Sejumlah mahasiswa Unisba sedang melakukan aksi penolakan kenaikan harga BBM di depan Gedung DPRD Jawa Barat Jalan Dipenogoro No.27 pada Selasa (13/09). (Foto: Tsabit Aqdam Fidzikrillah/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Keluarga Besar Mahasiswa Unisba (KBMU) menggelar aksi penolakan terhadap kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat Jalan Diponegoro No. 27 pada Selasa (13/09). Aksi kali ini dilakukan sebagai pemantik eskalasi massa untuk aksi yang akan dilaksanakan kedepannya.
Presiden Mahasiswa (Presma) Unisba, Darlingga Prasetio mengatakan terdapat tiga poin tuntutan yang dibawa, yaitu kenaikan harga BBM, penyaluran subsidi bantuan langsung, dan perbaikan Undang-Undang (UU) yang tidak berpihak kepada rakyat. “Sebenarnya dalam aksi tersebut grand isunya berfokus pada penolakan kenaikan BBM. Namun, kita juga tidak melepaskan isu-isu lainnya seperti permasalahan regional, daerah maupun nasional, baik itu secara agraria maupun ekonomi.” Tuturnya pada Selasa (13/09).
Darlingga menambahkan bahwa aksi saat ini dilaksanakan tanpa memiliki target jumlah massa yang dibawa. “Sebenernya di aksi hari ini saya tidak ada target jumlah massanya, cuma yang terpenting kita semua hadir bersama-sama merasakan dampak dari kenaikan BBM, nah dari sana maka kita perlu juga untuk melakukan perubahan dengan kesadaran dan tanggung jawab.” Ujarnya.
Setelah aksi ini, pihak Badan Eksekutif Mahasiswa (BEMU) berencana akan kembali melakukan aksi dengan membawa massa yang lebih banyak. Namun, hingga saat ini masih belum ada waktu pasti terkait pelaksanaan aksi lanjutan tersebut. Dengan demikian pada Rabu (14/09) akan dilaksanakan konsolidasi bersama mahasiswa Unisba untuk menyepakati waktu pelaksanaan aksi selanjutnya.
Menanggapi hal tersebut, salah satu peserta aksi dari mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) angkatan 2019, Moch Irham Fauzan menilai bahwa aksi ini menjadi bukti konsistensi Unisba dalam menyampaikan suara dari mahasiswa. “Karena aksi tadi hanya dihadiri oleh mahasiswa Unisba dan Kamisan, jadi menurut saya hal itu menjadi langkah awal yang baik untuk memperbaiki stigma bahwa bukan hanya mahasiswa saja yang terdampak atas permasalahan BBM ini.” Katanya pada Selasa (13/09).
Selain Irham, peserta aksi dari Mahasiswa Fakultas Hukum (FH) angkatan 2021, Raihanna Maulida Azzahra mengungkapkan bahwa aksi tersebut sebagai bentuk penolakan atas kebijakan pemerintah. Disamping itu, ia merasa sudah menjadi kewajiban mahasiswa untuk menyalurkan aspirasi dari keresahan yang dirasakan oleh masyarakat.
“Menurut saya aksi ini sebagai kesempatan untuk menolak kebijakan pemerintah yang akhirnya memberatkan masyarakat. Selain itu juga saya sebagai mahasiswa Hukum merasa memiliki tanggung jawab untuk bersuara mewakili rakyat serta menuntut keadilan dari pemerintah.” Jelasnya melalui pesan WhatsApp pada Selasa (13/09).
Reporter: Syifa Khoirunnisa & Pilar Raditya Pratama
Penulis: Melani Sri Intan
Editor: Muhammad Khaira Faiq