Teks: Raden Muhammad Wisnu Permana
Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi angkatan 2012
Tukang Bersih. Ya! Nama ini mungkin masih asing bagi sebagian diantara kita. Tapi bandingkan dengan nama “tukang sampah” atau cleaning service. Apa istimewanya si “tukang bersih” ini? Secara harfiah, seharusnya masyarakat menyebut mereka dengan sebutan “tukang bersih” alih-alih tukang sampah. Mereka membersihkan sampah-sampah yang selama ini kita buang sembarangan baik sengaja maupun tidak sengaja. Kita yang pantas disebut “tukang sampah” karena sering “nyampah” dimanapun, dan merekalah yang pantas disebut “tukang bersih”.
Tidakkah pernah terlintas di pikiran kita, bahwa tanpa adanya mereka, kota kita akan menjadi kota yang kotor, tidak teratur dan tidak enak dipandang? Sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama yang tinggal di perkotaan sebagian besar buta huruf. Slogan “go green”, seperti memilihah sampah organik maupun anorganik tidak dipedulikan. Alih-alih memilah jenis sampah, membuang sampah pada tempatnya saja masih susah! Jujur saja, sebanyak apapun pemerintah menyediakan tempat sampah di tempat-tempat umum, tetap saja masyarakat membuang sampah sembarangan. Bahkan, tempat sampah tersebut dalam beberapa hari hilang/rusak!
Sebagian besar dari kita, memiliki mindset, bahwa adalah tugas mereka yang membuat kota ini bersih, karena mereka “cleaning service”, yang secara harfiah memiliki arti layanan kebersihan, sebuah layanan yang bertugas membersihkan kota. Tidak! Salah besar! Tugas mereka hanyalah sebatas “controlling” saja, kota ini milik kita bersama. Rumah kita. Tempat kita dilahirkan, dan mungkin tempat kita akan disemayamkan nanti. Hilangkanlah mindset seperti itu. Apakah hanya tugas seorang ibu rumah tangga saja yang wajib membereskan rumah kita? Tidak! Tentu tanggungjawab seluruh penghuni rumah itu.
Sebagai solusi untuk kekacauan ini, mulailah dari membersihkan sampah sendiri, dengan membuang sampah pada tempatnya, lalu memilahnya menjadi organik dan anorganik. Mulai dari rumah sendiri, halaman rumah, jalanan depan rumah, kampus/sekolah/kantor sendiri, hingga akhirnya, ketika menemukan sampah di jalanan yang bukan milik kita, kita akan inisiatif membuangnya karena kota ini adalah rumah kita. Bagaikan di rumah, tentu kita tidak ingin sampah berceceran di sembarang tempat bukan?
Bertepatan dengan Hari Pahlawan, tidak usah muluk-muluk harus melakukan perubahan ini itu dalam mengisi kemerdekaan, mulailah dari menjaga lingkungan dari sampah dengan membuang sampah pada tempatnya! Hal tersebut tidak sulit dibandingkan. Mulailah dari hal yang kecil, kemudian barulah ke hal yang besar nanti. Merekalah pahlawan di masa kemerdekaan ini, karena mereka membuat kota kita bersih! Selamat Hari Pahlawan!