
Ilustrasi tidur. Foto/Shutterstock
Apakah kamu pernah mendengar istilah, “siang untuk aktivitas, malam untuk istirahat”?
Itulah sebabnya, sama halnya dengan bentuk aktivitas yang lain, tubuh kita juga mempunyai waktu kerja atau disebut juga dengan jam biologis. Dengan adanya waktu kerja pasti membutuhkan waktu untuk istirahat. Bukan berarti hanya berhenti sejenak dari suatu kegiatan, tapi dengan tidur yang cukup juga termasuk dalam bentuk istirahat.
Jam Biologis Tubuh
Menurut dokter Irene Anindiyaputri, pada pukul 11.00-03.00, perubahan hormon pada tubuh mengirimkan sinyal pada otak bahwa sudah saatnya untuk tidur dan beristirahat. Hormon melatonin akan diproduksi semakin banyak sehingga akan terasa lebih lelah dan mengantuk.
Otak juga akan membersihkan diri dari racun dan sisa-sisa zat yang tertimbun seharian akibat berpikir keras seharian penuh. Seluruh informasi yang diterima hari itu juga akan disimpan otak ke dalam memori jangka pendek dan jangka panjang. Selain itu, sebaiknya hindari makan atau minum pada jam tersebut karena usus sedang menjalani proses detoksifikasi.
Tugas numpuk atau lupa mengerjakan tugas biasanya terpaksa dilakukan dengan cara SKS (Sistem Kebut Semalam). Nah, ketika sedang mengerjakan tugas jam 11 malam terasa lapar, lebih baik tahan laparnya. Sanggup enggak tuh?
Dampak Negatif dari Kurang Tidur
Bagi mahasiswa yang banyak mengikuti organisasi pasti akan lebih sering rapat, bahkan sampai pulang malam hari. Tak bisa dipungkiri dunia malam sudah menjadi sahabat karib para mahasiswa, baik laki-laki maupun perempuan sudah menjadi hal biasa jika pulang pada malam hari atau begadang.
Dengan membiasakan diri kamu untuk begadang akan menyebabkan tubuh menjadi merasa mudah kelelahan, menurunkan produktivitas, level stres yang meningkat, hingga berujung pada depresi. Selain itu, dengan begadang juga dapat memicu dengan bangun kesiangan.
Menurut dokter Irene Anindyaputri, beberapa bahaya yang mengancam jika kebiasaan bangun kesiangan ini tak ditinggalkan. Salah satunya yang sering dialami adalah tubuh menjadi lesu. Akibat dari metabolisme dalam tubuh tidak begitu bekerja optimal dalam keadaan tidur terlalu lama. Padahal tubuh perlu aktivitas agar sistem metabolisme bisa berjalan, makanya bisa membuat lesu. Rasa nyeri dan sakit di bagian kepala juga umum menimpa seseorang akibat bangun kesiangan. Hal tersebut dikarenakan pengaruh cairan di dalam otak. Cairan otak itu akan terus mengalir ketika kita sedang tidur. Kalau tidur kelamaan, apalagi sebelumnya begadang, cairan yang mengalir terus menerus ini akan menyebabkan rasa nyeri dan sakit kepala.
Lalu, pola tidur seperti apakah yang berkualitas ?
Memiliki pola tidur yang konsisten dapat mempengaruhi kesehatan mental kamu. Adapun tips memperbaiki pola tidur menurut dokter Irene Anindyaputri, yaitu:
Buatlah rutinitas tidur
Kamu bisa membuat rutinitas tidur dengan senyaman mungkin. Bagi beberapa orang mungkin terlalu sulit untuk tidur 7-8 jam per hari. Maka, kamu dapat mengatur siklus tidur kamu saat malam hari dengan tertidur dan bangun saat pagi hari pada jam yang sama secara konsisten.
Perhatikan pola makan dan minum
Sebaiknya kamu menghindari makanan yang asam atau pun pedas dan minuman yang mengandung kafein. Selain itu, kamu hindari meminum terlalu banyak cairan sebelum tidur agar kamu tidak terbangun di tengah malam untuk ke toilet.
Jika kamu merasa lapar di malam hari, cobalah memakan makanan yang menyehatkan seperti gandum, sereal yang rendah gula, maupun buah-buahan.
Ciptakan lingkungan ruang tidur yang nyaman
Kamu bisa merancang ruang tidur yang sesuai dengan selera kamu dan membuat suasana yang nyaman. Sebelum tidur, posisikan tubuh kamu senyaman mungkin serta hindari untuk tidur saat waktu yang biasanya kamu terjaga.
Studi lain yang meneliti pola tidur siswa sekolah menemukan kalau siswa dengan jadwal istirahat di malam yang konsisten memiliki prestasi akademik lebih baik, dibandingkan mereka yang tidur tidak konsisten.
Jika pola tidur kamu konsisten, kamu bisa melalui keesokan harinya dengan lebih baik dan lebih semangat mejalani rutinitas kamu. Selain itu, dapat membuat kamu merasa lebih positif dan menjadi proaktif.
Penulis: Wina Aldinuhusnah/Job