Ilustrasi seseorang yang kebingungan melihat data responden program KBMU Bersuara masih sedikit. (Fais Azhar Djohari/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Terhitung sejak Jumat (20/8) Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Islam Bandung (BEMU) mengunggah poster bertuliskan “KBMU BERSUARA” pada laman instagram BEMU. Poster tersebut diunggah sebagai ajakan kepada mahasiswa untuk menuangkan aspirasi terkait sistem perkuliahan daring dan pembayaran Infaq Kuliah Tetap (IKT).
Menteri Sosial dan Politik (Mensospol) BEMU, Rama Adijaya menjelaskan program tersebut diadakan sebagai medium bagi mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi. Oleh karena itu, dalam postingan tersebut dicantumkan link pengisian kuisioner aspirasi yang dapat diakses oleh seluruh mahasiswa aktif. Kemudian, seluruh aspirasi yang sudah masuk akan diserahkan ke pihak universitas.
“Dari kami pribadi sebenarnya beberapa bulan sebelumnya sudah mencoba berkomunikasi tentang perkuliahan online mau sampai kapan. Cuma memang dari pihak rektorat sendiri enggan bertemu rekan – rekan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEMF),” Ujar Rama melalui pesan dalam jaringan (daring) pada Kamis (26/08).
Ia menjelaskan, setelah sebelumnya beberapa kali mencoba melakukan audiensi terkait sistem perkuliahan, keputusan pihak kampus tetap pada perkuliahan daring. Walaupun, sistem ini sayangnya kerap menimbulkan beberapa masalah seperti, pembagian kuota gratis yang tidak merata dan pembayaran IKT tanpa potongan.
Oleh karena itu, pada Rabu – Kamis (18-19/8) diadakan rapat koordinasi dengan seluruh tim advokasi dari BEMF yang menghasilkan program KBMU bersuara. Staf Kementerian Sosial Politik (Kemensospol) BEM Unisba, Bintang Muhammad Irham menjelaskan pihak BEMU kemudian melakukan sosialisasi di media sosial dan meminta bantuan rekan BEMF untuk meramaikan kuisioner tersebut.
Hingga Minggu (29/8) survei mengalami perpanjangan waktu sebab kurangnya responden dan beberapa masalah terkait pengisian data yang belum lengkap. Jumlah responden pasca sosialisasi melalui sosial media baru mencapai 89 orang, sedangkan target jumlah responden adalah setengah dari mahasiswa aktif sebanyak tiga belas ribu orang.
Jauhnya jumlah responden dari target disebabkan oleh beberapa pihak BEMF yang terlambat menyampaikan program KBMU Bersuara pada fakultasnya masing-masing. Beberapa diantaranya yaitu BEM Fakultas Psikologi (FPSI), BEM Fakultas Kedokteran (FK), dan BEM Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom).
Kepala Departemen Sosial Masyarakat (Depsos) BEMF Psikologi, Alfiyyah Fitri Ramadhani menjelaskan survei tersebut belum disebarkan di Fakultas Psikologi hingga Selasa (31/8), sebab pihak BEM FPSI belum mengadakan pembicaraan lebih lanjut mengenai sosialisasi survei KBMU Bersuara. “Ini juga sebenarnya belum ada pembicaraan lebih lanjut ya dari internal BEMF untuk waktu dan proses penyebarannya.” Jelasnya pada Selasa (31/8).
Begitu juga dengan BEM FK yang alami keterlambatan dalam proses sosialisasi. Kepala Departemen Kajian dan Strategis (Kastrat) BEM FK, Mutiara Natasya mengatakan kuisioner tersebut baru disebarkan pada Minggu (29/8) sebab ia sedang fokus untuk persiapan kegiatan Avicenna Medical Competition (AMC) Nasional.
Berbeda dengan BEM FPSI dan BEM FK, Staf Advokasi BEM Fikom, Aldi Cahya Suryaldi menganggap program ini masih kurang jelas. Cahya mengatakan KBMU bersuara bisa menjadi program yang solutif jika disertai dengan tindakan yang jelas dan berkelanjutan agar hasil sesuai dengan rencana. Oleh karena itu, ia baru menyebarkan kuisioner pada Selasa (31/8).
“Saya juga baru ya, masih dalam masa transisi kepengurusan BEM Fikom. Melihat rapat yang diadakan beberapa waktu lalu (18-19/8) saya antusias, karena ada harapan akan ada potongan (IKT). Tapi pada akhirnya tidak sesuai,” Jelas Cahya dalam wawancara melalui daring pada Selasa (31/8).
Lain Hal dengan salah satu mahasiswa dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fryan Ali Nazhef mengaku tidak mengetahui adanya program KBMU Bersuara. Ia pun belum mengisi kuesioner KBMU Bersuara sebab tidak tahu dimana kuisioner dapat diakses. “belum tau tentang kuisioner itu, belum ngisi juga dan gatau ngisinya dimana.” Jelasnya pada Sabtu (28/8).
Walaupun demikian Bintang mengatakan jika kuesioner tersebut tidak mencapai target yang diinginkan, data yang sudah ada akan tetap diserahkan ke pihak universitas. Sementara itu, pihak Kemensospol BEMU akan berusaha dengan kembali mengajak seluruh rekan KBMU untuk mengisi survei tersebut. Ia berharap dengan adanya survei ini dapat menjadi jembatan bagi BEMF dan KBMU untuk benar – benar menyampaikan aspirasinya. Sehingga dapat kembali mengadakan audiensi kepada pihak universitas.
Pewarta: Reza Umami dan Muhammad Khaira Faiq
Penulis: Reza Umami dan Muhammad Khaira Faiq
Editor: Sophia Latamaniskha