Suasana salah satu ruangan kelas Universitas Islam Bandung yang memakai kursi kayu berumur puluhan tahun. (Foto: Vanyssa Mutya Anggraeni/Job)
Suaramahasiswa.info, Unisba- Universitas Islam Bandung (Unisba) sebagai salah satu perguruan tinggi menyediakan fasilitas bangku perkuliahan dengan beberapa model. Namun, model kursi kayu dengan kerangka besi yang telah digunakan sejak tahun 1990-an kerap kali dikeluhkan oleh mahasiswa karena kurang nyaman saat digunakan.
Wawan Hermawan selaku Kepala Bagian (Kabag) Sarana dan Prasarana (Sarpras) Yayasan Unisba menjelaskan bahwa Unisba memiliki 113 ruang kuliah dengan total 9000 kursi. “Tipe bangkunya ada yang kursi kayu kerangka besi dari tahun 1988-1993, kursi kayu yang mejanya bisa dilipat, dan ada yang pakai bantalan busa juga,” ungkap Wawan saat diwawancarai pada Kamis (28/12).
Wawan melanjutkan, kursi kayu dari tahun 90-an terakhir kali diganti pada tahun 2018 meskipun belum secara keseluruhan. Ia pun menjelaskan kursi penggantinya masih berbahan kayu, tetapi, sandarannya menyesuaikan dengan bentuk tubuh serta meja yang bisa dilipat. Menurutnya, alasan tidak memilih kursi berbusa adalah karena kualitasnya yang mudah rusak.
Selain itu, tipe kursi pada tiap gedung perkuliahan Unisba belum tersebar merata. Perbedaan tipe kursi ini disebabkan oleh anggaran tiap fakultas yang menggunakan anggaran masing-masing dalam memenuhi fasilitas mahasiswanya.“Tapi kan ada fakultas itu yang beli sendiri menggunakan anggaran fakultas seperti Fakultas Kedokteran (FK) dan dari FK inginnya seperti itu ya.” ucap Wawan.
Hingga sekarang, pihak Sarana Prasarana belum memiliki rencana memperbaharui kursi dan memutuskan untuk memperbaiki kursi yang masih memungkinkan untuk diperbaiki. “Memang belum dilakukan pembaharuan dan pemerataan aja. Nggak mungkin seluruhnya diganti karena anggarannya perlu untuk yang lain juga.” ungkap Wawan.
Tipe kursi 90-an dengan meja yang tidak bisa dilipat sendiri sering membuat badan mahasiswa menjadi pegal dan membatasi pergerakan. Sedangkan, kursi tipe lainnya dinilai lebih nyaman, terlebih tipe yang memiliki busa.
Hafshah Sabila Rasyid, mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi angkatan 2022, merasa jika kursi di Unisba layak dipakai karena kayu yang tebal sehingga kuat dipakai. Namun, dari segi kenyamanan terasa kurang. “Karena saat kita mau duduk di kursi itu sempit, kurang nyaman dan kurang enak.” Ucapnya.
Sedangkan, Nanda Savina dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) program studi Matematika angkatan 2018 mengaku merasa nyaman karena FMIPA menggunakan kursi dengan bantalan. “Sejauh ini ya nyaman aja, cuma kadang mejanya itu ada yang bengkok dan ngga rata gitu, kalau misalnya nulis jadi miring gitu,” kata Nanda saat wawancarai pada Kamis (28/12).
Reporter: Ariel Rahmat Pratama & Delvira Rhenita Sagala/Job
Penulis: Ariel Rahmat Pratama/Job
Editor: Adelia Nanda Maulana/SM
sebaiknya diganti huhuu, kadang suka sakit kalo kelamaan duduk dikursi itu dan sering banget kepentok kursi nya karena susah kalo mau keluar. apalagi kita udah bayar ukt seharunya dapet fasilitas yg bagus juga.