Teks dan foto oleh: Muhammad Ghafur Fadillah
Bandung (19/12). Unisba hanya memiliki masing–masing satu kipas angin, di setiap kelasnya. jika dibandingkan dengan kampus–kampus swasta lainya, Kampus Biru ini masih tertinggal dari segi fasilitas dalam kelas.
Setiap memasuki ruangan perkuliahan, hal pertama yang dirasakan adalah gerah. Apalagi bila cuaca sedang panas, otomatis kondisi di dalam ruangan kelas akan sangat terasa hareudang. Kipas yang menjadi kelengkapan kampus tersebut pun, seakan-akan ‘mati kutu’ dalam situasi gerah. Sehingga keberadaanya pun, tak memberikan pengaruh yang signifikan bagi para mahasiswa yang sedang belajar.
“Iya nih kipasnya cuman satu, coba kalau dua atau tiga kan adem,” ujar Hakim, mahasiswa Fikom angkatan 2011. keluhan tersebut, mewakili sekian dari mahasiswa yang telah lebih lama merasakan kekurangan tersebut.
Hal tesebut memunculkan respon dari seorang dosen Unisba. Nila Nurmila mengatakan bahwa keluhan tentang kipas tersebut sampai ke telinga para petinggi. Namun dengan alasan “Go Green”, maka hal tersebut harus dimaklumi. Sebuah resiko yang harus diterima bagi para mahasiswa untuk Kampus Biru.
Saat ditanya tentang hal ini, Koko Heryadi sebagai Kasi Perawatan Bangunan memberi penjelasan. “Semua itu tergantung ruangan dan memang pemakaian listrik terlalu banyak sehingga kipas untuk saat ini,memang kami berencana untuk menambah daya namun dari pihak PLN meminta lahan yg harus di hibahkan untuk membangun gardu yg baru ,itulah masalah nya karena lahan nya memang belum ada”