Suaramahasiswa.info, Unisba- Kantin Serambi Uzma yang berada di teras belakang Gedung Dekanat Universitas Islam Bandung (Unisba), Jalan Tamansari 24, Kota Bandung, mengalami penurunan jumlah pembeli. Kondisi tersebut akibat dari aturan merokok dan berbusana yang diterapkan oleh Unisba.
Manajer Serambi Uzma, Heni Nurhayati menyatakan bahwa sepinya pembeli ini berbanding terbalik dengan kondisi Serambi Uzma sesaat baru dibuka pada Senin, (18/9/2023). “Dari informasi sebelumnya memang betul waktu baru buka itu ramai. Tapi, semakin kesini pembeli semakin merosot setelah ada peraturan Kawasan Bebas Asap Rokok (KBAR) sama berbusana muslim,” ujar Heni pada Senin, (24/6).
Heni melanjutkan peraturan KBAR dan berbusana muslim di Serambi Uzma ini ditetapkan dua bulan setelah Serambi Uzma dibuka. Menurutnya, peraturan tersebut membatasi pembeli yang bukan dari sivitas akademika Unisba.
Menanggapi hal itu, Wakil Rektor (Warek) II Unisba, Atih Rohaeti Dariah mengatakan bahwa dampak peraturan KBAR dan berbusana muslim sudah menjadi risiko pedagang. Sebelumnya, para pedagang Serambi Uzma sudah mengetahui akan adanya peraturan tersebut.
“Kalau menurut mereka salah satu penyebabnya adalah adanya aturan itu, saya tentu tidak akan mengorbankan Surat Keputusan (SK) Rektor demi Serambi Uzma. Tetap kita pantau dan razia kalau ada yang melanggar. Dari awal sudah kami jelaskan ke mereka bahwa ada aturan tentang ini.” jelas Atih saat diwawancarai pada Senin, (24/6).
Selain itu, Heni menuturkan bahwa menurunnya jumlah pembeli juga disebabkan karena kantin ini sempat berhenti beroperasi pada awal Ramadan dan baru dibuka kembali pada, Senin (13/5). Kondisi tersebut membuat mahasiswa berpikir Serambi Uzma sudah tutup.
“Kita tutup total itu sejak Ramadan, sayangnya setelah Ramadan selesai ada musibah atap roboh dan harus direnovasi selama satu bulan lebih. Jadi, kita tutup hampir dua bulan. Info dari pedagang disini yang sekaligus juga dosen, mahasiswa pada ngira kita tutup karena bangkrut, padahal enggak,” jelas Heni.
Sepinya pembeli ini berpengaruh juga pada hasil penjualan para pedagang yang menurun sehingga tidak sedikit gerai yang tutup. Kini, gerai-gerai yang tutup tersebut telah digantikan dengan gerai baru.
Hal tersebut dibenarkan oleh Muhammad Aziz selaku salah satu pedagang Serambi Uzma yang sudah menutup gerainya karena sepi pembeli. “Saya pribadi juga tutup karena memang minat mahasiswanya udah berkurang banget, drop banget kalau dibandingin waktu awal buka, jadi banyak penjual yang keluar gitu,” ungkap Aziz pada Rabu, (19/6).
Muharom, salah satu yang masih berdagang di Serambi Uzma mengatakan dirinya masih bertahan karena percaya rezeki sudah ada yang mengatur, tugasnya hanya berusaha dan berikhtiar. Berbeda dengan pedagang lainnya, Uzma Choirina Hamidah sendiri masih bertahan hingga saat ini karena lokasi rumahnya yang dekat dengan Serambi Uzma.
Heni mengatakan, saat ini Serambi Uzma berupaya menarik minat pembeli dengan menyediakan fasilitas berupa proyektor beserta sound system untuk mahasiswa Unisba mengadakan acara. Fasilitas tersebut gratis dengan syarat pembelian makanan atau minuman. Hal itu dengan harapan Serambi Uzma akan ramai pembeli lagi.
Salah satu Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi angkatan 2023, Tessa Suci Melani, ungkap dirinya sudah jarang ke Serambi Uzma karena tempatnya panas dan harga yang mahal. ”Tempatnya dibuat makin nyaman lagi buat mahasiswa kayak di kafe gitu. Lalu harga-harganya juga disesuaikan, ada harga, ada kualitas,” ucap Tessa pada Rabu, (19/6).
Sementara itu, Alifa Andina Qisthi, salah satu mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan angkatan 2023, mengatakan dirinya sudah jarang ke Serambi Uzma sebab gedung perkuliahannya jauh dengan kantin tersebut. “Jarang ke serambi uzma karena udah bingung sama menunya dan ingin mencoba varian lain, ditambah ruang kelas jauh, jadi jarang melewati serambi,” katanya pada Rabu, (19/6).
Reporter: Muhammad Nurjana & Sopia Nopita/SM
Penulis: Sopia Nopita/SM
Editor: Adelia Nanda Maulana/SM