Sejumlah mahasiswa kembali berjajar di depan Gedung DPRD Jawa Barat Jalan Dipenogoro no.27, Bandung pada Jumat (16/09) dalam aksi lanjutan menolak kenaikan harga BBM. (Foto: Fais Azhar Djohari/SM)
Suaramahasiswa.info, Unisba – Pada Jumat (16/09) Aliansi mahasiswa Jawa Barat (Jabar) menggelar aksi lanjutan penolakan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat Jalan Diponegoro No. 27. Pada aksi kali ini massa aksi dari Unisba berhasil menjebol gerbang DPRD. Menurut tim medis, kampus Unisba dijadikan titik evakuasi untuk aksi hari ini, namun ternyata hal tersebut belum mendapat izin dari Wakil Rektor (Warek) III Unisba.
Hal ini ditanggapi langsung oleh Warek III Unisba, Amrullah Hayatudin mengungkapkan bahwa pihak kampus hanya memberikan izin untuk menjadi tempat transit dan evaluasi bagi para demonstran. “Kita tidak mengizinkan Unisba sebagai titik evakuasi karena apabila kita mengizinkan seolah-olah kita memperbolehkan aksi-aksi anarkisme tersebut.” Ungkapnya saat ditemui di depan Aula Unisba pada Jumat (16/09).
Meski begitu, Amrullah menilai bahwa aksi ini sudah menjadi hak para mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi masyarakat. Namun, menurutnya para demonstran harus tetap mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan.
Koordinator lapangan, Randhika Maulana mahasiswa dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) menjelaskan bahwa aksi ini bertujuan untuk menyuarakan aspirasi penolakan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah yang berdampak kepada masyarakat. “Aksi hari ini kita menuntut penurunan subsidi BBM, memberantas mafia dibalik kenaikan BBM serta menyadarkan pemerintah agar menyelesaikan permasalahan yang lebih urgent.” Jelasnya pada Jumat (16/09).
Randhika melanjutkan, aksi saat ini dihadiri oleh mahasiswa dari beberapa universitas di Jabar, antara lain Institut Seni Budaya Indonesia Bandung (Isbi), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Komputer Indonesia (Unikom), Universitas Pasundan (Unpas), Universitas Padjajaran (Unpad), Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bandung (STIA LAN), Politeknik Kesehatan Bandung (Poltekkes), Universitas Al-Ghifari, dan Universitas Telkom.
Selain itu, Randhika menambahkan akan mengadakan evaluasi serta melaksanakan konsolidasi kembali sebagai bentuk keseriusan dalam menolak kebijakan pemerintah. Menurutnya aksi ini tetap dijadikan sebagai pemantik untuk eskalasi massa dan respon yang baik dari masyarakat untuk aksi kedepannya.
Adapun terkait hasil dari aksi ini, Presiden Mahasiswa (Presma) Unisba, Darlingga Prasetio menuturkan bahwa massa aksi sudah berhasil membuka pintu gerbang Gedung DPR. Namun, aksi tersebut hanya berhenti sampai disitu saja. “Kita sudah berhasil mendobrak pintu gedung DPR, cuma kita tidak memaksa masuk karena pertama di dalamnya pun tidak ada orang lalu kedua karena dihalangi oleh aparat kepolisian.” Jelasnya pada Jumat (16/09).
Dalam aksi yang berlangsung sejak siang hari ini, salah satu tim medis dari relawan kesehatan Bandung, Jundi Maulana menuturkan telah mempersiapkan alat-alat medis seperti ambulan, tandu serta peralatan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K). Namun untuk peserta aksi yang mengalami luka parah akan dialihkan ke rumah sakit dengan persetujuan pribadi korban serta persetujuan pihak kampus.
“Sebenernya titik evakuasinya di Unisba, cuma kalo lukanya masih ringan kita obatin disini aja dulu karena kita pun akan mobile dan tidak akan berdiam diri hanya di satu titik saja.” Jelasnya pada Jumat (16/09).
Salah satu peserta aksi dari Fakultas Hukum Unisba, Fitrah Wildan merasa bahwa dengan turunnya para mahasiswa ke jalan sebagai bentuk tanggung jawab dalam menyampaikan aspirasi masyarakat. “Tentunya aksi massa dari mahasiswa terus bergelombang sehingga kita akan terus melakukan aksi sampai subsidi BBM itu dikembalikan seperti semula.” Tuturnya pada Jumat (16/09).
Selain Fitrah, peserta aksi dari Fakultas Teknik Unisba, Maulana Malik mengatakan bahwa aksi ini sudah seharusnya dilakukan untuk menyuarakan aspirasi masyarakat dalam penegakan kebijakan yang dibuat. Selain itu juga ia berharap agar para pimpinan DPR dapat hadir serta memberikan pernyataan sikap dalam penolakan kenaikan harga BBM.
Reporter: Syifa Khoirunnisa
Penulis: Melani Sri Intan
Editor: Muhammad Khaira Faiq