
Suaramahasiswa.info – Tak hanya warga Indonesia yang cemas akan wabah virus Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS CoV), melainkan seluruh penduduk dunia yang hendak berangkat ke Tanah Suci juga mencemaskan hal serupa.
Sejak menyebar pertama kali pada September 2012 lalu, serangan virus MERS-CoVini terus memakan korban.Berdasarkan data terbaru yang dikeluarkan badan kesehatan dunia WHO, saat ini sebanyak 489 kasus terjadi di seluruh dunia—termasuk 126 kasus kematian. WHO memperkirakan, jumlah korban masih akan terus bertambah.
Adapun morbilitas dan mortalitas infeksi virus MERS-CoV menyerupai gejala yang terjadi pada penyakit sindrom pernapasan akut (SARS). Orang yang terjangkit virus ini akan mengalami gejala demam, batuk, dan sesak nafas hingga akhirnya mengakibatkan gagal ginjal dan radang paru-paru akut. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menghimbau kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap ancaman virus ini.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia Zaenal Abidin mengatakan, bagi yang hendak melaksanakan ibadah ke Tanah Suciagar tidak melakukan kontak langsung dengan unta.
Zaenal menuturkan, jika pihaknya telah menyiapkan buku panduan tentang virus MERS-CoV—yang disalurkan ke puskesmas dan rumah sakit di seluruh Indonesia. “Buku panduan sudah ada sejak 2013, kita coba buat lebih simpel,” katanya, dikutip dari rilis pers yang ditulis laman Ikatan Dokter Indonesia, Sabtu (10/5).(Sugiharto Purnama/SM)
*dari berbagai sumber