Foto : Ilustrasi
“Gan, ane titip absen dulu ya!”
“Mau kemana lagi lu?”
“Biasa main dulu!”
Titip absen atau tipsen atau ada juga yang kenal dengan istilah TA sering dilakukan oleh kita (hayo ngaku!!) mahasiswa. Entah malas, sakit, atau keranjingan game MOBA sering dijadikan alasan untuk melakukan praktik curang tersebut. Dengan alasan membantu teman, orang yang di-tipsenin pun ikhlas saja untuk membubuhkan tanda tangan tiruan di lembar absensi.
Memang absensi itu penting sekali di dunia perkuliahan, karena suka tidak suka persentase dari absensi menjadi tiket untuk ikut UAS. Bahkan banyak mahasiswa yang bilang kalau misalnya kuliah itu yang penting absen, kalau udah absen bisa langsung pulang, atau sekedar nongkrong kalo nggak jalan bareng gebetan. Kalau absensi kurang wayahna ngulang mata kuliah di tahun depan, yang notabene durasi studi pun kemungkinan mundur. Tapi benar nggak sih apa yang kamu, aku, dan kita semua lakukan itu nggak dosa?
Teman-temanku sesama mahasiswa di mana pun kalian berada, apalagi yang sering tipsen. Ingat tujuan awal kita kuliah bukan buat liburan atau hura-hura karena lepas dari masa SMA yang ketat. Tujuan kita untuk mencari ilmu dan mengamalkannya kepada masyarakat. Sadar atau tidak, perilaku tipsen yang sering kita jalani ternyata salah satu perilaku yang buruk. Jangan salah, bisa jadi nanti catatan tipsen kita semasa kuliah menjadi pemberat timbangan amal buruk kita lohh. Karena sesungguhnya tipsen itu termasuk ke dalam perbuatan berbohong dan tidak jujur, rugi kan udah mah gak dapal ilmu tapi malah dapat dosa.
Seperti hadits dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan menghantarkan ke dalam surga. Tidaklah seseorang berbuat jujur hingga Allah mencatatnya sebagai orang yang selalu jujur. Dan berbohong itu membawa kepada kejelekan, dan kejelekan itu menghantarkan ke dalam neraka. Sungguh seseorang terbiasa bohong hingga Allah mencatatnya sebagai seorang pembohong.” (HR. Bukhari no. 6094, Muslim no. 2607)
Bukan hanya berbohong semata doang nih, ternyata tipsen juga merupakan penipuan. Kenapa penipuan? Karena bapak-bapak di Ruang Tunggu Dosen akan melihat absen kita penuh lalu menginputnya ke sistem. Karena kalo absensinya memenuhi syarat, maka kita bisa ikut ujian. Padahal mah masuk kelas cuma absen doang. Seperti Rasulullah berbicara :
“Barangsiapa menipu kami berarti dia bukan dari golongan kami.” [HR. Muslim (I/69)].
Perilaku tipsen itu memang salah satu bentuk tolong menolong, tapi ingat tolong menolongnya dalam hal keburukan. Alangkah baiknya kita tolong menolong dalam hal kebaikan.
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” [Al-Ma’idah : 2]
Nah jadi gimana nih teman-teman, itu baru dari sisi agama saja loh, belom dari kaca mata etis tentang tipsen yang kita lakukan. Menurut Pimpinan KPK, Saut Situmorang, titip absen dan bentuk plagiat seperti copy paste tugas jadi salah satu tindakan korupsi kecil. “Tindakan korupsi besar selalu dimulai dari korupsi kecil,” ujarnya.
Karena kebiasaan ini terus berlangsung dan sudah mendarah daging, di lingkungan mahasiswa. Maka kita akan menganggap tipsen ini sebagai suatu kebiasaan yang lumrah teman-teman. Lumrah tapi salah, why gituu? Dianggap lumrah karena memang banyak mahasiswa yang melakukan hal tersebut. Terus karena banyak yang melakukan, kita telah berkonformitas terhadap kebiasaan itu.
Kawan-kawanku yang Insyallah shaleh dan shalihah, di atas telah dijelaskan bagaimana mudharatnya tipsen yang sering kita lakukan. Memang tipsen membantu di masa kuliah walaupun bantuan yang buruk. Tapi coba bayangin gimana pas dihisab nanti, dosa-dosa tipsen yang kita anggap receh ternyata telah menggunung, apa gak bakal ngeberatin kita tuh? Mari perbaiki diri demi masa depan yang lebih baik teman-teman. Semoga Allah Ta’ala menuntun kita semua ke jalan-Nya yang lurus. Wallahu A’lam. (Vigor/SM)