Ilustrasi mahasiswa yang tengah melakukan pembelajaran dengan sistem hybrid. (Ghina Yusriyah/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Universitas Islam Bandung (Unisba) merencanakan kuliah tatap muka secara terbatas pada semester ganjil 2021 dengan sistem hybrid atau metode pembelajaran yang menerapkan sebagian mahasiswanya kuliah secara tatap muka dan sebagian lagi tetap melaksanakan kuliah secara dalam jaringan (daring).
Wakil Rektor I, Harits Nu’man menjelaskan bahwa pihak universitas masih melihat regulasi dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi sebab regulasi sering berubah-ubah. “Sebetulnya masih bingung, yang jelas kita persiapkan sarana dan prasarana nya, baik keputusan offline maupun online bahkan jika harus diberlakukan hybrid.” Ujar Harits saat diwawancarai melalui pesan daring pada Rabu (25/8).
Harits pun melanjutkan untuk mencapai kelas hybrid yang sesuai standar, Unisba masih dalam tahap proses untuk merealisasikan nya. Mulai dari sarana prasarana seperti ruang kelas dan teknologinya, kesiapan dosen dan tenaga pendidik (tendik), serta supporting IT.
Perihal syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa untuk mengikuti perkuliahan sistem ini, kata Harits, yaitu mahasiswa yang memiliki surat izin orang tua dan sudah mengikuti vaksin tahap 2 serta memiliki sertifikat. Pun demikian dengan dosen dan tenaga pendidik.
Terkait jumlah mahasiswa yang bisa menerapkan sistem ini pun dibatasi. “Sistem hybrid akan dihadiri oleh mahasiswa secara luring dengan proporsi 50% mahasiswa dari perkelasnya. Dan pelaksanaan sistem hybrid akan terlaksana jika semua proses sudah terpenuhi.”
Salah satu mahasiswa Fakultas Psikologi, Zulfa Salsabila menuturkan bahwa kuliah hybrid memiliki kelebihan dan kekurangan terutama bagi mahasiswa semester 5 yang sudah memulai kegiatan praktikum.
“Kelebihannya untuk yang memasuki jenjang atas (semester 5) ada kebutuhan-kebutuhan yang memang lebih baik praktek secara langsung dan itu bisa kita lakukan di sistem yang hybrid. Kalau untuk kekurangan nya, kondisi yang nggak bisa diprediksi. Kalau hybrid kan berarti nggak selalu kuliah dilaksanakan secara offline. Kasian juga sebenarnya.” Kata Zulfa saat diwawancarai via pesan daring pada Kamis (26/8)
Berbeda dengan Zulfa, salah satu mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Metha Nahda Afriliya mengungkapkan bahwa ia ingin pihak universitas adil dalam membagi mahasiswa yang mengikuti kelas hybrid, yaitu dengan membuat jadwal untuk mahasiswa di luar Bandung agar tetap bisa mengikuti perkuliahan secara tatap muka.
Pewarta: Ghina Yusriyah
Penulis: Ghina Yusriyah
Editor: Tazkiya Fadhiilah Khoirunnisa