Illustrasi Mahasiswa yang Kesal Kuliah Luring Kembali di Undur. (Fahriza Wiratama/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Universitas Islam Bandung (Unisba) memperpanjang perkuliahan dalam jaringan (daring) hingga ujian tengah semester genap 2021. Wakil Rektor I, Harits Nu’man mengatakan bahwa regulasi dalam Surat Edaran Direktorat Jenderal Tinggi (Dikti) nomor 6 tahun 2020 terbilang ketat untuk melaksanakan kuliah tatap muka.
“Universitas lain juga belum ada yang pasti melaksanakan (kuliah) tatap muka karena regulasinya demikian ketat seperti dalam Surat Edaran Dirjen Dikti nomor 6 tahun 2020, jika dimungkinkan untuk adanya (kuliah) tatap muka Unisba akan menyelenggarakannya setelah kegiatan UTS genap,” tuturnya saat diwawancari melalui pesan singkat, pada Rabu (9/12).
Sebelum dilaksanakannya kuliah tatap muka, perlu diadakan pendataan terkait mahasiswa yang terindikasi Covid 19. Hal tersebut diungkapkan Wakil Dekan I Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Nety Kurniaty. Ia melakukan pendataan secara pribadi dan informal kepada mahasiswa melalui pesan singkat.
“Sementara ada 20 mahasiswa mipa yg positif Covid 19, belum dari fakultas lain yang saya dengar dari wadek III-nya juga ada mahasiswa yang positif Covid 19. Kemudian informasi ini disampaikan ke Rektorat, sehingga diputuskan kuliah tatap muka mungkin baru bisa dilakukan setelah ujian tengah semester genap bulan April,” tuturnya melalui pesan singkat, hari Selasa (8/12).
Selain itu, Nety telah mengajukan pendataan kepada prodi untuk membuat survei yang lebih serius untuk mahasiswa yang terdeteksi Covid 19. “Saya sudah usulkan ke fakultas dan prodi MIPA untuk membuat survei yang lebih serius dengan google form untuk pemetaan penyebaran, lokasinya dan penyebabnya,” ungkapnya.
Adapun tanggapan dari beberapa mahasiswa terkait perpanjangan kuliah online, seperti tanggapan mahasiswa Program Studi Manajemen, Muhammad Rifan mengatakan kurang setuju dengan perpanjangan kuliah daring, terutama dalam penyampaian materi yang dirasa tidak optimal.
“Tidak setuju sih, karena memang mata kuliah yang hitung-hitungan kan kurang baik aja disampaikan dengan hanya tulisan jadi sulit dimengerti, beda kalau tatap muka. Makanya kalo diperpanjang akan sangat berpengaruh pada nilai,” ujarnya saat diwawancarai, pada Rabu (9/12).
Sama halnya seperti Rifan, mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi, Dhiya Ulhaq menyayangkan terkait perpanjangan kuliah online, karena kurang efektifnya perkuliahan daring. Selain kurang efektif dalam penyampaian materi, kendala teknis seperti website yang terkadang tidak bisa diakses menjadi salah satu permasalahan kuliah daring.
“Kampus mencegah penyebaran dengan kuliah dalam jaringan tapi mahasiswanya malah bepergian dan tidak menerapkan protokol kesehatan jadinya mending secepetnya aja tatap muka, apalagi kuliah online menurut saya kurang efektif karena sinyal dan website yang sering down.” Ujarnya saat diwawancarai, pada Rabu (9/12).
Reporter: Euis Siti Nurhayati
Penulis: Euis Siti Nurhayati
Editor: Tazkiya Fadhiilah Khoirunnisa
Menurut saya, betapa disayangkan jika kuliah offline dilaksanakan, dikarenakan pandemi ini sangatlah berbahaya, tidaklah sebanding resiko yang kita dapatkan yaitu kesulitan belajar online dibandingkan terjangkit virus corona, jika sudah nyawa menjadi taruhannya, apa gunanya kuliah offline namun kita membahayakan orang tersayang disekitar kita, bisa jadi itu dosen, teman ataupun orangtua kita, jadi menurut saya bersabarlah sampai pandemi ini benar benar usai 🙏
Saran saya min untuk kuliah tatap muka itu kondisional aja, jangan ada patokan masuk nya kapan, nanti seperti berita bulan lalu, yang dimana mahasiswa luar kota sudah mencari kost untuk kuliah tatap muka, tetapi kabar baru di perpanjang daring, kasian juga sama mahasiswa termasuk saya yang tidak paham terkait mata kuliah itungan, kurang efektif kalau mengandalkan zoom saja, terimakasih min sebelumnya.