
Foto net.
Suaramahasiswa.info – Mempunyai suara yang merdu, tubuh mungil dan gaya yang khas saat di panggung, pasti tidak asing lagi dengan sosok penyanyi perempuan ini. Yak, Arina Ephipania, vokalis sekaligus pemain flute ini merupakan bagian dari Mocca. Band asal Bandung yang namanya sudah kondang sampai ke mancanegara.
Penyanyi dengan gaya warna lagu pop dengan sentuhan swing jazz dan suasana ala 60-an ini punya beberapa cerita yang menarik. Arina pun memberikan pandangannya mengenai nikah muda yang ramai di kalangan anak muda. Yuk langsung aja intip perbincangan dengan mbak kece ini!!
Awal mula mbak Arina terjun ke dunia musik gimana sih ceritanya?
Dari kecil saya memang sudah bisa main instrumen dan suka nyanyi tapi enggak tahu harus menyalurkannya. Nah, biasanya awal penerimaan mahasiswa baru selalu ada semacam panggung gembira, di sana kita bisa bikin pertunjukan apapun. Di kampus pun ketemu temen-temen yang hobinya sama, akhirnya saya sering main musik di kampus. Setelah lulus, saya memutuskan tidak bekerja di bidang interior yang sesuai dengan jurusan saya tapi malah melanjutkan musik karena seneng kalau lagi manggung. Jadi saya seriusin aja.
Sebelumnya ada basic musik dari keluarga?
Sekeluarga punya bakat seni sih. Kaka pertama pemain biola, kaka ketiga pemain piano jazz, yang keempat penyanyi dan penulis, saya juga menyanyi. Jadi memang sekeluarga suka musik. Musik memang selalu ada dalam kehidupan kami sehari-hari tapi saya tidak pernah membayangkan itu akan menjadi profesi, taunya ya kejadian.
Selain sama Mocca ada kegiatan lain yang dilakukan?
Enggak sih, apalagi setelah usia segini, saya makin bener-bener hanya mau melakukan dan mengeksplore sesuatu yang saya suka. Saya suka jalan kaki nyari bakery enak, kadang saya suka olahraga, yoga. Lalu bikin lagu seputar hidup saya, kalau pekerjaan saya cuma musik aja.
Apa nih pendapat mbak Arina tentang pernyataan ‘yang muda belum matang melakukan sesuatu’?
Itu jelas, tapi saya mengerti waktu saya muda mikirnya gue tau kok, gue bisa kok. Setelah lima tahun kemudian, saya baru sadar kalau apa yang dilakukan dulu itu gegabah banget. Emosi anak muda itu kurang stabil, jadi harus masih dikontrol oleh yang lebih tua.
Kalau ada yang mau nikah muda, menurut mbak Arina gimana?
Kalau bisa lebih baik, tahan dulu nikahnya. Untuk orang-orang yang sudah punya modal untuk berumah tangga, itu mungkin lain. Namun untuk secara general sih kayanya lebih baik tunggu sampai siap untuk menjalani pernikahan yang bertanggung jawab. Anak muda itu cenderung bertindak impulsif dan jelek-jeleknya berakibat perceraian. Sebaiknya dipikirkan aspek lainnya karna tanggung jawab menikah itu banyak sekali. Kalau dari permukaan sih seperti ketemu dengan teman hidup, cinta, bahagia sampai akhir tapi sebenernya enggak. Ada bagian itu tapi mungkin hanya sebagian persen, selebihnya itu adalah pekerjaan. Hanya saja kalau bener-bener udah siap yak tanggung konsekuensinya aja.
Alasan mbak Arina memilih tidak menikah muda?
Alasannya, karena saya enggak siap dan masih pengen eksplorasi hidup tanpa beban. Kalau udah nikah saya punya tanggung jawab yang lebih. Tidak hanya bergantung pada diri saya sendiri tapi juga dengan orang lain, dengan keluarga. Saya dulu nikah umur 33 dan enggak kepikiran sih mau nikah muda. Masih ada tanggung jawab sebagai pelajar yang lumayan berat. Saya sangat beban ke orang tua kalau nilai saya jelek.
Apa pesan mbak Arina untuk para anak muda di Indonesia?
Anak muda energinya masih banyak, masih berani untuk melakukan kesalahan dan punya keinginan untuk banyak belajar. Biasanya kalau udah mulai dewasa cenderung main aman. Kalau masih muda saatnya bereksplorasi, kita bisa belajar banyak dari uji coba yang dilakukan dan kadang ada inovasi yang generasi sebelumnya enggak kepikiran.
***
Nah begitulah pendapat Arina Ephipania mengenai menikah di usia muda. Dari pernyataan vokalis cantik ini dapat insight enggak, nih? Sesuai dengan yang dikatakannya, jadi anak muda itu harus banyak berkarya. Satu lagi, pesan dari mbak Arina mau menikah muda ataupun tidak, intinya harus siap dengan konsekuensinya. Ciao! (Elgea/SM)