Suaramahasiswa.info, Unisba–Kepanitiaan Pemilihan Persidangan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (KP2FTK) menunda pelaksanaan Pemilihan Umum Raya (Pemira) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) setelah dilakukannya verifikasi berkas Pasangan Calon (Paslon) pada Rabu, (12/6). Penundaan Pemira ini disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari kendala persuratan hingga administrasi persyaratan.
Ketua KP2FTK, Muhammad Raksa Mahatva mengatakan penundaan Pemira ini terjadi karena adanya beberapa kendala. Kendala tersebut yaitu kesulitan dalam hal persuratan, kecacatan dalam administrasi persyaratan salah satu Paslon, dan adanya keadaan yang tidak diduga oleh panitia.
Namun, Raksa menolak untuk menjelaskan lebih lanjut terkait kendala Pemira ini. “Terkait kronologi awalnya, itu jadi dapur dari KP2FTK sendiri. Tapi, ya, sekarang kita lagi proses dan ada beberapa kendala yang lagi ditangani, untuk saat ini kita lagi siapin surat buat para screener,” ujarnya saat diwawancarai pada Sabtu, (29/6).
Lanjut Raksa, mereka sempat menyelenggarakan Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Dewan Amanat Mahasiswa (DAM) FTK dan mahasiswa aktif FTK secara dalam jaringan (Daring). Namun, Raksa sendiri belum mengetahui hasil dari RDP tersebut dikarenakan tidak mengikuti rapat hingga akhir sebab keterbatasan jaringan internet.
Meskipun begitu, Raksa tidak bertanya lebih lanjut mengenai hasil RDP tersebut kepada DAM FTK. Tetapi, ia mengakui jika KP2FTK dan DAM FTK sering berkoordinasi terkait Pemira. “Untuk dilanjutkannya Pemira ini kapan, ya, enggak lama lagi, lah. Kita harus ngobrol lagi sama DAM FTK,” ucap Raksa.
Suara Mahasiswa telah berupaya menghubungi DAM FTK selaku pihak yang berwenang dan menaungi KP2FTK. Namun, hingga tulisan ini naik, pihak tersebut tidak berkenan untuk diwawancarai dengan alasan menyangkut muruah dari organisasi mahasiswa (Ormawa) FTK itu sendiri.
Menanggapi penundaan Pemira ini, Muhammad Agum Hidayah, salah satu Paslon, mengatakan bahwa Pemira untuk saat ini memang lebih baik ditunda terlebih dahulu. Menurutnya, pihak KP2FTK belum matang dalam mempersiapkan Pemira dan tidak mengetahui jelas bagaimana Pemira seharusnya berjalan.
“Terlihatlah pada faktanya gitu, dari pihak KP2FTK itu belum siap akan Pemira ini sehingga diberhentikan, ketimbang maksa untuk dilanjutkan dan tidak ada dasarnya landasan undang-undang dan lain sebagainya. Mengenai Pemira ini tuh kayak udah diduga aklamasi, sehingga ketika ada dua calon hadir mereka (KP2FTK, Red) kaget, jadi ditunda dulu,“ ujar Agum pada Kamis, (27/6).
Paslon lainnya, Ariansyah Nur Fauzi merasa dirugikan akan penundaan Pemira ini karena berjalan secara tidak efisien. Menurutnya, banyak waktu yang terbuang dan masih tidak adanya kejelasan mengenai kelanjutan Pemira ini kedepannya.
“Menghambat seluruh aspek waktu yang sudah dirangkai. Kalau dari timeline yang sudah ditentukan harusnya sudah melewati screening, kampanye, pencoblosan, perhitungan suara, dan panitia penyelenggara KP2FTK-nya itu tidak mempunyai ketetapan hukum yang ketat sehingga tidak ada kejelasan,“ jelas Aria pada Kamis, (27/6).
Dengan tertundanya Pemira ini, Raksa mengharapkan para anggota KP2FTK tetap menjaga semangatnya. Selain itu, ia juga berharap Pemira ini dapat berjalan dengan lancar serta melahirkan calon-calon yang berkualitas.
Sementara itu, Agum berharap agar Pemira ini berjalan dengan sempurna, tidak ada kecacatan ataupun kesalahan lainnya. Senada dengan Agum, Aria pun berharap agar syarat dan ketentuan dikelola dengan sebaik mungkin sehingga persyaratan tersebut sudah sesuai dengan kriteria calon.
Reporter: Alfira Putri Marcheliana Idris & Linda Pujiyanti/SM
Penulis: Linda Pujiyanti/SM
Editor: Muhammad Fikri Fadillah/SM