
Perwakilan Keluarga Besar Unisba (KBMU) tengah melangsungkan audiensi lanjutan dengan pihak Rektorat di Gedung Hj. Kartimi Kridhoharsojo Jalan Tamansari No. 1, pada Kamis (9/9/2021). (Foto: Galih Nugraha/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Keluarga Besar Mahasiswa Unisba (KBMU) dan Rektorat Unisba kembali melakukan audiensi kedua terkait Infaq Kuliah Tetap (IKT) dan sistem perkuliahan hybrid di Gedung Hj. Kartimi Kridhoharsojo Jalan Tamansari No. 1, pada Kamis (9/9). Audiensi kembali dilakukan sebab KBMU merasa tidak ada titik terang terkait tuntutan yang dilayangkan. Sebelumnya, KBMU merencanakan aksi di depan gedung Unisba namun dialihkan menjadi audiensi dengan pihak rektorat.
Titik Terang Bantuan IKT
Audiensi dibuka oleh Wakil Rektor II, Atih Rohaeti mengenai Rencana Kerja dan Belanja (RKB) yang menjadi dokumen perencanaan pemanfaatan IKT dan Infaq Satuan Kuliah Semester (ISKS). RKB mencakup semua detail mulai dari visi misi Unisba, target dari tahun ke tahun, dan evaluasi capaian, sehingga RKB tidak hanya dinikmati oleh mahasiswa tapi juga untuk seluruh kegiatan tridharma dan pendukungnya
Atih melanjutkan, bahwa ia akan menyampaikan aspirasi KBMU untuk diadakannya pengurangan ISKS kepada yayasan. Sedangkan untuk waktu dekat ini pihak universitas akan memberikan bantuan IKT kepada mahasiswa yang membutuhkan.
“Kalau keputusan kami dalam waktu yang sangat pendek ini adalah memberikan bantuan IKT, pengurangan biaya belanja dan lainnya akan menjadi pekerjaan rumah kami.” Ujar Atih saat audiensi pada Kamis (9/9).
Selain itu, Atih pun akan memberikan transparansi alokasi dana IKT yang akan dibagikan kepada mahasiswa melalui data RKB, juga mengenai dana bantuan IKT yang akan diberikan kepada 200-300 mahasiswa yang membutuhkan. Namun, untuk mewujudkan hal tersebut, pihak rektorat harus berkomunikasi dengan pihak yayasan mengenai pengurangan biaya belanja untuk nantinya dialokasikan sebagai dana bantuan IKT.
Sistem Perkuliahan Hybrid.
Audiensi pun membahas mengenai sistem perkuliahan hybrid yang akan dimulai pada semester ganjil ini. Warek I, Harits Nu’man menyinggung perihal surat edaran yang beberapa waktu lalu sudah ditandatangani Rektor. Ia memaparkan bahwa pihak Universitas memberikan tiga opsi terkait sistem perkuliahan, antara lain:
- Kegiatan pembelajaran di laboratorium dilakukan secara luring dengan berbagai catatan seperti protokol kesehatan, mendapatkan surat izin orang tua, memiliki surat vaksin, serta pembatasan kapasitas orang dalam satu ruangan.
- Pembelajaran dapat dilakukan secara blended learning, yaitu kombinasi antara tatap muka dan online.
- Serta perkuliahan full online.
Harist juga menambahkan bahwa pihak universitas sedang merancang sistem perkuliahan hybrid. Pola hybrid sendiri akan sama seperti kegiatan ta’aruf yang dilaksanakan pada (30-31/9), di mana beberapa mahasiswa hadir langsung ke kampus, dan sebagian lagi mengikuti dari rumah pada waktu yang sama.
Menanggapi hasil audiensi, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Badan Eksekutif Mahasiswa Unisba (BEMU), Bintang Raihan mengaku belum cukup puas dengan hasil audiensi kedua. Namun, ia bersyukur sebab ada solusi terkait tuntutan yang dilayangkan.
“Dibilang puas kita belum puas, tapi ada yang patut kita syukuri. Alhamdulillah sudah ada solusi bagi rekan-rekan yang tidak mampu membayar IKT.” Ujarnya kepada Suara Mahasiswa pada Kamis (9/9).
Perihal penggalangan dana ‘Mahasiswa Bantu Mahasiswa’ yang dilakukan KBMU, Bintang menyebut bahwa hal ini adalah bentuk protes KBMU kepada pihak universitas. “Bahwasannya kalo hari ini kampus masih tidak bisa menjamin pendidikan bagi mahasiswanya maka mahasiswa nya yang akan bergerak.”
Pada hari pertama penggalangan dana, KBMU berhasil mengumpulkan sebanyak Rp1.700.000, setelah danade terhimpun akan langsung dialokasikan kepada mahasiswa tidak mampu yang belum terdata dari Universitas, Baitul Maal, dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah (LLDIKTI).
Pewarta: M. Khaira Faiq
Penulis: M. Khaira Faiq
Editor: Wahyu Nursinta