Foto : Dokumentasi Pribadi
Suaramahasiswa.Info, Sumedang- Dosen muda Universitas Indonesia (UI), Abellia Anggi Wardhani merupakan mahasiswi yang pernah mendapatkan 10 beasiswa dalam dan juga luar negeri. Di antaranya beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang mengantarnya menempuh studi Doktoral di Belanda. Ia menceritakan pengalamannya dalam acara Scholarship Expo yang diadakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (BEM-F) Universitas Padjadjaran, Sumedang.
Abellia bercerita tentang pengalaman belajarnya semasa menempuh gelar sarjananya di Prancis, dan menerangkan bahwa pada awal semester ia tidak bisa berbahasa Prancis. “Saya sering dicecar dosen selama di kelas, karena saya dianggap bodoh dalam sastra Prancis. Sampai saya harus menghafal kosa kata dan pertanyaan-pertanyaan dalam bahasa Prancis,” tuturnya.
Selain mendapat beasiswa selama menempuh strata satu, Abellia juga pernah menjadi mahasiswa dengan IPK terbesar ke tiga se universitas. Setelah menyelesaikan Sarjana Pariwisatanya, ia melanjutkan kuliah di Tiburg University, Belanda. Sebelum melanjutkan ke jenjang magister, Abellia mengajukan beasiswa untuk menghidupinya selama di Belanda.
Namun, pengalaman memilukan pun dialaminya, ia dinyatakan tidak lulus, padahal sudah lebih dulu datang ke Belanda. Akhirnya ia melakukan kerja paruh waktu sembari mencari beasiswa lain. “Waktu itu saya sudah putus asa dan bingung. Kalau saya pulang, gengsi dong. Sampai akhirnya saya coba bertahan hidup, hingga lulus dan nilai saya cum laude baru saya pulang ke Indonesia.”
Pada saat ini, Abellia melanjutkan ke jenjang doktoral di universitas yang sama pada program magisternya. Alumni yang juga pernah kuliah di Sastra Prancis, Universitas Indonesia ini juga menambahkan, menurutnya beasiswa itu alat untuk menujang cita-cita.
Mahasiswa Universitas Padjadjaran, Nurul Huda mengungkapkan acara ini memotivasi mahasiswa, dan memberikan wawasan lebih agar bisa mempersiapkan untuk ikut beasiswa. “Saya harap dari mengikuti acara ini saya bisa mendapat beasiswa yang sama juga.” (Intan Radhialloh/SM)