Tahun ini Unisba menginjak tahun yang ke-56. seluruh civitas akademika Unisba menghadiri acara tersebut yang diselenggarakan di aula utama Unisba pada (18/11). Anggaran yang dikeluarkan hingga 600 juta untuk milad tahun ini. Dana tersebut sangat besar dan dapat digunakan untuk memperbaiki berbagai fasilitas Unisba. (Agam. R/SM)
Suaramahasiswa.info,Unisba- Biaya yang dikeluarkan untuk Milad Unisba yang ke-56 ini ternyata tak sedikit. Hal ini dibuktikan dengan data yang di peroleh dari Ketua Pelaksana Milad, Aning Sofyan. Ia mengaku bahwa pihak Universitas telah memberikan dana stimulan sebesar Rp 300 juta. “Sponsor, relasi, dan lembaga kerjasama bisa ikut menyumbang baik dalam bentuk uang maupun barang. Apabila ditotal jumlah seluruh dana untuk acara ini sebesar Rp 600 juta,” ucapnya.
Selain itu, kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) seperti rehabilitas masjid di Tamansari menghabiskan dana sebesar Rp 18,5 juta. Sedangkan untuk santunan anak yatim kepada 260 orang, berbentuk pemberian alat tulis mencapai Rp 10 juta. Acara Tabligh Akbar, pengobatan gratis dan penyuluhan kesehatan pun memerlukan biaya yang tak sedikit.
Bendahara Milad, Dadan Mulyana mengatakan bahwa pengeluaran yang paling besar yaitu untuk voucher bazar. Pasalnya, sebanyak 1622 orang yang terdiri dari dosen, karyawan, pensiunan, hingga satpam akan diberikan uang Rp 85.000 untuk bazar nanti. “Jadi, seluruhnya menghabiskan Rp 137.870.00, nanti uang yang sudah diberikan tersebut harus dibelanjakan barang atau makanan di stand yang akan diadakan nanti,” jelasnya.
Anggaran dana Milad tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya yang hanya mengeluarkan Rp 500 juta. Dirinya mengatakan bahwa hal ini dikarenakan adanya biaya-biaya diluar rencana, seperti memasang tenda dan AC untuk prosesi milad. “Memang tidak direncakanan, tapi dalam perjalanannya kami memandang penting barang tersebut. Untung ada dana humas untuk prosesi sebesar Rp 38 juta,” paparnya.
Aning pun membantah ketika disinggung mengenai dana yang besar terlihat seperti poya-poya. Ia menegaskan bahwa Milad ini sebagai acara untuk evaluasi, publisitas dan aktualisasi, bukan pengeluaran yang tak berguna. “Tergantung mereka melihat dari sisi mananya. Jika dihitung maka biaya Rp 600 juta ini tentu memiliki nilai kegunannya,” pungkasnya. (Intan Silvia/SM)