Suaramahasiswa.info, Unisba- Komite Anti Kekerasan Negara (Kontra) menyelenggarakan aksi demonstrasi dengan tajuk Seruan Aksi 1312 Hari All Cops Are Bastards (ACAB) sedunia di depan Polrestabes Bandung, Babakan Ciamis, Kota Bandung pada Jumat, (13/12). Demonstrasi ini bertujuan untuk merefleksikan segala bentuk kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian kepada masyarakat.
Koordinasi Lapangan (Korlap), Ahmad Siddik Tanjung menjelaskan bahwa Seruan Aksi 1312 ACAB Sedunia mengartikan jika semua polisi adalah bajingan. Selain itu, peringatan aksi ini juga dilakukan untuk mengingat kembali banyaknya kejahatan yang dilakukan polisi serta melakukan perlawanan atas hal tersebut.
“Kemarin itu kita mengadakan konsol, kita melihat bahwa kebanyakan kejahatan atas kebrutalan aparat kepolisian dari kasus 135 nyawa di Stadion Malang dan sampai sekarang terakhir tuh, kasus Gamma, ada polisi tembak polisi, kita refleksi bahwa polisi tidak pantas ada di negeri ini,” jelasnya saat diwawancarai pada Jumat, (13/12).
Di sisi lain, Ahmad menjelaskan bahwa lahirnya hari ACAB sedunia bermula sejak adanya kasus penembakan dan pembunuhan oleh kepolisian pada seorang perempuan asal Afrika-Amerika berkulit hitam pada 13 Desember 2020 menjadi latar belakang aksi ini. Ia menegaskan bahwa tanggal 1312 pun diambil untuk memperingati kebrutalan polisi pada tanggal 13 di bulan 12 ini, dengan aksi yang diselenggarakan tepat pada jam 13.12.
Ahmad melanjutkan, jika agenda yang dilakukan pada demonstrasi kali ini adalah orasi dan dilanjutkan dengan refleksi dari maraknya kejahatan yang dilakukan oleh polisi. Lalu, pihaknya dan massa aksi, akan terus mengadakan diskusi serta berusaha tetap melakukan perlawanan-perlawanan lain.
Salah satu massa aksi, Dedi Cahyadi mengaku jika alasan kehadirannya pada aksi ini ingin membantu masyarakat yang tertindas agar mendapatkan keadilan serta dirinya yang melihat aksi ini sebagai bentuk perlawanan masyarakat terhadap kekerasan yang dilakukan oleh polisi. Selain itu, Dedi berharap polisi bisa menjadi lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.
“Buat harapan kedepannya untuk instansi polri lebih baik lagi. Slogan melayani atau mengayomi itu harus dilakukan gitu harus sesuai slogan, memang ada polisi yang baik tapi kebanyak berita-beritanya polisi yang jahat gitu,” ujarnya pada Jumat, (13/12).
Selaras dengan Dedi, Yandi Hanafi juga mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan polisi kepada masyarakat tidak berperikemanusiaan dan tidak sesuai tugasnya untuk mengayomi. Ia berharap, semoga selalu ada perlawanan ketika ada permasalahan.
“Ya harapan sih emang apa yah, fatamorgana jadi memang sulit buat digapai. Tapi saya percaya bahwa setiap sekecil perlawanan tetaplah perlawanan, jadi saya ikut kesini ya ingin tetap menyuarakan gitu,” ungkapnya pada Jumat, (13/12).
Reporter: Vanyssa Mutya Anggraeni/SM
Penulis: Sopia Nopita/SM
Editor: Adelia Nanda Maulana/SM