan melihat situasi di bulan September nanti.” Tuturnya pada Senin (06/06).
Menanggapi hal tersebut, mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (FMIPA), Kariim Kurniawan Pamungkas menyadari bahwa model pembelajaran baru yang akan diterapkan ini membuat belajar lebih optimal, “Menurut saya, dengan adanya sistem blended ini membuat belajar lebih baik, karna kita (mahasiswa) bisa serentak belajar lewat satu media. Jadi fokusnya tidak terbagi-bagi seperti hybrid.” Tuturnya melalui pesan dalam jaringan pada Jumat (03/06).
Berbeda dengan Kariim, mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2020, Hasna Rafifah merasa adanya sistem blended ini membuat mahasiswa harus beradaptasi kembali dengan pembelajaran secara offline. Senada dengan Hasna, mahasiswa Fakultas Hukum (FH), Salsabil Fadhilah Zahra pun menanggap sistem ini kurang efektif bagi mahasiswa yang berjarak jauh dari kampus.
“Menurut aku sih sistem blended ini kurang efektif, karena kalau dalam satu hari ada 3 mata kuliah terus metode belajarnya beda kan kasian yang jarak rumahnya jauh.” Ucap Hasna pada Jumat (03/06).
Pewarta: Melani Sri Intan
Penulis: Melani Sri Intan
Editor: Reza Umami