Ilustrasi pencemaran nama baik. (jambiupdate.co)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Ketua BOMPAI, Ilham Adi Prassetia buka suara soal pesan himbawan yang dinilai mencemarkan nama baik Pasangan Calon (Paslon) 1, Lutfhi – Sulton pada Senin (4/3) di Kampus Unisba, Jalan Tamansari No. 1.
Pada pesan pertama Ilham menyadari poin yang tercantum ada kesalahan maksud (redaksionalnya). Persoalan ini kemudian ia anggap berakhir karena sudah meminta maaf kepada Paslon 1 sesuai peringatan DAMU, tetapi belum meminta maaf kepada penerima pesan lain dengan alasan lupa.
Pesan Kedua, Itikad Pribadi, dan Permintaan Banding
Berselang tiga hari, muncul edaran pesan serupa. Ilham menilai redaksional pesan ada yang berbeda, tetapi penjabaran poin sama. Kemudian pada Senin (25/2), Ilham menerima surel dari DAMU agar bisa bertemu esok harinya. Namun Ilham menolak permintaan DAMU karena pada 26 Februari 2019 ada agenda BOMPAI.
Selasa (27/2) DAMU mengunjungi BOMPAI. Pertemuan itu membicarakan soal hukuman berupa dicabutnya keterlibatan BOMPAI dalam Pemira dua tahun kedepan. Ilham pun mengamini hukuman itu karena keputusan DAMU telah melalui sidang pleno.
“Sidang pleno itu tidak ada undangan ke saya ataupun ke BOMPAI. Saya pun sudah bilang bukan saya yang ngirim pesan kedua, tetapi mereka bilang berdasarkan sidang pleno yang sudah terjadi enggak bisa diubah,” ucapnya.
Melihat hal itu, Ilham merasa keberatan karena persoalan ini berimbas ke BOMPAI. Padahal pesan yang diedarkan adalah itikad pribadi Ilham tanpa keterlibatan BOMPAI. “Kan itu saya yang screening, jadi itu opini saya bukan BOMPAI,” katanya.
Ia pun akan meminta banding ketika surat hukuman resmi dari DAMU sudah diterima. “Hingga sekarang, kita belum menerima surat resmi DAMU. Apa yang akan dibanding ketika suratnya tidak ada. Saya mah procedural, menunggu surat, saya bertanya pun malah diloncatin ke DAMU selanjutnya [periode depan],” ujarnya.
Itikad pribadi Ilham disanggah Ketua DAMU, Rommel Rianto. Menurutnya, Ilham merupakan pengurus BOMPAI yang ketika agenda screening langsung menilai Paslon 1. Sehingga pernyataan dalam pesan itu berdasarkan keterlibatan Ilham sebagai pengurus BOMPAI. Meski begitu, Rommel terbuka jika Ilham ingin mengajukan banding. “Surat sedang dibuat, terhambat karena DAMU baru kongres. Silahkan saja kalo BOMPAI mau banding atau bahkan mau ngelaporin siapa yang menyebarkan kedua pesan itu.”
Ilham mengucapkan permintaan maaf kepada seluruh pembaca pesan yang ia edarkan. Ia berucap untuk tidak dipendam dan memaafkannya. “Toh acara pemira sudah selesai, pemenangnya sudah ada, tinggal kita doakan saja kedepannya.” (Puspa/SM)