Foto Ilustrasi Widi (kiri) yang merupakan mahasiswa Unisba termuda tahun ajaran 2020/2021 sedang melakukan ta’aruf virtual dan Farhan (kanan) seorang mahasiswa baru Unisba yang lulus seleksi melalui jalur beasiswa tahfiz Qur’an sedang membaca Al-Qur’an. (Foto: dokumentasi pribadi Widi Restu Anengsih dan Muhammad Farhan Dwi Saputra)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Hari pertama pengenalan kampus dimulai, pada Senin (14/9/2020) menjadi pertanda tahun ajaran baru segera dimulai. Wajah-wajah baru mahasiswa akan segera menghiasi kampus biru. “Ta’aruf” menjadi nama andalan Universitas Islam Bandung (Unisba) untuk mengenalkan elemen kampus didepan wajah-wajah baru itu.
Seluruh mahasiswa baru yang dihimpun dari berbagai daerah menyaksikan langsung bagaimana prosesi ta’aruf ini dihelat. Di tengah acara diumumkan seorang mahasiswa yang dinobatkan sebagai mahasiswa termuda dan ada pula mahasiswa yang lulus seleksi melalui jalur khusus.
Widi Restu Anengsih, gadis asal kabupaten Subang yang menyandang status sebagai mahasiswa termuda Unisba tahun ajaran 2020/2021. Lahir 16 tahun lalu, Widi resmi menjadi mahasiswa Fakultas Hukum 2020. Sama seperti mahasiswa lainnya, Widi menempuh pendidikan umum selama 12 tahun.
“Pada usia 3 tahun aku sudah bisa membaca, makanya aku masuk SD usia 5 tahun,” tuturnya melalui aplikasi pengolah pesan, Senin (14/9/2020).
Gadis yang memiliki hobi dibidang olahraga basket ini terkejut sekaligus senang ketika namanya disebut sebagai mahasiswa termuda pada saat proses ta’aruf online berlangsung. Begitu pula dengan kedua orang tuanya yang merasa bangga dengan pencapaiannya saat ini.
Bermimpi menjadi Polisi Wanita (Polwan), Widi harus menunda terlebih dahulu untuk melakukan seleksi Akademi Polisi (Akpol) dikarenakan umur yang masih terlampau muda. Dengan begitu, ia memutuskan untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi terlebih dahulu untuk menambah wawasan dan pengetahuannya.
“Insya Allah, aku pasti coba terus. Sekarang untuk mengisi waktu sampai usiaku cukup untuk memenuhi persyaratan mengikuti Akpol. Aku akan fokus pada pendidikan, dan mencoba hal-hal baru yang ada di kampus.” ujar Widi.
Selain Widi, kali ini datang dari seorang mahasiswa yang lulus seleksi melalui jalur beasiswa tahfidz Qur’an. Muhammad Farhan Dwi Saputra merupakan mahasiswa baru yang berasal dari kepulauan Riau yang memiliki bekal hafalan Al-quran sebanyak 25 juz.
Anak kedua dari tiga bersaudara ini sedikit bercerita kepada Suara Mahasiswa tentang proses dalam menghafal Al-Quran. Farhan bercerita, ia mulai menghafal Al- Quran sejak duduk di bangku sekolah menengah dengan selalu menyisihkan waktu selama dua jam di sela aktivitasnya. Saat itu, usahanya berbuah hasil dengan memperoleh bekal hafalan sebanyak dua juz. Kemudian, Farhan terus meningkatkan kemampuannya hingga di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA) dan berhasil mengantongi enam juz hafalan Al-Quran.
Seiring berjalannya waktu, Farhan merasa belum puas dengan kemampuan hafalannya saat itu, hingga ia berpikir untuk mencari tempat agar dapat lebih fokus dalam hafalan Qur’an nya. Kemudian pada 15 juni 2019 lalu ia mendapatkan kesempatan untuk pergi mondok ke kampung Quran yang terletak di Cimahi. Sayangnya program tersebut terpaksa dihentikan pada 31 Maret 2020 dikarenakan pandemi Covid-19 di Indonesia.
“Saya sengaja ambil satu tahun setelah kelulusan untuk benar-benar menghafal Al- Quran. Alhamdulillah dapat kesempatan untuk ke Cimahi, dan berakhir kuliah di Unisba,” tuturnya.
Bercita-cita sebagai dokter sejak kecil, Farhan mencoba untuk merealisasikannya mulai dari hal-hal kecil seperti tekun belajar di kelas Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) selama di bangku SMA. Hingga tibalah Farhan di Kota Bandung untuk mendaftarkan dirinya masuk ke Fakultas Kedokteran Unisba melalui jalur beasiswa hafizh. Namun sangat disayangkan, pada saat itu Farhan terlambat untuk mendaftar.
“Saya tidak tahu kalau sudah tutup, ya udah bukan rezeki sepertinya. Walaupun akhirnya saya memilih jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, saya senang. Karena sebenarnya saya punya hasrat untuk berdakwah,” jelasnya.
Reporter: Sophia Latamaniskha
Penulis: Sophia Latamaniskha
Editor: Ifsani Ehsan Fachrezi