Suasana di halaman depan Fakultas Matematika dan IPA (MIPA) Universitas Islam Bandung (Unisba) di Jalan Ranggamalela No 8, Kota Bandung, pada Kamis (3/8/2017). Ketua Prodi Farmasi Amir Musadad mengungkapkan, menurut aturan dari pemerintah setiap prodi farmasi disarankan untuk membuka program profesi apoteker sendiri.
Suaramahasiswa.info, Unisba – Program Studi (Prodi) Farmasi Fakultas Matematikan dan IPA (MIPA) Universitas Islam Bandung (Unisba) direncanakan untuk membuka program profesi apoteker. Hal ini termasuk dalam salah satu program kerja yang dicanangkan oleh rektor periode 2017-2021 Edi Setiadi. Menurutnya jika hanya lulusan S1 farmasi saja, mahasiswa tidak akan memiliki kompetensi apapun.
“Masa sekolah farmasi saja tidak mempunyai profesinya, kalau nanti lulus ngapain? Jadi apoteker enggak, analisis obat juga ketinggian tembusannya D3. Sehingga dalam tempo dua tahun ini saya akan mendirikan profesi apoteker di prodi farmasi,” ujar Edi saat ditemui di ruangannya pada Rabu (26/7).
Ketua Prodi Farmasi Amir Musadad mengungkapkan, berdasarkan aturan pemerintah bahwa setiap prodi farmasi disarankan untuk membuka program profesi apoteker sendiri. Hal ini karena mahasiswa lulusan S1 hanya diperbolehkan untuk mengikuti profesi di universitasnya sendiri. “Itu untuk melihat kualitas S1-nya, namun sekarang itu masih bisa ikut profesi ditempat lain,” jelasnya saat diwawancarai pada Kamis (3/8).
Amir juga menambahkan, pihak farmasi telah mempersiapkan apa yang diperlukan untuk profesi apoteker, seperti kurikulum dan tenaga pengajar. Hanya perlu menunggu infrastruktur penambahan ruang kuliah dan peralatan lab. “Jadi permasalahannya itu dari fasilitas, untuk menuju apoteker itu labnya harus diperbanyak supaya nanti mahasiswanya lulus saat diuji tingkat nasional,” ungkapnya.
Salah satu mahasiswi Fakultas Farmasi, Shella Karina ikut menanggapi hal tersebut. Shella mengungkapkan bahwa ia mendukung dengan akan diadakannya program profesi apoteker. Namun menurutnya jika ditinjau dari kesiapan prodi farmasinya dirasa masih kurang yakin. “Apakah memang siap untuk diadakannya profesi farmasi, saya masih kurang yakin karena belum tau kelanjutannya lagi,” pungkas mahasiswi 2014 ini. (Gina Fatwati/SM).