
Long march massa aksi Gerakan Mahasiswa (Gema) Jawa Barat (Jabar) dari Gedung Balai Kota (Balkot) Bandung menuju Gedung Dewa Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jabar pada Senin, (1/6). (Foto: Lies Ghaida Rifayani/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba–Gerakan Mahasiswa Jawa Barat (Gema Jabar) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Balai Kota (Balkot) Bandung dan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Provinsi Jawa Barat (Jabar) pada Senin, (1/6). Aksi yang dihadiri lebih dari seratus mahasiswa ini membawa sepuluh tuntutan.
Komandan Lapangan (Danlap) Universitas Islam Bandung (Unisba), Ammar Lazuardi menjelaskan sepuluh tuntutan tersebut dirumuskan berdasarkan isu nasional dan regional saat ini. “Jadi, karena ada isu nasional dan regional, titik aksinya juga ada dua. Di Balai Kota Bandung untuk isu regional sama Gedung DPRD Jabar untuk isu nasional,” jelas Ammar saat diwawancarai pada Senin, (1/6).
Adapun sepuluh tuntutan yang dibawakan oleh massa aksi, yaitu:
- Menuntut Pemerintah Bandung Raya dan seluruh jajaran agar bersih dari korupsi.
- Menuntut pemerintah dan penegak hukum untuk memberantas para mafia judi online dan memblokir semua situs judi online.
- Menuntut pemerintah dan penegak hukum untuk mencegah dan menindaklanjuti dengan tegas kriminalitas di Bandung Raya.
- Menuntut Pemerintah Bandung Raya untuk menyelesaikan permasalahan sosial mengenai sampah, kesehatan, dan pelayanan publik.
- Menuntut pemerintah untuk menghentikan alih fungsi lahan yang merusak lingkungan dan merugikan rakyat.
- Menuntut secara tegas dan menolak keras Rancangan Undang-Undang (RUU) Tentara Nasional Indonesia/Kepolisian Republik Indonesia (TNI/POLRI).
- Menuntut secara tegas dan menolak keras RUU Penyiaran yang mengancam kebebasan berpendapat.
- Mendesak Pemerintah Republik Indonesia untuk mencabut izin usaha perkebunan sawit di Boven Digoel dan melakukan peninjauan ulang keperluan pembukaan lahan dengan memerhatikan masyarakat setempat.
- Kami menuntut secara tegas Mahkamah Konstitusi (MK) menjalankan tugas sesuai tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) MK (Bersih-jujur-adil).
- Menolak keras komersialisasi pendidikan dengan pengontrolan pengembangan sarana dan prasarana dan kualitas tenaga pendidik yang berkeadilan serta menuntut transparansi pengelolaan dana yang dapat dikontrol masyarakat.
Berdasarkan pantauan reporter Suara Mahasiswa, massa aksi berangkat menuju Balkot pada pukul 14.20 WIB. Kepala Bidang Kewaspadaan Nasional dan Penanganan Konflik Kota Bandung sebagai perwakilan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, Tatang Hamdani sempat mendatangi massa aksi untuk berdiskusi.
“Menyampaikan aspirasi itu hak semua masyarakat. Namun, ada baiknya komunikasi yang dilakukan menggunakan cara lebih baik, tidak harus melakukan demo. Misalnya, melalui cara formal seperti persuratan kecuali cara formal tersebut tidak terbuka,” ucap Tatang kepada massa aksi di Gedung Balkot Pada Senin, (1/6).
Selanjutnya, dilakukan long march menuju Gedung DPRD Jabar pada pukul 16.07 dan aksi berakhir sekitar pukul 18.00 WIB. Namun, perwakilan dari DPRD tidak kunjung hadir hingga aksi berakhir.
Nantinya, akan dilakukan evaluasi mengenai aksi yang dilakukan pada hari ini untuk menentukan tindakan selanjutnya. “Untuk saat ini belum ada keterangan lebih lanjut untuk kedepannya bakal gimana ya, karena aksi hari ini nanti harus dievaluasi dulu,” kata Ammar.
Salah satu peserta aksi dari Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI), Silviana Intan ungkap dengan mengikuti aksi dapat menjadi salah satu bentuk kepedulian mengenai isu sosial. Walaupun massa aksi sedikit, ia berharap agar aksi tidak berakhir kisruh.
“Semoga aksi hari ini enggak berujung chaos dan ada hasil yang didapatkan meskipun massa aksinya sedikit,” ucap Silviana saat diwawancarai pada Senin, (1/6).
Di sisi lain, Muchammad Sandie Saputra dari Universitas Teknologi Bandung (Unibi) ucap bahwa ia mengikuti aksi ini karena sadar bahwa mahasiswa merupakan penyambung lidah dari masyarakat kepada pemerintah. Selain itu, ia mengharapkan adanya aksi lanjutan untuk menanggapi isu yang diangkat.
“Harapannya sih, semoga di aksi selanjutnya, mahasiswa-mahasiswa yang ada di Kota Bandung lebih peka untuk menyuarakan keresahan masyarakat yang ada di Bandung dan massanya bisa lebih banyak lagi,” ucap Sandie saat diwawancarai pada Senin, (1/6).
Reporter: Linda Puji Yanti dan Adelia Nanda Maulana/SM
Penulis: Adelia Nanda Maulana/SM
Editor: Syifa Khoirunnisa/SM